Bukit Bintang, Rasakan Euforia Festival Payung Indonesia

adv | CNN Indonesia
Senin, 05 Sep 2016 14:04 WIB
Kemenpar kembali men-support kegiatan Festival Payung Indonesia untuk yang kedua kalinya.
Foto: adv
Jakarta, CNN Indonesia -- Kemenpar kembali men-support kegiatan Festival Payung Indonesia untuk yang kedua kalinya. Kegiatan Festival Payung Indonesia 2016 kali ini akan digelar di Solo, Jawa Tengah. Festival tersebut akan digelar di Taman Balekambang pada tanggal 23 hingga 25 September mendatang. Taman Balekambang dipilih karena memiliki nilai historis tersendiri bagi warga Kota Bengawan.

Taman Balekambang dibangun oleh KGPAA Mangkunegara VII untuk kedua putrinya, GRAy Partini dan GRAy Partinah. Taman Balekambang memiliki luas 9.8 ha. Di sana ada kolam besar dan dua patung putri sebagai lambing kedua putri raja Mangkunegara VII.

"Festival ini adalah festival yang mempertemukan pelaku Industri kreatif kreasi payung, penggiat pelaku seni karnaval, dan masyarakat untuk melestarikan seni kerajinan payung Indonesia. Terima kasih Kemenpar yang terus perduli dengan kegiatan di daerah yang berpotensi juga mendatangkan wisatawan," ujar Ketua Panitia Kegiatan FPI 2016 Heru Mataya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Heru juga mengungkapkan bahwa nantinya pagelaran Pasar Payung yang akan menjadi central pelaksanaan. Selain itu, akan dilaksanakan juga Karnaval Payung, Solo Dance Festival, Pentas Tari Payung, Fashion Show Payung, Pameran dan Lomba Foto, Workshop dan Melukis Payung, Sarasehan dan Refleksi, SERTA Workshop World Culture Forum.

"Ini karya seni yang indah dan berpotensi mendatangkan wisatawan. Buktinya, event FPI tahun ini, selain akan dimeriahkan dengan berbagai kerajinan payung dari dalam negeri, panitia juga akan menampilkan kerajinan payung dari sejumlah negara Asia, seperti Kamboja, Thailand, Jepang, dan Tiongkok. Besar kemungkinan akan bertambah lagi," ujar Heru.

Perhelatan ini telak dilaksanakan untuk kedua kalinya. Tahun 2015 lalu, Festival ini digelar di tempat yang sama dan pada bulan yang sama. Menurut Heru, berbagai persiapan kini tengah dilakukan panitia. Persiapan itu termasuk mendatangkan pengrajin dari berbagai kota. Panitia juga sudah mulai melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait penyelenggaraan FPI tahun ini. Salah satunya melalui kegiatan pra-event yang dilangsungkan di kawasan CFD Solo, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu.

Sejumlah kerajinan payung akan ditampilkan, antara lain dari Juwiring dan Klaten. Uniknya, pada event kali ini panitia lebih mengeksplorasi sajian kerajinan dengan menampilkan batik yang ada di seluruh nusantara.

"Adanya pra-event yang kami laksanakan agar masyarakat luas juga mengenal jenis payung tradisional yang ada di Indonesia. Kami berharap masyarakat tidak hanya melestarikan payung, namun juga mengembangkan payung untuk menjadi sebuah kesenian kreasi baru," kata Heru.

Asisten Deputi Pengembangan Segmen Pasar Personal Kementerian Pariwisata, Raseno Arya mengatakan bahwa wisatawan seharusnya tidak hanya mengunjungi Bali saja. Kata Raseno, Joglosemar atau Jogja-Solo-Semarang, juga masuk daerah yang di-branding dalam pemasaran pariwisata internasional oleh Kemenpar.

Kemenpar memang terus progresif memperkenalkan destinasi pariwisata dengan berbagai skema. Terutama dalam hal menciptakan objek atraksi baru Bali and Beyond. Solo termasuk dalam skema Bali-Bali baru atau Joglosemar (Jogjakarta-Solo-Semarang).

Sebab, ketiga daerah memiliki potensi di bidang budaya, belanja, dan kuliner untuk mendongkrak kunjungan wisatawan mancanegara (wisman). "Semoga wisatawan juga membuat paketnya ke Solo setelah mengetahui daerah kita yang lain dan berkembangnya festival kita di daerah termasuk FPI. Karena salah satu alasan turis mancanegara datang ke Indonesia adalah melihat wisata alam budaya dan karya manusia. Sesuai portofolio pasar pariwisata sektor wisata alam menyumbang 35% dan buatan manusia 5%," ujar Raseno, menyebutkan portofolio bisnis pariwisata yang diyakini Menpar Arief Yahya itu.

Wisata budaya menyumbang pasar terbesar mencapai 60%. Wisata budaya terbagi lagi menjadi warisan budaya dan sejarah sebesar 20%, belanja dan kuliner 45%, serta wisata kota dan desa sebesar 35%. Berdasarkan data tersebut, Kota Jogja, Solo, dan Semarang, layak masuk daftar daerah yang di-branding dalam pemasaran pariwisata internasional.

Kota Jogja, Solo, maupun Semarang bisa mengusulkan pilihan tematik keunggulan daerahnya masing-masing untuk branding pemasaran di mancanegara. Misalnya, keris, batik, serta beragam kekayaan budaya maupun kulinernya. Khusus Kota Jogja Kemenpar menargetkan 100 ribu wisman atau naik 11,11%. Sebab di tahun sebelumnya Jogja sudah dikunjungi sebanyak 90 ribu orang. Sementara Solo ditargetkan mampu mendatangkan 30 ribu wisman atau naik 100 % dibanding tahun sebelumnya yang hanya 15 ribu orang.

"Bandara Adisucipto dan Ahmad Yani yang masuk great Yogyakarta memiliki kontribusi besar sebagai pintu masuk utama wisman. Bisa dikunjungi setelah dari Bali atau sesudah dari Semarang dan Jogja," kata Raseno.

Jogjakarta dan Semarang juga sudah memiliki 3A, yang dipopulerkan Menpar Arief Yahya dengan atraksi, akses, dan Amenitas. Hotel, resto, kafe, mal, convention center, exhibition termasuk dalam amenitas, yang memang harus disiapkan untuk semua level. "Jika ingin menggenjot wisman, maka akomodasi dan segala kelengkapannya harus disiapkan dengan baik juga," ujar Raseno.

Raseno juga meminta diaktifkannya connection Joglosemar. Dengan demikian, masing-masing bandara sudah berstatus internasional."Jadi kelak orang mau ke Joglosemar, bisa via Adi Sucipto Jogja, Adi Sumarmo Solo, dan Ahmad Yani Semarang, lalu dikoneksi melalui overland, jalur darat. Mari kita sukseskan semua potensi Pariwisata kita," tutup Raseno
"Payung memang kreasi yang unik dan punya teste yang artistic," sebut Rizki Handayani, Asdep Pengembangan Pemasaran Mancanegara Wilayah ASEAN di Kuala Lumpur.

Dekorasi payung selalu menghiasi desain festival yang digelar Kementerian pimpinan Arief Yahya, mantan Dirut PT Telkom. Sejak Peringatan Konferensi Asia Afrika 2015, Festival Payung Solo 2015, Festival Kuliner Manado 2016, hingga peringatan Hari Kartini 2016 Jakarta, semuanya menampilkan warna-warni payung. Bahkan di Bukit Bintang Street Festival, Kuala Lumpur Malaysia yang digelar pada tanggal 1 hingga 4 September lalu, juga menggunakan desain koridor mall dengan warna-warni paying. (odh/odh)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER