'Efek Samping' Menyesap Wine Setelah Mengudap Keju

Endro Priherdityo | CNN Indonesia
Jumat, 21 Okt 2016 09:04 WIB
Mengonsumsi keju dilanjutkan menyesap wine akan meningkatkan kepekaan seseorang terhadap deskripsi dan kesukaan pada wine.
Ilustrasi (Unsplash/Pixabay)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bagi mereka yang tergolong peminum anggur atau wine pemula, rasa minuman beralkohol ini cenderung 'begitu-gitu saja.' Lazimnya, bagi si pemula, wine merah terasa getir, dan wine putih terasa lebih manis.

Namun sebuah hasil penelitian terbaru menunjukkan kepekaan dan pemahaman si pemula terhadap wine bisa meningkatkan apabila sebelumnya terlebih dahulu mengonsumsi keju.

Hasil penelitian yang diterbitkan dalam The Journal of Food Science tersebut menunjukkan bahwa mengonsumsi keju dan dilanjutkan meminum wine akan meningkatkan kepekaan seseorang terhadap deskripsi dan kesukaan pada wine.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Studi tersebut dilakukan oleh The Center for Taste and Feeding Behavior di Prancis. Para peneliti menggunakan metode baru evaluasi sensorik yang tengah dikembangkan dan mengujinya dengan responden yang berasal dari kota Dijon, Prancis.

Para peneliti menggunakan empat wine yang berbeda, yaitu Pacherenc, Sancerre, Bourgogne dan Madiran. Sedangkan untuk keju, para peneliti menggunakan empat jenis, yaitu Epoisses, Comte, Roquefort dan Crottin de Chavignol.

Responden yang berpartisipasi diminta oleh para peneliti untuk menyesap masing-masing wine dan menjabarkan rasa dominan yang mereka rasakan. Setelahnya, para responden diminta mengonsumsi keju yang sudah disediakan kemudian mereguk wine lagi untuk melihat perbedaan yang terjadi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi keju mempengaruhi kemampuan seseorang dalam mendeskripsikan wine, dan secara umum memengaruhi preferensi seseorang dalam memilih wine favorit.

Tidak satu pun dari empat keju yang digunakan dalam penelitian ini memiliki dampak negatif yang kemudian berimbas pada preferensi dan kemampuan 'memahami' wine. Para peneliti mencatat, bahwa kesukaan para peserta terhadap wine meningkat setelah mereka mengonsumsi keju.

Bahkan, responden sanggup menjabarkan lebih detail. Seperti pada pengujian dengan wine merah jenis Bourgogne dan Madiran. Empat keju yang digunakan untuk kedua jenis wine ini sanggup menunjukkan penurunan dominansi astringensi atau sensasi getir dan tajam, serta meningkatkan sensasi buah-buahan dalam wine.

Pada white wine manis seperti Parcherenc, durasi dominasi manis tidak berubah saat keju usai dikonsumsi. Namun pada white dry wine, keju berdampak nyata pada aroma utama wine tersebut.

"Penelitian ini mengajarkan bahwa durasi persepsi astringensi dari sejumlah wine dapat berkurang setelah mengonsumsi keju dan keempat keju yang digunakan memiliki efek yang sama. Singkatnya, ketika disajikan sepotong keju, wine akan sangat mungkin terasa lebih baik, tidak peduli jenis wine apa yang akan dikonsumsi," kata penulis utama, Mara V. Galmarini, sebagaimana dilansir EurekAlert.

Menurut Galmarini, pengembangan metode sensorik yang tengah dikerjakan ini dapat membantu meningkatkan pemahaman tentang persepsi sebuah produk, yang ternyata dapat berubah ketika dikombinasikan dengan produk lain.

Informasi ini akan dapat membantu label makanan mengkomunikasikan karakteristik produk mereka sehingga meningkatkan pengalaman dan pemahaman konsumen.



(end/vga)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER