Jakarta, CNN Indonesia -- Kekayaan akan bumbu dan rempah membuat makanan khas Indonesia sangat menggugah bagi orang yang menyantapnya. Bahkan dunia internasional pun mengakui bahwa makanan Indonesia sangatlah kaya rasa. Hal ini juga dirasakan oleh warga negara Australia di Perth yang mengagumi kuliber Indonesia pada acara Indonesia Culinary and Promotion Wonderful Indonesia, Minggu (2/10), di Avocado Cafe Kelmscott City of Armadale, Perth Australia. Acara yang digelar Kementerian Pariwisata ini berhasil menarik perhatian warga Perth untuk mencicipi kuliner Indonesia.
Henry Zelones, Mayor Of Armadale mengungkapkan bahwa sajian kuliner Indonesia sangat menggugah. "Sangat tepat promosi dengan memperkenalkan masakan Indonesia di Armadale, Perth ini. Masyarakat kami populasinya saat ini semakin banyak dan bertambah yang bermukim di wilayah kami. Masakan Indonesia begitu nikmat dan rasanya kuat dan berbeda," ujarnya sambil menikmati nasi tumpeng khas Indonesia usai acara pembukaan.
Tampilan Avocado Café disulap menjadi kafe ala Indonesia. Seperti dihiasi oleh
branding Wonderful Indonesia, atapnya menjadi bendera merah putih, keindahan Pulau Komodo hingga Borobudur di pintu masuk, dan pelayanan informasi bebas Visa Australia dan 169 negara lain. Hal ini membuktikan bahwa Menteri Pariwisata, Arief Yahya memang peduli untuk promosi bebas visa kunjungan Australia ke Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam acara pembukaan, hadir pula Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Kemenpar - I Gde Pitana dan Kepala Bidang Festival Asdep Pengembangan Pemasaran Asia Pasifik - Adela Raung serta ratusan pengunjung yang hadir ke acara tersebut. Sebelumnya, acara ini direncanakan digelar di Araluen Botanic Park, Perth Australia. Namun akhirnya dipindahkan ke Avocado Café kondisi alam dan cuaca yang buruk.
Ratna Hartoyo selaku Panitia Pelaksana Lokal mengungkapkan bahwa angin kencang dan hujan deras di Perth yang melanda beberapa hari terakhir ini membuat pemerintah setempat dan pengelola Araluen Botanic Park menutup taman. Ini dikarenakan banyaknya pohon tumbang yang membahayakan keselamatan pengunjung. Biarpun ada perubahaan rencana lokasi acara, antusiasme masyarakat Perth tetap tinggi.
Profesor I Gde Pitana juga mengatakan bahwa kegiatan promosi dengan mengedepankan masakan atau kuliner Indonesia adalah cara yang efektif untuk Pariwisata Indonesia. Pasalnya, masakan Indonesia bukan makanan yang menyajikan rasa enak saja, tetapi ada nilai sejarah, teori, dan filosofinya. "Kuliner itu adalah sebagai kultur diplomasi bangsa kita, ini cara yang sangat baik," tukasnya.
Pitana menambahkan bahwa setiap negara mengedepankan kuliner sebagai pintu masuk ke negaranya, untuk memperkenalkan negaranya, meningkatkan
country image negaranyanya, dan
branding sebagai ciri khas setiap negara. Menurut Pitana, sejauh ini ada tiga makanan khas Indonesia yang sudah menjadi
country image di mata internasional, yakni Nasi Goreng, Rendang dan Soto.
"Jadi ini berproses, kita lihat nanti bagaimana tiga makanan khas kita itu yang akan dan paling menonjol. Semakin banyak unggulan di makanan kita, semakin banyak pintu masuk ke negara kita, semakin banyak makanan yang dikenal oleh wisatawan,
country image ke negara kita semakin baik. Kita harapkan kita bisa memperkenalan Indonesia melalui kuliner kita," tambahnya.
Nasi Goreng, Soto Ayam dan Rendang tak perlu diragukan lagi cita rasanya. Faktanya, ketiga makanan ini menjadi idola para wisatawan. Selain ketiga menu tersebut, juga tersedia Kambing Guling, Nasi Liwet, Gudeg Jogja, Soto Ambengan, Risols, Tahu Isi, Nasi Kuning, Cendol, Kue Ku, Kue Bugis, HINGGA Ketupat dalam acara pameran kuliner.
Acara ini merupakan salah satu bentuk perjuangan Kemenpar mendatangkan wisatawan, khususnya wisatawan dari Perth yang jumlahnya lebih dari 1,5 juta orang. Acara ini juga merupakan sebuah usaha untuk menjaga kecintaan dan kerinduan Australia terhadap Indonesia yang memiliki kebiasaan makan bersama di luar bersama keluarga dan kerabatnya.
Dipilihnya Australia sebagai lokasi acara mengenalkan kuliner Indonesia ini memiliki alasan yang dinilai tepat. Ini dikarenakan Australia menjadikan Bali sebagai the
second home. Selain itu, Indonesia adalah negara yang paling mudah dikunjungi bagi warga Australia karena bisa dikunjungi dengan biaya berlibur yang tidak mahal dan mendapatkan tujuan destinasi yang indah dengan penerbangan yang mudah.
Tak hanya sajian kuliner saja, informasi mengenai kunjungan bebas visa juga dihadirkan di acara tersebut. Ini merupakan satu bidikan kebijakan deregulasi yang sedang dipromosikan di Australia adalah bebas visa kunjungan (BVK). Dalam kurun tiga bulan berturut-turut, yakni April, Mei, hingga Juni 2016 masyarakat Australia merupakan angka terbanyak terbang ke Indonesia.
Merujuk pada data terkini yang dilansir Australia Bureau of Statistics menyebutkan tujuan utama dan peringkat pertama orang-orang Negeri Kanguru itu berwisata ke Indonesia. Terdapat 108,5 ribu wisatawan Australia, naik 16,4% dari capaian tahun 2015 yang tercatat 92,8 ribu, juga naik 1,3% dari bulan sebelumnya, yakni bulan April 2016 yang tercatat 106,6 ribu.
Angka tersebut kembali mengalahkan New Zealand yang dari waktu ke waktu selalu selalu menjadi nemenpati puncak tangga. Bulan Mei 2016, wisatawan Australia ke Selandia Baru itu tercatat 104,6 ribu. Bulan April 2016, juga kalah dengan capaian 99,4 ribu
outbond Aussie ke Selandia Baru dibandingkan dengan Indonesia yang menembus 105,5 ribu wisatawan mancanegara.
(odh/odh)