Batam, Kota Paling Rentan Terinfeksi Virus Zika

Munaya Nasiri | CNN Indonesia
Jumat, 02 Sep 2016 08:32 WIB
Karena posisinya yang berdekatan dengan Singapura, kota Batam dianggap berpotensi besar menjadi kawasan paling rentan terjangkit Zika.
Bayi yang terjangkit virus zika dan mengalami mikrosefalus (REUTERS/Ueslei Marcelino)
Jakarta, CNN Indonesia -- Singapura sedang bersiaga menghadapi virus Zika. Pada Selasa (30/8) lalu, sudah terdapat 82 kasus Zika di sana. Posisi Singapura yang dekat dengan Indonesia, membuat Kementerian Kesehatan RI mulai meningkatkan kewaspadaan terhadap adanya kemungkinan masuknya virus tersebut ke Indonesia.

Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, dr. H. Mohamad Subuh, MPPM mengungkapkan bahwa sampai saat ini, ia menyatakan bahwa Indonesia masih bersih dari virus Zika. "Tapi, selama ada nyamuk Aedes Aegypti, berarti masih ada kemungkinan virus Zika itu terbawa sampai Indonesia, karena Indonesia adalah daerah endemis DBD," ujar Subuh kepada CNNIndonesia.com.

Ia menambahkan bahwa kini status Indonesia berada pada golongan 'country with possible endemic transmition' dan bukan 'on going transmition'.
 
“Yang paling rentan (terjangkit zika) adalah Batam. Karena transportasi feri setiap harinya mencapai 30 kapal. Batam itu begitu dekat dan terbuka dengan Singapura,” kata dia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagai langkah preventif, Kemenkes RI memberikan health alert card kepada para pendatang dari Singapura yang masuk ke Indonesia melalui berbagai pintu kedatangan internasional. Dalam kartu, para pendatang diminta untuk menulis nama, usia, nomor penerbangan, nama maskapai, nomor tempat duduk, dan alamat tinggal.

Pada kartu itu kemudian akan tertulis informasi mengenai virus Zika, “ ika Anda berada di rumah selama tujuh sampai sepuluh hari dan mengalami ciri-ciri seperti gejala Zika, harap memeriksakan diri dengan membawa kartu tersebut.”

Mekanisme Pencegahan Zika di Bandara dan Pelabuhan

Dalam kartu kesehatan berisi beragam informasi mengenai virus Zika, "jika Anda berada di rumah selama tujuh sampai sepuluh hari dan mengalami ciri-ciri seperti gejala Zika, harap memeriksakan diri dengan membawa kartu tersebut."

Setelahnya, penumpang akan melewati thermal scanner untuk pengecekan suhu tubuh. "Tapi, kalau belum masuk masa inkubasi, virus itu tak bisa terdeteksi," kata Subuh. Jika nantinya terdapat penumpang yang memiliki suhu tubuh di atas rata-rata, maka tim medis dari Kantor Kesehatan Pelabuhan akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Subuh menjelaskan, “Kalau ada yang terlihat bermasalah, kami akan beri tahu  bahwa suhu tubuh dia di atas rata-rata, dan akan langsung kami lakukan pengecekan. Kemungkinan akan langsung diambil darah saat itu juga. Tapi, sampai saat ini belum ada kasus seperti itu."

Pemberian health alert card sendiri akan dilakukan selama kasus-kasus virus Zika ini belum mereda. "Penumpang dari Thailand sudah tidak kami beri kartu itu karena mereka sudah mengklaim bahwa negaranya sudah reda. Nanti kalau Singapura juga klaim hal yang sama, pemberian kartu juga akan kami stop," kata Subuh.

Hingga kini, Subuh menyatakan bahwa di Indonesia belum ditemukan adanya virus Zika yang positif. Ia pun meminta kepada masyarakat agar membantu pemerintah dengan cara memeriksakan diri jika terdapat ciri-ciri yang serupa dengan virus Zika.

"Ciri-cirinya itu sangat mirip dengan Dengue Fever (demam berdarah). Makanya setiap yang terkena demam berdarah, juga diperiksa untuk virus Zika," papar Subuh.

"Masyarakat tidak perlu panik. Ini bukan kasus baru, dan sistem kami sudah berjalan sejak Januari," tegas Subuh.
  (chs)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER