Menguntit Foto Selfie Teman Dapat Pengaruhi Kejiwaan

Endro Priherdityo | CNN Indonesia
Jumat, 21 Okt 2016 10:56 WIB
Dampak psikologis tak hanya dirasakan oleh si pelaku selfie. Mereka yang hanya menyimak unggahan selfie juga dapat mengalami gangguan.
Ilustrasi. (Thinkstock)
Jakarta, CNN Indonesia -- Jika beberapa waktu lalu terdapat beberapa penelitian yang menemukan bahwa kegemaran selfie atau swafoto terkait dengan sifat narsis yang tinggi dan dapat mengarah pada psikopat, sebuah penelitian terbaru menunjukkan dampak lain yang bakal dialami kepada orang-orang yang melihat foto selfie tersebut.

Penelitian yang dipublikasikan dalam The Journal of Telematics and Informatics menemukan bahwa melihat foto selfie di media sosial seperti Facebook atau Instagram berkaitan dengan penurunan kepercayaan diri dan kepuasan akan hidup.

Peneliti komunikasi massa dari Penn State mencoba melihat dampak yang terjadi pada mereka yang kerap melihat foto selfie teman atau kerabat di media sosial.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pihak yang hanya melihat tanpa mengunggah sesuatu apa pun di media sosial diberi julukan observer.

Para peneliti yang melakukan studi ini mencoba melakukan survei secara daring tentang dampak psikologis dari mengunggah dan melihat foto selfie dan wefie, atau bersama sekelompok orang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebiasaan mengunggah tidak memiliki dampak psikologis secara signifikan bagi para responden yang ikut dalam studi ini. Namun, kebiasaan melihat unggahan selfie ternyata punya dampak secara psikis terutama bagi para observer.

Peneliti menemukan bahwa semakin sering orang melihat foto selfie diri mereka dan orang lain, kadar kepercayaan diri dan kepuasan akan hidup semakin rendah.

"Orang-orang biasanya mengunggah foto selfie ketika mereka bahagia atau saat bersenang-senang," kata Ruoxu Wang, peneliti utama studi ini seperti dilansir dari EurekAlert.

"Ini mudah membuat orang lain melihat gambar mereka dan mengira kehidupannya tidak sebaik kehidupan pengunggah," ujarnya.

Lebih lanjut, peneliti menemukan partisipan yang dikategorikan sebagai pihak pemilik hasrat tinggi untuk menjadi terkenal bahkan cenderung lebih sensitif atas kebiasaan melihat selfie dan groupies.

Dalam penelitian ini, didapati bahwa orang-orang yang memiliki hasrat untuk populer, menjadikan kegiatan foto selfie atau bersama-sama sebagai cara untuk meningkatkan kepuasan diri dan hidup mereka.

(meg)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER