Selandia Baru Ajak Indonesia Menjelajah Negara Kiwi

Ardita Mustafa | CNN Indonesia
Senin, 24 Okt 2016 19:30 WIB
Badan Pariwisata Selandia Baru menggelar pameran wisata di Jakarta. Walau tidak murah, namun mereka menjanjikan kepuasan berwisata di negaranya.
Terletak 20 kilometer di atas Glenorchy, Paradise adalah desa lembah pertanian dan jadi lokasi pembuatan the Lord of the Rings dan the Hobbit. (Thinkstock/Naruedom)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pepohonan hijau, perairan jernih dan langit biru, merupakan pemandangan alam yang dengan mudah dapat ditemui di New Zealand alias Selandia Baru.

Saking indahnya, suku Maori yang menetap sejak 1250 Masehi di sana, bahkan memberi sebutan negara yang berada di wilayah Persemakmuran Inggris ini dengan nama Nova Zeelandia, yang berarti tanah berawan putih panjang.

Memiliki luas 268.021 kilometer persegi—tidak lebih luas dari Malaysia, Selandia Baru memiliki penduduk sejumlah 4,6 jutaan jutaan dengan pemerintahan yang dipimpin oleh seorang perdana menteri.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagai salah satu daratan yang paling akhir dihuni manusia, negara asal burung Kiwi ini tidak mau ketinggalan dalam mengembangkan industrinya, salah satunya pariwisata.

Melalui badan pariwisatanya, Tourism New Zealand, Selandia Baru rajin mengundang wisatawan mancanegara (wisman) untuk berkunjung menikmati objek dan atraksi wisata yang ada di sana. Karena sesungguhnya, industri pariwisata memang terbukti menjadi sektor yang membantu menggerakan roda perekonomian suatu negara.

Salah satu usaha mereka ialah dengan mengadakan pameran wisata bertajuk Kiwi Link di Grand Hyatt Hotel, Jakarta, pada 24-25 Oktober 2016.

Di sana, calon wisatawan bisa berbincang langsung dengan agen perjalanan, maskapai penerbangan, kantor keimigrasian untuk mengatur rencana perjalanan ke Selandia Baru.

Wisatawan yang menggemari film-film seperti The Lord of the Rings, The Hobbit, The Chronicles of Narnia dan Avatar, sudah pasti wajib berkunjung ke negara beribukota Wellington ini. Karena di sana, mereka dapat dengan bebas berkunjung ke lokasi syuting film-fim megah tersebut.

Tiga besar negara yang wisatawannya sering berkunjung ke Selandia Baru per September 2016 ialah Australia (1,3 jutaan wisman), China (405 ribuan wisman) dan Inggris (215 ribuan wisman).

Dalam rangka memperluas pasarnya di Asia dan negara berkembang lainnya, Tourism New Zealand lalu memutuskan untuk menggelar Kiwi Link secara perdana di Indonesia.

Wisatawan asal Indonesia sendiri berada di posisi ke-10 sebagai yang sering berkunjung, dengan jumlah 18 ribuan per September 2016.

“Kami mengakui keberadaan dan kiprah pelaku perdagangan wisata Indonesia berperan penting dalam mendorong dan mengajak masyarakat untuk berlibur ke Selandia Baru,” kata Steve Dixon, Manajer Regional Asia Tenggara dan Asia Selatan Tourism New Zealand, dalam acara jumpa pers di Grand Hyatt, Jakarta, pada Senin (24/10).

“Kami yakin Kiwi Link akan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang keunikan produk wisata Selandia Baru. Ini juga bukti komitmen kami untuk mengembangkan pasar di Indonesia,” lanjutnya.

Dengan gletser terbesar di Selandia Baru sepanjang 27 kilometer, di Tasman Glacier pengunjung dapat mendaki atau menjelajahi gua es serta berkeliling dengan perahu. (Thinkstock/Naruedom)Dengan gletser terbesar di Selandia Baru sepanjang 27 kilometer, di Tasman Glacier pengunjung dapat mendaki atau menjelajahi gua es serta berkeliling dengan perahu. (Thinkstock/Naruedom)


Wisata tidak murah

Dixon mengakui, wisatawan memang harus merogoh kocek lebih dalam untuk dapat menikmati wisata di Selandia Baru. Tak hanya untuk tiket pesawat dan tempat menginap, wisatawan pun harus menyiapkan visa untuk dapat izin berkunjung ke sana.

Walau termasuk kawasan wisata mewah, namun Dixon menjamin kalau wisatawan akan merasa puas lahir batin sesampainya di Selandia Baru.

“Ketika Eropa terguncang krisis ekonomi, pariwisata kami tetap bertahan, karena masyarakat kelas atas tetap berkunjung,” ujar Dixon.

“Walau tidak murah, tapi semua kegembiraan berwisata terbayar tuntas ketika sampai di sana,” lanjutnya.

Sedikit berpromosi, Dixon mencontohkan, wisatawan dapat menikmati segala keindahan alam negaranya, dari utara ke selatan, hanya dalam satu hari, melalui penerbangan selama satu jam.

“Di utara, wisatawan dapat merasakan suasana kepulauan. Terbang satu jam ke selatan, wisatawan merasakan suasana pegunungan. Jika punya banyak waktu, melakukan perjalanan darat selama lima jam lebih menarik lagi,” kata Dixon.

“Kalau melihat trennya, wisatawan Indonesia sangat suka wisata alam, sejarah dan kuliner,” lanjutnya.

Tentu saja Tourism New Zealand paham kalau sebagian besar penduduk Tanah Air memeluk agama Islam. Oleh karena itu, mereka telah membuat Halal Guide for New Zealand sebagai panduan bagi kaum Muslim yang akan berkunjung.

Panduan tersebut bahkan sudah disahkan oleh asosiasi Islam Selandia Baru, Federation of Islamic Associations of New Zealand (FIANZ).

“Tahun lalu, kami sudah kedatangan 3,3 juta wisman. Kenaikannya dari tahun sebelumnya 8,5 persen. Kami berharap, sampai akhir tahun ini, jumlahnya naik dua kali lipat. Memberi informasi sebanyak-banyaknya merupakan salah satu cara untuk mempermudah wisatawan berkunjung ke Selandia Baru,” kata Dixon.

Bagi yang tertarik merencanakan perjalanan, Dixon menganjurkan untuk mengetahui lebih lanjut mengenai informasi pembagian musim di Selandia Baru, agar menikmati wisata alam tidak terkendala cuaca.

Sekitar Desember, Januari dan Februari, suhu masih terasa hangat. Sedangkan Juni, Juli dan Agustus, suhu mulai dingin. Suhu maksimal di sana terasa sekitar 20-30 celcius, dan suhu minimalnya sekitar 10-15 celcius.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER