Singapura, CNN Indonesia -- Satu lagi reputasi internasional ditorehkan Menteri Pariwisata Arief Yahya. Travel Weekly Asia menempatkan Wonderful Indonesia sebagai The Best Destination Marketing 2016 dalam acara Honorarium the Best in the Travel Industry, di Mandarin Orchard, Singapura, Senin (17/10/2016).
Penghargaan itu diserahkan langsung oleh President Travel Group Northstar, Robert G Sullivan kepada Asdep Pengembangan Pemasaran Mancanegara Wilayah ASEAN, Rizki Handayani Mustafa, mewakili Arief Yahya.
“Terima kasih Travel Weekly Asia. Selamat Pak Menpar Arief Yahya, ini reputasi yang sangat mengharukan. Wonderful Indonesia semakin banyak diapresiasi oleh industri pariwisata dimana-mana.Istimewanya, mereka melihat cara memasarkan destinasi wisata kita jago dan juara!” ujar Rizki Handayani di Singapura.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penghargaan itu diberikan karena pembaca Travel Weekly Asia yang menilai strategi promosi Branding Advertising Selling (BAS) dianggap sukses, sehingga membuat catatan World Economic Forum (WEF) Travel and Tourism Competitiveness Index naik ke peringkat 47 yang sebelumnya hanya bertengger di posisi 144.
Kemudian Arief juga dinilai tepat sasaran memasarkan destinasi wisata berdasarkan 3A, Atraksi, Akses dan Amenitas, yaitu Bali, Jakarta, dan Kepri.
“Karena, dari tiga pintu itulah 90 persen wisatawan mancanegara masuk ke Indonesia. Ketiganya memang paling siap dengan 3A tersebut,” sebut Menpar Arief Yahya.
Selain itu, Arief juga mampu melakukan deregulasi di sektor kepariwisataan. Salah satu hasilnya adalah pencabutan cabotage untuk cruise, sehingga kapal pesiar dengan bendera asing boleh menaik-turunkan penumpang di pelabuhan di Indonesia. Ada lima pelabuhan yang sudah membuka cabotage itu, dari Belawan, Tanjung Priuk, Tanjung Perak, Benoa dan Makassar.
Deregulasi lain adalah mengganti CAIT – Clearance Approval for Indonesian Territory dengan CIQP biasa, Clearance, Immigration, Quarantine dan Port saja. “Sekarang tinggal 3 jam saja, dan benchmark-nya Singapore, hanya cukup 1 jam. Kami menuju ke sana,” kata Arief Yahya.
Penghargaan ini merupakan penghargaan yang cukup prestisius karena diterima dari media independen yang sudah punya reputasi panjang di dalam liputan traveling dan sudah eksis selama 14 tahun di Asia Pasifik.
Travel Weekly pertama terbit di USA, tahun 1958 dan menjadi surat kabar nasional di Negeri Paman Sam itu yang menjadi guidance bagi industri pariwisata. Dari USA, Travel Weekly dikembangkan ke Asia dengan nama Travel Weekly Asia, lalu juga didistribusi ke Tiongkok dengan label Travel Weekly China. Media yang berpusat di USA itu juga berkembang di Amerika Utara.