'Ancaman' Candi Borobudur dan Prambanan bagi Generasi Muda

Rahman Indra | CNN Indonesia
Rabu, 31 Agu 2016 10:09 WIB
Love or Lost, 'ancaman' bagi generasi muda bila tidak ingin kehilangan situs Warisan Dunia di Indonesia yang teramat berharga.
Candi Borobudur (ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/ss/kye/15)
Jakarta, CNN Indonesia -- Tahun ini, tepat 25 tahun Candi Borobudur dan Prambanan ditetapkan oleh UNESCO sebagai situs Warisan Dunia. Sepanjang masa itu telah banyak upaya pelestarian yang dilakukan. Namun hal buruk yang mengancam kelestarian candi terus membayangi.

“Kali ini, kami ingin mengajak anak-anak muda turut terlibat dalam upaya pelestarian dengan meluncurkan program kompetisi: cintai atau kita akan kehilangan Warisan Dunia,” ujar Direktur Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Nadjamuddin Ramly, di Kompleks Kemendikbud, Senayan, Jakarta, pada Selasa (30/8).

Ditambahkan Nadjamuddin, upaya untuk mengajak generasi muda yang tak asing dengan media sosial dalam kompetisi Love or Lost ini tak lain karena mereka dianggap memiliki peran penting dalam program pelestarian warisan dunia di Indonesia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengutip UNESCO, Nadjamuddin mengatakan generasi muda bagaimanapun adalah tulang punggung dunia, dan diyakini akan memengaruhi keberadaan Warisan Dunia di masa mendatang.

“Ketika anak muda bukan lagi objek, tapi subjek, mereka akan merasa memiliki, sehingga akan mati-matian menjaga Warisan Dunia,” tambah dia.

Kompetisi Love or Lost

Kompetisi Love or Lost, sudah diawali dengan peluncuran situs web www.loveorlostid.com pada awal Agustus lalu. Selain mengenalkan program, panitia juga kemudian mulai menerima materi kompetisi pada pekan ke-tiga Agustus lalu hingga batas waktu penerimaan karya pada 7 Oktober 2016.

Kompetisi ini terdiri dari lima kategori, yakni foto, meme, stand up comedy, penulisan blog, dan video blog. Setiap peserta, siswa Sekolah Menegah Atas di seluruh daerah di Indonesia, dapat mengirimkan materinya yang berhubungan dengan situs Warisan Dunia seperti Candi Borobudur dan Prambanan melalui www.loveorlostid.com.

Panitia, menurut Kepala Seksi Pengelolaan, Subdit Warisan Budaya Benda Dunia Anton Wibisono, juga telah menggencarkan promo kompetisi ke sekolah-sekolah, kampanye dan penjaringan peserta melalui radio serta pameran Warisan Dunia di beberapa kota.

Di akhir kompetisi, panitia akan memilih 20 pemenang yang nantinya akan mendapat kesempatan untuk mengikuti pelatihan di situs Candi Borobudur, Candi Prambanan dan Manusia Purba Sangiran selama tujuh hari. Menggunakan konsep residensi, mereka akan tinggal bersama masyarakat, sehingga benar-benar memahami pelestarian Warisan Dunia. Kegiatan residensi ini berlangsung di minggu pertama November mendatang.

Selain menggelar kompetisi, pemerintah juga akan mengikuti pameran dan pengiriman delegasi budaya ke Paris, Prancis, yang merupakan agenda tetap UNESCO. Acara puncak perayaan 25 tahun penetapan Borobudur dan Prambanan sebagai situs Warisan Dunia juga akan diselenggarakan di Borobudur pada 12 Desember 2016.

Pelestarian Candi

Dalam kesempatan tersebut, Nadjamuddin juga menggambarkan betapa dalam rentang 25 tahun ada banyak peristiwa yang dialami oleh Candi Borobudur dan Prambanan.

Peristiwa tersebut di antaranya bencana alam seperti letusan gunung Kelud atau Merapi, ulah tangan manusia yang usil menyentuh atau memanjat stupa, ada juga penggunaan lahan zona tiga candi sebagai tempat konser musik.

“Ke depan kita juga akan perketat jumlah pengunjung yang datang ke candi, mungkin 100 per hari,” ujarnya menambahkan.

Pengetatan jumlah pengunjung, kata Nadjamuddin, dilakukan mengingat pengunjung candi kadang dapat mencapai angka ribuan yang jika dilihat lebih jauh membahayakan posisi candi, karena menanggung beban berat dapat membuatnya bergeser.

Beberapa waktu lalu, pemerintah telah menegur produsen minuman berenergi Red Bull yang membuat iklan dengan model yang  berlari, melompat dan salto di atas Candi Borobudur. Mereka, kata Nadjamuddin, telah minta maaf melalui media cetak nasional dan daerah. Dia berharap tidak ada lagi kasus serupa di kemudian hari.

Ia menegaskan, “Setiap pihak yang ingin melakukan sesuatu, atau jurnalis ingin buat video di sana, mesti meminta persetujuan dari direktorat."

(rah/vga)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER