Jakarta, CNN Indonesia -- Niat pulang kampung dan berkumpul bersama keluarga menjadi petaka bagi 12 orang yang meninggal di sepanjang Tol Keluar Brebes Timur. Diduga, beberapa di antara mereka meninggal karena kelelahan, puluhan jam terjebak di jalan.
Menurut Ari Fahrial Syam, dokter dari Divisi Gastroenterologi Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI, kondisi jalanan yang dilalui pemudik terutama tahun ini, memang bisa berdampak fatal bagi kesehatan. Bahkan mengakibatkan kematian.
"Kemungkinan besar mereka itu dehidrasi," ujar Ari saat dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (6/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para pemudik umumnya menggunakan kendaraan berpendingin udara, baik itu mobil pribadi maupun bus. Dalam waktu lama, itu akan menyebabkan orang dehidrasi. Padahal kondisi susah mendapatkan air minum, karena ada di jalan tol.
"Pembantu saya, pasien saya,
extend di jalan sampai 24 jam. Tentu itu di luar prediksi mereka," katanya. Sementara itu, air dijual mahal. Harga satu botol air mineral bisa mencapai Rp50 ribu sampai Rp100 ribu. Padahal dalam kondisi normal saja, manusia butuh minum setidaknya dua liter sehari.
Karena, kata Ari, "Proses dalam tubuh butuh cairan. Untuk pencernaan, sekresi, dan lain-lain. Tubuh juga pasti mengeluarkan cairan, jadi butuh cairan pengganti." Manusia yang tidak minum selama 2x24 jam dalam kondisi normal, bisa gangguan ginjal.
"Kalau dalam kondisi yang lebih buruk, seperti di dalam bus yang tertutup atau stres, tidak perlu menunggu 48 jam pasti dehidrasi," ia melanjutkan.
Tahapan dehidrasi bisa dimulai dengan mulut kering. Kepala juga ikut pusing, lalu temperamen atau emosi mulai bergejolak. "Biasanya jadi pemarah atau gelisah," tutur Ari. Setelah itu, bisa tidak sadarkan diri. Seringkali disangka tidur.
"Padahal itu tubuhnya sudah lemas. Kalau masuk rumah sakit akan langsung diinfus. Tapi ini bagaimana, mau minta pertolongan juga ambulans tidak akan bisa bergerak," Ari menuturkan.
Stres, seperti jika melihat jalanan macet panjang, bisa memperburuk dehidrasi karena dengan demikian asam lambung naik dan jantung berdetak lebih kencang. Kebutuhan air pun meningkat. Apalagi jika kurang oksigen karena banyak orang.
"Orang antre tiket yang berdesak-desakan saja bisa ada yang meninggal," ujar Ari. Ada juga kemungkinan, pemudik menghirup karbondioksida yang keluar dari kendaraan yang terus menyala.
Dengan kondisi yang 'tidak normal' itu, menurut Ari, wajar jika ada orang yang sampai meninggal di tengah kemacetan. Apalagi jika orang itu sudah berusia lanjut atau ada penyakit bawaan, seperti jantung. "Kurang air, kurang oksigen, stres, juga memicu serangan jantung," Ari menambahkan.
Ari menyarankan, sebaiknya pemudik menyiapkan persediaan makanan dan minuman sebelum berangkat. Jalan tol yang sudah macet juga sebaiknya dihindari. Menurutnya, lebih baik mencari jalan alternatif karena mudah mencari pertolongan dan banyak tempat pemberhentian.
Di samping itu, ia juga menuntut adanya tanggung jawab pemerintah. "Jasamarga seharusnya bisa mengatur, kalau tol sudah penuh disetop. Pemerintah daerah juga harus menyiapkan bantuan, termasuk makanan dan minuman."
(rsa)