Jakarta, CNN Indonesia -- Di sejumlah negara, udara dingin mungkin hanya berkisar belasan celcius. Itu pun hanya terasa selama beberapa bulan. Namun, di sebuah desa kecil di Rusia, udara dinginnya terhitung ekstrem, yaitu sekitar minus 50 celsius. Dan itu berlangsung hampir sepanjang tahun.
Desa itu bernama Oymyakon, yang bisa ditempuh selama berkendara dua hari dari pusat kotanya, Yakutsk.
Jika Oymyakon disebut sebagai desa terdingin, maka Yakutsk mendapat sebagai kota terdingin di dunia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berpenduduk sekitar 500 jiwa, ironisnya nama desa ini memiliki arti 'air yang tidak membeku tempat ikan hidup', karena terdapat mata air panas di sana.
Mendapat sebutan sebagai pusat titik dingin, udara dingin di Oymyakon pernah mencapai sekitar minus 71,2 celsius pada tahun 1924.
Keunikan desa itu membuat banyak wisatawan tertarik untuk berkunjung. Salah satunya ialah juru foto asal Selandia Baru, Amos Chapple.
Selama dua hari, ia bersosialisasi dan merekam kegiatan para penduduknya, yang tak pernah lepas dari jaket tebal berbulu serta sepatu boot.
Lucunya, Chapple sempat meragukan betapa dinginnya Oymyakon, karena saat datang di hari pertama ia hanya mengenakan celana berbahan tipis.
“Saya ingat betul, betapa udara dingin itu menggigit kaki saya. Bahkan air ludah saya membeku, menusuk di dalam mulut,” kata Chapple, seperti yang dikutip dari
Weather.com.
Wisatawan yang tak tahan udara dingin mungkin bisa berterima kasih kepada Chapple, karena bisa melihat pemandangan indah Oymyakon melalui jepretan fotonya.
Tidak hanya jaket tebal, penduduk juga harus terbiasa untuk mengonsumsi daging rusa atau kuda, karena jarang ada tumbuhan hijau yang hidup di sana.
 Suasana Desa Oymyakon. (REUTERS/Maxim Shemetov) |
Setelah mengendarai kendaraan bermotor pun biasanya mesin dibiarkan menyala, supaya tidak sulit untuk dihidupkan kembali.
Sepanjang hari, penduduknya lebih banyak menghabiskan waktu di dalam ruangan. Suasana sekitar pun tampak sepi dan berkabut tebal. Saat musim dingin pada bulan Desember, matahari bahkan hanya bersinar selama tiga jam.
Meski demikian, musim panas tetap menyambangi Oymyakon setiap bulan Juni. Suhu udara pun naik menjadi sekitar 22 celsius, dengan matahari bersinar selama 21 jam.
Chapple mengatakan kalau berkunjung ke Oymyakon merupakan pengalaman yang mengesankan dalam hidupnya.
Selain celana tipis, air ludah membeku, ia juga tak akan pernah lupa saat lensa kameranya membeku dan sulit untuk dibuka, seperti botol acar.
(ard)