Jakarta, CNN Indonesia -- Di era sekarang, agaknya masyarakat harus semakin pintar memilih bahan pangan, baik nabati maupun hewani. Sebab bila tidak, bakal sembarangan memilih sayuran dan buah-buahan yang disiram pestisida dan mengandung logam berat.
Ini jelas membahayakan tubuh. Makanya kini banyak petani mulai membudidayakan tanaman organik. Salah satu caranya dengan meniadakan penggunaan pestisida. Namun membedakan antara bahan pangan organik dan non-organik tidaklah mudah.
Petunjuk yang paling kentara adalah label organik pada kemasan. Sayangnya tak semua bahan pangan organik memiliki label tersebut. Proses panjang dan biaya mahal membuat para petani tak sanggup membeli label atau sertifikat organik tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang berhak mengeluarkan sertifikat adalah lembaga independen yang ditunjuk oleh Pemerintah di bagian pascapanen. Harganya Rp12 juta per tahun," ujar Profesor Anas D. Susila, ahli sayuran dan pertanian organik di Institut Pertanian Bogor (IPB), saat ditemui CNNIndonesia.com di Bogor, baru-baru ini.
Ia menambahkan bahwa untuk mendapatkan sertifikat organik, para petani harus mengisi beberapa formulir dan mengikuti beberapa persyaratan, yang menurutnya, "sulit untuk diikuti oleh petani."
Lebih jauh lagi Anas menjelaskan, pengecekan budidaya organik harus dilakukan hingga penyimpanan benih.
"Harus ada tulisannya, dari petani mana, kapan dipanen, di petak nomer berapa. Lalu, penyimpanan di baris mana dan nomor berapa. Semua pencatatan itu yang luar biasa sulit bagi petani. Tapi itu tuntutan untuk memiliki sertifikat," papar Anas.
Hal senada juga disampaikan oleh Aliansi Organis Indonesia (AOI). Dihubungi di kesempatan berbeda, pihak AOI mengatakan, bahwa butuh 60-90 hari untuk melakukan pengecekan organik. Salah satu prosesnya adalah melakukan inspeksi eksternal mengenai penerapan pertanian organik di lapangan.
Berdasarkan US Department of Agriculture (USDA), kriteria organik mencakup bebas pestisida, bebas bahan sintetis dan bebas radiasi. Selain itu, bahan pangan seperti daging sapi, unggas, telur, dan susu juga harus berasal dari hewan yang tumbuh tanpa antibiotik maupun suntik hormon.
Terakhir, proses produksi harus menggunakan bahan yang bisa diperbaharui, agar tanah dan air tidak merusak kualitas lingkungan.
Sertifikat organik ini bisa dimiliki oleh siapa saja, "baik itu petani,
supplier, maupun supermarket," ujar AOI. Begitu pula setiap bahan pangan, tak ada perbedaan sertifikat untuk nabati—buah-buahan dan sayur—serta hewani.
Namun USDA beranggapan bahwa terdapat perbedaan sertifikat di setiap tingkatnya. Beberapa tingkatannya adalah 100 persen organik, yaitu bahan pangan yang seluruh proses dan bahannya dibudidayakan dengan organik.
Sedangkan jika label kemasan hanya tertulis 'organik' saja, itu berarti 95 persen atau lebih dibudidayakan dengan proses organik. Terakhir adalah level 'bahan organik' yaitu hanya terdapat beberapa bahan saja yang organik.
Hingga saat ini, pihak AOI mengaku bahwa komoditas terbanyak dalam penggunaan sertifikat organik adalah kopi, kakao, dan madu hutan.
Sementara itu, negara tetangga Australia memiliki enam lembaga yang mengesahkan sertifikasi pangan, yaitu Ausqual, Australian Certified Organic, Biodynamic research institute, Nasaa Certified Organic, Organic Food Chain dan Safe Food Production Queensland.
Juru bicara Choice Nicky Breen menyatakan kepada
Huffington Post Australia, “Jika sebuah produk diklaim ‘bersertifikat organik’ maka harus sesuai standar tertentu atau dengan kata lain harus dicek untuk memastikan sertifikasinya.”
Lalu, bagaimana caranya jika ingin membeli produk organik, tapi tidak tahu mana yang benar-benar organik atau bukan. Tidak sulit. Ahli nutrisi asal Australia Zoe Bingley-Pullin menyarankan, “Ikuti saja
Dirty Dozen cara Amerika Serikat.”
Dirty Dozen adalah daftar buah-buahan dan sayuran yang biasanya terpapar pestisida. Yaitu: apel, stroberi, anggur, seledri, peach, bayam, capsicum, nectarine, mentimun, tomat, kacang pea dan kentang.
“Jadi,” Zoe menyarankan, “lebih baik mencari pangan organik di luar daftar Dirty Dozen yang berisiko terpapar pestisida.” Daftar yang dimaksud Zoe adalah
Clean 15 berisi pangan organik yang terjamin kesegaran dan kesehatannya.
(vga/vga)