Ultraviolet, Restoran Paling Inovatif di Dunia

Rahman Indra | CNN Indonesia
Senin, 29 Agu 2016 05:49 WIB
Jika sebuah restoran biasanya berada di dalam sebuah gedung, restoran ini malah berada di dalam bus dan hanya mempunyai kapasitas hingga 10 orang.
Dilengkapi dengan permainan video, musik dan wangi aromaterapi, Ultraviolet berpotensi menjadi restoran paling inovatif di dunia. (Thinkstock/Nomadsoul1)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pengalaman menyantap makanan ternyata tidak hanya datang dari makanan semata, tapi juga dari ruangan tempat menyantapnya.

Begitulah kira-kira yang ada dalam benak Paul Pairet, pria asal Prancis yang juga pernah meraih penghargaan sebagai Chef's Choice Award dalam gelaran Asia's 50 Best Restaurant Awards 2016.

Dikutip dari laman CNN, Paul menyulap restoran Ultraviolet miliknya dengan menambahkan teknologi multi-sensor canggih yang membuat pengunjung mendapati pengalaman menyantap berbeda yang mungkin tidak pernah dirasakan sebelumnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jika sebuah restoran biasanya berada di dalam sebuah gedung, Restoran Ultraviolet berada di dalam bus, dengan kapasitas hingga 10 orang. 

Pengalaman unik sudah dapat dirasakan saat pertama kali masuk ke restoran ini. Sebuah meja panjang dilengkapi dengan permainan cahaya atau video dipantulkan ke dinding dan meja, ditemani iringan musik, serta pelayan dengan lilin yang menebar aroma khusus.

Sebagai bocoran, pengunjung pertama kali akan mendapati 'rokok foie grass' yang disajikan dalam asbak, dengan wangi yang menusuk hidung.

Sembari menikmati menu unik ini, restoran memainkan bunyi rintik hujan serta suara tawa yang muncul dari video Super Mario Bros.

Penyajian menu berikutnya juga disajikan dengan cara yang kurang lebih sama, yang bermain-main dengan indra penglihatan, pendengaran dan juga penciuman.

"Total ada 22 jenis makanan, dan di setiapnya akan diiringi dengan atmosfer yang berbeda-beda,” ujar Paul.

Permainan video yang ditembakkan ke dinding pun berganti dalam hitungan detik, dari mulai ruang angkasa, lalu grafiti, hall berwarna putih terang, hingga grup musik the Beatles berlatar bendera Union Jack.

"Selain permainan teknologi, menu yang disajikan juga akan membuat bernostalgia," ujar Paul menambahkan.

Hingga di akhir 'pertunjukan', Paul kembali menyiapkan kejutan.

"Di akhir santapan, akan ada kejutan yang mungkin akan menjadi momen penting, sesuatu yang mungkin tidak akan ditemukan di restoran lainnya," ujar dia.

Lahir dan belajar memasak di Prancis, Paul datang ke Shanghai pada 2005 dan membuka restoran Ultraviolet tujuh tahun kemudian.

"Saya pilih Shanghai karena semua ada di sini, energi, atmosfer, dan tempat yang pas untuk menerapkan gagasan ini," ujar Paul.

Untuk mencicipi pengalaman di restorannya ini, Paul mematok harga sebesar Rp13 juta. Memang angka fantastis buat pengalaman kuliner, akan tetapi diyakini sebanding dengan pengalaman yang ditawarkannya.

(rah/rah)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER