Jakarta, CNN Indonesia -- Libur panjang telah tiba. Kendaraan tengah mengantre panjang di jalur-jalur mudik. Selain berkumpul dengan keluarga besar, libur Lebaran juga biasanya digunakan untuk menghabiskan waktu bersama orang-orang yang disayang.
Tak heran jika tempat-tempat wisata, terutama di daerah, penuh. Sementara kota besar dengan ribuan pendatang seperti Jakarta, jadi sunyi.
Namun setelah sepekan menikmati berlibur, biasanya ada perasaan mengganjal sebelum kembali beraktivitas pekan depan. Senin menjadi momok menakutkan yang membuat malas. Perasaan itu disebut
Post-Travel Blues.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengutip Huffington Post, orang memang sering merasa rindu untuk kembali melancong, padahal baru beberapa jam tiba di rumah. Itu membuat sebagian orang tidak produktif lagi. Tapi ada tiga cara mengatasi sindrom rindu libur itu.
1. Merencanakan perjalanan berikutnya Selesai bertandang dari sebuah tempat wisata, lebih baik jika langsung merencanakan perjalanan berikutnya. Cari lokasi yang ingin didatangi dan segera persiapkan segalanya, mumpung harga termurah dari hotel dan pesawat masih bisa dicari.
Persiapan perjalanan akan lebih matang dengan sejumlah ulasan dari lokasi wisata tersebut.
Secara logika, itu bisa menjadi cara memotivasi diri. "Ini memaksa saya fokus pada kenyataan, yaitu bekerja. Agar dapat melancong, saya butuh uang, dan untuk mendapatkan uang, saya harus bekerja," kata penulis blog, Bla Aguinaldo.
2. Menyisakan beberapa hari untuk penyesuaianPara pelancong sering memilih waktu tiba kembali di rumah pada sore atau malam hari. Alasannya bisa dipahami, agar waktu liburan lebih teroptimalisasi. Tapi jika esok pagi sudah harus bekerja, tiba larut malam di rumah justru melelahkan. Tubuh pun lebih sulit beradaptasi.
Sebaiknya sisakan beberapa hari sebelum mulai kerja pekan depan. Satu atau dua hari cukup untuk tubuh menyesuaikan diri agar lebih produktif. Waktu itu juga bisa digunakan untuk beristirahat.
3. Mendokumentasikan perjalananMenyimpan kenangan perjalanan melalui kamera bisa mengurangi
Post-Travel Blues. Melihat foto-foto dari perjalanan akan membuat lebih tenang dan bersemangat. Apalagi jika foto-foto itu disertai memori unik yang didapat saat melancong.
Selain melalui foto, kenangan juga bisa diingat melalui tulisan. Setiap rindu melancong timbul, tulisan perjalanan tersebut bisa kembali dibaca dan memori-memori perjalanan pun datang lagi memenuhi benak. Itu membuat bersemangat.
(rsa)