Jakarta, CNN Indonesia -- Banyak orang rela bekerja keras atau melakukan apa pun demi bisa berlibur. Tak hanya menabung, mereka juga 'tega' menunda tagihan pembayaran yang lain agar bisa membeli tiket untuk berwisata.
Hal ini telah dibuktikan melalui sebuah survei yang dilansir
Lonely Planet. Survei tersebut melibat dua ribu orang Inggris yang dalam kurun satu tahun belakangan meluangkan waktu untuk berlibur.
Hasilnya, sebanyak 31 persen mengaku sengaja melewatkan pembayaran tagihan untuk mendanai liburan ke luar negeri. Sepertiga dari responden tersebut, sebanyak 21 persen, menunda pembayaran pajak, 19 persen tidak membayar tagihan telepon, 17 persen melewatkan tagihan televisi, dan 13 persen tidak membayar tagihan listrik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun beberapa wisatawan tetap bersikap bijaksana. Setidaknya 54 persen responden mengungkapkan bahwa mereka tidak akan mengabaikan tagihan hanya untuk berlibur.
Untuk itu, mereka mencari cara lain guna mendanai perjalanannya. Beragam jawaban pun diperoleh dari survei tersebut, mulai dari menabung (41 persen), menggunakan kartu kredit (31 persen), menggunakan gaji (sepuluh persen), dan meminjam ke bank (delapan persen).
Sunshine.co.uk, selaku penyelenggara survei, mengatakan bahwa bagi wisatawan yang rela menunda tagihan demi berlibur harus memikir konsekuensi jangka panjang yang akan dihadapi.
"Akan ada biaya tambahan di masa mendatang dan itu akan muncul di laporan kartu kredit Anda, sehingga membuat Anda terlihat tidak terpercaya dan tidak bertanggung jawab terhadap uang Anda."
Jika para wisatawan benar-benar telah penat dengan kegiatan harian, terdapat beberapa perusahaan yang bisa membantu Anda berlibur tanpa harus membayar biaya perjalanan di muka.
Misalnya, CheapAir.com yang sudah bekerja sama dengan Affirm, perusahaan pelayanan keuangan, untuk membayar tiket pesawat dan akomodasi dengan cicilan selama satu hingga 12 bulan.
Begitu pula Expedia yang memungkinkan wisatawan untuk membayar dengan cara angsuran, dengan catatan hanya berlaku bagi pemesanan hotel seharga lebih dari US$200 (Rp2,6 juta).
(vga/vga)