Banyak Tindak Kriminal, Paris Berusaha Pulihkan Citra

Endro Priherdityo | CNN Indonesia
Selasa, 04 Okt 2016 20:18 WIB
Sebelum perampokan Kim Kardashian, Paris sempat mendapat serangan dari kelompok teroris ISIS. Kini, mereka berjuang memulihkan citra wisatanya.
Paris, Prancis (Unsplash/Rob Potvin)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kota Paris, Prancis, seakan mendapat satu lagi cobaan untuk memulihkan reputasi mereka sebagai tujuan wisata yang aman dan nyaman, setelah kasus penyekapan dan perampokan dialami oleh selebriti Kim Kardashian, pada Minggu (2/10) dini hari.

Dikutip dari International Business Times, saat ini pemerintahan Paris sedang menyusun sejumlah rencana, demi mengatasi kondisi yang mengancam salah satu sektor penggerak ekonomi Kota Mode tersebut.

Apalagi sebelumnya, Paris sempat mendapat serangan dari kelompok teroris ISIS—yang beberapa bulan kemudian juga menyerang kota wisata tetangganya, Nice.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sehari setelah penyekapan dan perampokan yang terjadi, Wali Kota Paris Anne Hidalgo memberi pernyatan melalui cuitan di Twitter soal Kim dan keluarganya yang selalu diterima dengan baik di Paris.

Paris memang perlu khawatir dengan citra buruk yang akan diterima. Pasalnya, Kim yang datang ke Paris atas undangan ajang mode tahunan Paris Fashion Week, selama ini dikenal selalu berada dalam pengawalan keamanan ketat.

Jadi banyak yang menduga serangan yang dialami Kim sudah direncanakan sejak lama oleh lima orang pelaku yang membawa kabur perhiasan bernilai puluhan juta dolar miliknya.

Jika selebriti bisa mengalaminya, bagaimana dengan wisatawan biasa?

Padahal dikutip dari New York Times, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Eropa sedang mengalami peningkatan. Tercatat, pada April, jumlah turis dari Amerika Serikat meningkat lima persen.

Sebagian besar wisatawan mengambil keuntungan dari paket wisata yang ditawarkan dengan harga murah, setelah serangan terorisme terjadi di Belgia, pada Maret lalu.

Tapi bos perusahaan penyedia akomodasi wisata mewah, Ovation Vacations, mengaku optimis pariwisata Paris dapat segera pulih.

"Dari pengamatan perusahaan saya, orang-orang akan selalu pergi berwisata. Mereka akan selalu datang ke Paris. Tapi terkadang, mereka ingin mencoba hal baru, yang lebih eksotis, seperti ke Grand Canyon, Luang Prabang, Sungai Irrawaddy atau Sungai Mekong," kata Jack S. Ezon.

Setelah serangan di Belgia itu, Amerika Serikat (AS) sempat memberi peringatan bagi warganya yang berencana untuk bepergian ke Eropa.

"Warga AS harus tetap waspada saat berada di tempat umum dan saat menggunakan transportasi massal," tulis pernyataan dari Kementerian Luar Negeri AS.

Sebelum serangan terjadi, mereka juga sempat memberi peringatan akan banyaknya tindak kriminal di Paris, seperti pencopetan.

"Tindak kriminal sangat sering terjadi di Paris. Pencopetan adalah yang paling sering terjadi. Mereka mengincar dompet, telepon genggam dan peralatan elektronik lain," Kementerian Luar Negeri AS menegaskan pernyataannya.

Namun direktur pemasaran perusahaan penyedia akomodasi wisata mewah Absolute Travel mengatakan, peringatan bepergian seharusnya tidak perlu membuat wisatawan membatalkan rencana liburan ke suatu tempat.

"Jika terlalu memikirkan peringatan tersebut, suasana liburan jadi kurang menyenangkan. Malah cenderung merusak kesenangan," ujar Leslie Overton, seperti yang dikutip dari Town & County.

"Kita hanya perlu tetap waspada, dengan cara membuka mata dan telinga, tidak perlu merasa takut yang berlebihan," lanjutnya.

Hingga saat ini, Prancis tetap menjadi tujuan wisata favorit wisatawan mancanegara, dengan jumlah 84,5 juta kunjungan hanya pada 2015.

Wisatawan yang datang biasanya banyak menghabiskan waktu di museum, bangunan bersejarah, tempat makan, tempat berbelanja dan alam bebas.

(ard)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER