Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Kesehatan Dunia (WHO) belum mengumumkan secara resmi bahwa virus Zika menyebabkan mikrosefalus, cacat fisik pada bayi yang menyebabka bayi lahir dengan ukuran kepala lebih kecil dari normal. Kendati demikian, WHO menyebut terdapat keterkaitan antara cacat fisik bayi dengan virus Zika yang menyerang ibu saat hamil.
Kasus mikrosefalus sendiri banyak ditemukan di Brasil yang menjadi pusat penyebaran virus Zika di Amerika Selatan. Namun demikian, virus yang disebarkan nyamuk
Aedes aegypti tersebut terus meluas hingga ke negeri Paman Sam.
Amerika Serikat bahkan telah menggelontorkan dana jutaan dolar untuk menyiasati Zika. Meskipun begitu, virus Zika terus menyebar dan menyebabkan keresahan baru.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) baru-baru ini mengumumkan bahwa tiga bayi yang dilahirkan di AS, positif terkena cacat lahir karena Zika.
Melansir laman
Fox News, kelainan fisik pada bayi karena Zika itu juga terlihat di tiga ibu yang memasuki trimester terakhir kehamilan.
Laporan yang disampaikan CDC pada Kamis (16/6) tersebut merupakan yang pertama yang menyebut bahwa Zika menyebabkan cacat lahir di Amerika Serikat.
Hingga saat ini, CDC menyebutkan terdapat 234 wanita hamil di AS, baik itu penduduk ataupun pengunjung, yang positif terdiagnosis Zika. Kebanyakan kehamilan tersebut masih berlangsung.
Seluruh kasus berkaitan dengan perjalanan ke kawasan epidemi Zika, yakni di Amerika Latin dan Kepulauan Karibia. Tidak ada kasus Zika akibat nyamuk Aedes di AS.
(les)