Banten, CNN Indonesia -- Tanggal 18 hingga 20 November mendatang, akan digelar Pesona Bahari Tanjung Lesung di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung, Banten. Jadi bersiaplah untuk ikut meramaikan acara tersebut dengan berkunjung ke ujung barat Pulau Jawa. Anda dapat menempuh lokasi dengan melewati jalan tol menuju Serang dari Jakarta, lalu melewati Krakatau Steel menyusuri Anyer, Carita. Setelah itu, sampailah Anda di salah satu lokasi dari 10 Bali Baru.
“Ini merupakan kegiatan untuk pariwisata Indonesia. Kolaborasi event Pemprov Banten dan Pemkab Pandeglang dengan bingkai edukasi Entertainment Bahari. Silahkan datang ke acara kami, ada banyak hal unik yang ditawarkan di destinasi Tanjung Lesung ini,” ujar Panitia Pelaksana Basith Joma.
Acara ini juga terdiri berbagai rangkaian yang sangat unik. Mulai dari Photography Contest , Modern Jukung dan Joy Sailing, Launching Batik Cikadu dan Wonderful Banten, Seminar SDM Pariwisata, Kemah Wisata Pramuka dan Festival Bebegig, hingga Festival Kuliner dan Handicraft tersedia di sana.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Selain itu, ada rangkaian acara Business Forum. Dengan target pengunjung tamu lokal dan mancanegara. Kami berharap dampaknya bisa menumbuhkan investor di Tanjung Lesung,” beber pria asli Banten itu.
Ki Sunda juga mengungkapkan bahwa Festival Tanjung Lesung akan menampilkan lomba perahu jukung, jukung hias, dan lomba tarik tambang antar jukung. Selain itu, di Festival Tanjung Lesung akan diramaikan oleh perahu-perahu layar yang tergabung di Sail Regata. Kegiatannya dipastikan akan merembet ke daerah Citereup (Panimbang), Cipanon (Panimbang), Cikadu (Tanjung Lesung).
“Pusatnya tetap dilaksankan di Tanjung Lesung agar semua wisatawan datang. Saat pembukaan akan kami suguhkan musik khas dan tarian daerah yang khas. Banten itu tidak kalah dengan daerah lain,” katanya.
Menurut Ki Sunda, saat itu merupakan kali pertama akan dibuka Museum Lesung yang ada di Indonesia bahkan di dunia. “Lesung itu tempat untuk menumbuk padi jadi kami akan kumpulkan di sebuah museum dan ini adalah pertama kalinya di dunia. Silakan bagi yang punya Lesung bisa dititipkan ke Museum dan kami berikan sertifikat dari pemerintah atas kepemilikan Lesung,” ujar Ki Sunda.
Filosofinya juga menarik. Dahulu kala, jika masyarakat sedang menumbuk padi dengan Lesung, tetangga-tetangga berdatangan dan langsung bersilaturahmi menyambangi satu sama lain. “Hal itu dimaknai juga sebagai dasar promosi Pariwisata. Dengan adanya Museum, maka silakan datang ke Tanjung Lesung,” ujar pria asli Banten itu.
Ki Sunda memaparkan bahwa peserta Festival Tanjung Lesung berasal dari luar peserta dan masyarakat Banten sendiri. Masyarakat Banten akan menampilkan kapal-kapal yang biasa digunakan dalam kegiatan sehari-hari untuk melaut.
"Masyarakat Banten punya kapal untuk aktivitas nelayan. Untuk hal ini Kita angkat ke dalam satu festival. Tentu saja kearifan lokal yang menjadi branding. Karena kalau diartikan lebih dalam, Banten itu kaya akan kearifan lokal dan menarik. Jika dipelajari dan dinikmati alamnya, bisa jadi potensi Pariwisata. Bali juga bisa kalah," katanya dengan logat sundanya yang khas.
Festival Tanjung Lesung juga akan diisi oleh launching batik khas Banten, yakni Batik Cipadu. Menurut Ki Sunda, semua kegiatan adalah kerja sama dari Pemerintah Banten, Kabupaten Pandeglang, PT. Banten West Java, dan didukung oleh Kementerian Pariwisata.
Festival Tanjung Lesung tahun lalu diselenggarakan pada tanggal 30-31 Oktober 2015. Tahun lalu, penyelenggara menampilkan perlombaan baru di dunia yakni "Bagan Race" atau balap perahu menyusuri pantai di kawasan Tanjung Lesung, Kabupaten Pandeglang. Selain "Bagan Race" ada beberapa kegiatan lain yang disajikan untuk menarik wisatawan. Kegiatan tersebut di antaranya, Parade Nelayan dan Festival Budaya, Parade Sepeda Hias, Pameran Produk UMKM, serta pertunjukan film hasil kreasi para sineas muda Banten dari Kremov Pictures, yakni film "Jawara Kidul" dan "Perempuan Lesung".
(odh/odh)