Jakarta, CNN Indonesia -- Pada tanggal 17-18 September lalu, digelar Cross Border Festival Wonderful Indonesia di Sambas, Kalimantan Barat. Di sana Insan pariwisata bebas mengekspresikan rasa puas selama dua hari Festival Cross Border digelar. Festival tersebut bisa dibilang sukses dan layak diberi emoji bergambar tiga jempol.
“Pada hari Sabtu, 17 September jumlah pelintas batas tercatat 1.105 wisman. Sementara pada hari Minggu 18 September naik lagi 2.227 orang Malaysia yang menonton festival,” sebut Rizki Handayani Mustafa, Asdep Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Wilayah ASEAN.
Angka itu dibenarkan oleh Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kemenpar, I Gde Pitana. Kini, Pitana memang semakin fokus dalam menggarap pasar cross border tourism itu. Jempol pertama untuk capaian angka sebesar 3.332 wisman. Angka itu naik 300% dibandingkan dengan festival serupa di Entikong, yang kotanya lebih besar. Artinya, event di perbatasan kian populer dan diminati masyarakat di negeri tetangga.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Tidak sia-sia, festival ini sukses dan berimbas mendatangkan wisman. Konkret,” kata I Gde Pitana.
Pitana melanjutkan bahwa jempol kedua diberikan untuk kesuksesan pelaksanaan acara di lapangan. Sebab, event tersebut dibuat dengan skema pengaturan dan koordinasi yang cukup menyita waktu dan perhatian. Koordinasi keamanan, penghitungan pelintas batas, hingga promosi di wilayah Malaysia, semua itu dijalankan dengan sabar dan penuh tanggung jawab. “Pelaksanaannya lancar, tidak ada
hambatan, dan semua puas dengan Festival Cross Border itu,” katanya.
Menpar Arief Yahya juga menambahkan jempol ketiga. Hal itu dikarenakan keramaian festival turut membuat suasana Sambas dan sekitarnya menjadi lebih ramai, heboh, dan hidup. Ekonomi masyarakat pun ikut terdongkrak. Kegiatan ekonomi dan sektor informal kian tumbuh. Selain itu, masyarakat juga meminta agar event seperti ini jangan sampai berhenti di tengah jalan.
“Negara hadir untuk menghibur masyarakat di kawasan perbatasan, sebut saja masyarakat terdepan yang berbatasan dengan negara tetangga. Ini penting agar mereka semakin bangga dengan Merah Putih,” ujar Arief Yahya, Menteri Pariwisata RI.
Tiga jempol sudah cukup meyakinkan bahwa cross border tourism merupakan pasar yang sangat potensial. Berikutnya hanya menunggu daerah (Pemda) membangun destinasi di wilayahnya. Hal tersebut dimaksudkan agar lama hari tinggalnya lebih banyak. Potensi alam dan budayanya sudah harus dikebut. Tujuannya agar destinasi wisata di sana semakin populer dan diminati oleh orang Malaysia.
“Semakin banyak orang berwisata, semakin maju daerahnnya, semakin makmur masyarakatnya,” kata Arief Yahya.
Sejak awal tahun, mantan Dirut PT Telkom ini memang sudah menginstruksikan agar semua crossborder digelar festival. Minimal ada sajian musik dengan bintang dari Jakarta. Sebab, orang Malaysia itu suka dengan musik di tanah air. Dari Kepri, Batam, Bintan, Entikong, Aruk, Atambua, Dili, PNG Papua, dan masih banyak titik lain yang punya potensi.
“Promosikan yang bagus, agar news value-nya lebih besar dan dapat memperkuat brand Wonderful Indonesia,” kata Arief Yahya.
Pitana juga menambahkan bahwa misi penyelenggaraan acara ini untuk mencapaian target kunjungan 12 juta wisman di tahun 2016. Selain itu, untuk ajang promosi Wonderful Indonesia ditingkat internasional. Khususnya untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dari Malaysia. Di samping itu, Kementerian Pariwisata juga sudah berusaha untuk menampilkan salah satu daya tarik atau atraksi wisata unggulan pada Festival Wonderful Indonesia. Usaha tersebut dilakukan melalui Festival dan pertunjukan seni budaya.
“Di antara 19 pintu masuk wisatawan ke Indonesia, border Aruk yang berbatasan dengan Sarawak dapat menjadi salah satu penyumbang besar masuknya wisman. Ke depannya, Pemda setempat akan bersinergi dengan industri pariwisata untuk menumbuhkembangkan festival-festival di Sambas, mengingat potensi border tourism di sana dapat dikatakan luar biasa. Masyarakat juga senang karena ekonominya ikut terdongkrak,” tambah I Gede Pitana.
Kabupaten Sambas, Kalbar memang berpotensi menjadi gate way atau pintu gerbang untuk mendatangkan wisman Malaysia. Oleh sebab itu, di setiap festival selalu disiapkan rangkaian kegiatan berupa pentas seni dan budaya, artis lokal dan nasional, kesenian tradisional dayak, bazaar kuliner dan multiproduk, serta lomba-lomba daerah. Selain itu semua, tentu saja dikedepankan kekayaan seni budaya tradisional serta keanekaragaman kuliner Indonesia, khususnya Kabupaten Sambas. Karenanya, acara ini diikuti oleh masyarakat sekitar.
Di tahun 2016 ini Kemenpar menargetkan kunjungan 12 juta wisman atau tumbuh sebesar 20% dibandingkan capaian kunjungan wisman sebesar 10,4 juta pada tahun 2015 lalu. Menurut data BPS, jumlah kunjungan wisman ke Indonesia tahun 2015 sebesar 10.406.759 wisman. Jumlah itu terdiri atas, wisman melalui 19 pintu masuk (19 point of entry) sebagai foreign visitor sebanyak 9.729.350 wisman atau sebesar 93,49%, kunjungan singkat wisman selama setahun atau other short foreigner visitors in 1 year sebanyak 306.540 wisman atau sebesasr 2,95%, dan melalui pintu perbatasan atau foreigners who enter througt the cross border post sebanyak 370.869 wisman atau 3,56%.
Oleh karena itu, diharapkan kunjungan wisman lewat pintu perbatasan (foreigners who enter througt the cross border post) tahun 2016 akan meningkat secara signifikan. Dengan begitu, berbagai strategi promosi seperti menggelar WIF di daerah cross border akan ditingkatkan dan digelar lebih menarik, sehingga dapat memajukan Kabupaten Sambas sebagai salah satu destinasi pariwisata berdaya saing.
(odh/odh)