Mengintip War Room M17

advetorial | CNN Indonesia
Jumat, 26 Agu 2016 00:00 WIB
Sebuah ruangan berbasis digital untuk memantau aktivitas pariwisata.
Foto: adv
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Pariwisata (Kemenpar) membangun War Room M17, sebuah ruangan berbasis digital untuk memantau aktivitas pariwisata. Ruangan yang terletak di lantai 16 Gedung Sapta Pesona, Kemenpar, Jalan Merdeka Barat, Jakarta Pusat itu dibangun dalam rangka mencapai target mengalahkan pariwisata Malaysia di tahun 2017. Seperti apa ruangan tersebut? Teknologi apa yang digunakan?    

Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya menjelaskan terdapat 16 layar LED touch screen yang memantai empat aktivitas utama pariwisata di Indonesia. Sebanyak empat layar digunakan untuk pemasaran mancanegara, empat layar lainnya dipakai untuk pemasaran nusantara.    

"Pergerakan wisatawan mancanegara (wisman) dan wisatawan nusantara (wisnus) bisa dilihat real update dari seluruh penjuru tanah air," kata Arief di Jakarta.    

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Segala keluhan, kritik, saran, testimini baik negatif maupun positif terekam oleh Big Data dan langsung tampil di layar dengan warna merah untuk kritik, hijau untuk komentar baik. Pergerakan wisatawan nusantar dari kota A ke kota B juga terpantau dan dapat dihitung dengan cepat. 

Arief menjelaskan indikator positif maupun negatif didasarkan pada Tour and Travel Competitiveness Index (TTCI), yang merupakan indikator standar di dunia.  Indikator tersebut di antaranya adalah health and hygine, business environment, human resource and labour market, international openess, prioritization of tour and tourism, safety and security, price, tourism service infrastructure, environment suistainability, ground and port infrastructure, air transportation infrastructure, ICT readiness dan tourist service infrastructure.     

"Pertama, kita harus selalu menggunakan global standart, ukuran-ukuran yang dipakai dunia internasional. Kita harus mengukur dan menghitung posisi kita berada dimana? Kalau nggak bisa mengukur, kita nggal akan bisa memanah," jelas Arief.    

Di sayap kanan ruangan, terdapat dashboard Pengembangan Destinasi Pariwisata Nasional. Di sana terdapat laporan perkembangan 10 top destinasi secara langsung, dengan kamera CCTV yang sudah terpasang dan  bergerak.    

"Misalnya pengembangan kawasan dari land clearing,  ground breaking, pembangunan fisik selesai berapa persen, progres report-nya langsung terpantau dari layar," tutur Arief.     Khusus Kelembagaan dan SDM, ada di layar monior sayap kanan, yang setiap bulan akan diperbaharui. Data yang diperbaharui adalah jumlah SDM yang sudah disertifikasi, jumlah daerah yang sudah dilatih, target pencapaian    

"Kita bisa pantau target berapa? Harus disediakan SDM dengan kualifikasi apa? Berapa banyak suplai tenaga kerja yang dibutuhkan?" kata Arief.    

Arief menambahkan saat ini pihak tengah membangun koneksi host to host dengan imigrasi dan Kementerian Hukum dan HAM, agar setiap wisman yang masuk melalui pintu imigrasi terdata oleh Kemenpar.    

"Memang hanya data-data teknis terkait organisasi, umur, laki atau perempuan. Karena itu yang dibutuhkan untuk menganalisa pasar berdasarkan timeline maupun organisasi," kata Arief.    

Arief selalu berpatokan hasil yang luar biasa caranya pasti tidak biasa. Hasil yang luar biasa didapatkan dengan cara yang tidak biasa.     "Caranya adalah go digital. Karena semakin digital semakin personal, semakin digital, semakin global dan semakin profesional," tandasnya.     Semua lini, mulai dari marketing (pemasaran), pengbangan destinasi dan industri, sampai kelembagaan dan SDM, semua berbasis pada digital. Dashboard M17 pun  juga menggunakan teknologi digital. Hal ini merupakan bagian dari winning for the future customers. (sai/sai)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER