Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Triawan Munaf menyampaikan pidatonya mengenai pariwisata Indonesia di acara Sayembara Desain Arsitektur Nusantara pada Selasa kemarin (25/10) di Gedung Sapta Pesona. Ratusan orang menyimak pidato Triawan Munaf dengan penuh perhatian.
“Bekraf ini adalah anak angkatnya Kemenpar. Kami dengan 16 sub industri kreatif ini komit untuk mendukung Kemenpar dalam memajukan pariwisata Indonesia. Karena itulah kami hadir mendukung Sayembara Arsitektur Nusantara untuk homestay ini bersama Kemenpar," ucapnya. Badan Ekonomi Kreatif adalah lembaga negara baru yang dulunya merupakan bagian dari Kemenparekraf. Lembaga ini sempat dipimpin oleh Arief Yahya selama tiga bulan.
Triawan Munaf juga masih memiliki tugas untuk mengurus Lomba Kagu 10 Top Destinasi Prioritas yang dirancang untuk membangun jati diri dan karakter daerah. "Itu tugas Pak Menpar yang akan segera kami tuntaskan untuk mendukung Pariwisata Indonesia," katanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam kesempatan ini, Triawan munaf mengucapkan selamat atas 30 pemenang lomba dengan total hadiah Rp1 miliar "Pak Presiden Joko Widodo sudah menyampaikan di mana-mana bahwa pariwisata adalah masa depan perekonomian bangsa kita," tegasnya.
Triawan Munaf mempertegas bahwa pariwisata merupakan core economy Indonesia. Ia yakin pariwisata akan membawa bangsa Indonesia mampu berkompetisi dengan bangsa-bangsa lain di dunia. "Kami berkomitmen untuk membantu pariwisata Indonesia," tukasnya.
Bagi Kemenpar, komitmen Kabekraf ini sangat bermakna karena industri kreatif berhimpitan dengan industri pariwisata. Arief Yahya pernah menulis buku C2C, Creativity to Commerceyang mengisahkan tentang DiCo atau Digital Company. "Creative industries itu ada dua kategori, yang masih berupa creative value dan sudah punya modal commercial value. Yang masih creative value itu wilayah Bekraf untuk menginkubasi, mendidik sampai siap terjun di pasar bebas. Setelah punya commercial value, sudah siap berkompetisi baru dipromosikan di Kemenpar," ucap Arief Yahya.
Bekraf diibaratkan seperti startup company atau perusahaan baru yang terus harus dibina karena faktanya 95% startup company itu gagal, hanya 5% saja yang sukses. "Ini bukan statement saya saja, ini juga kesimpulan Shikhar Gosh, Harvard Business School. Dari 20 startup, hanya 1 yang sukses. Karena itu mereka harus punya strategi besar untuk memenangkan persaingan yang sering saya sebut dengan 3C. Comparative Strategy, Competitive Strategy dan Collaborative Strategy," ujar Mantan Dirut PT Telkom.
Sisi Competitive diaplikasikan dengan melihat dan membedah nilai keunggulan Indonesia, dari proses creating, choosing, costumizing, channeling sampai commercing.Dari sisi Comparative harus dilihat bagaimana dengan para pesaing. Lalu sisi Cooperative atau Collaborative bergabung dengan pemenang atau joint the winner.
"Kalau dalam satu tim sepak bola itu kan tidak semuanya harus menjadi striker. Kalau sudah ada Messi dan Rinaldo, mengapa kita harus beradu hebat dengan dia sebagai penyerang dan pencetak gol? Kan bisa jadi playmaker di tengah, libero dan stopper di belakang dan kiper penjaga gawang. Tidak harus berebut di posisi striker yang kita menjadi tidak kompetitif," jelasnya.
Menpar Arief Yahya turut mengucapkan terima kasih atas dukungan Bekraf dalam menata destinasi. "Tentu ke depan kami masih akan ada banyak hal yang butuh dukungan penuh," tutup Arief Yahya.