Jakarta, CNN Indonesia -- Senyum menghiasi bibir Anniesa Hasibuan saat menghadiri jumpa media di Jakarta Fashion Week (JFW) 2017, pada Jumat (28/10). Dengan sabar, ia meladeni permintaan wawancara yang berjibun dan menjawab satu per satu pertanyaan yang diajukan kepadanya.
Anniesa menjadi rebutan media massa, baik asing maupun lokal, setelah sukses tampil di New York Fashion Week (NYFW) pada 12 September 2016 lalu. Anniesa bahkan menjadi
trending topic, satu malam setelah ia tampil.
Media massa Barat macam CNN, Huffington Post, Elle, dan lain-lain memuji Anniesa dan 48 busana hijab kreasinya yang membuka mata pencinta mode New York. Sejumlah desainer muslim di AS pun angkat topi untuk Anniessa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan beberapa media massa menyebut Anniesa 'berjasa' menorehkan sejarah di salah satu ajang pergelaran mode terbesar dunia itu lantaran menjadi desainer pertama yang menampilkan hijab dalam keseluruhan karyanya.
Ketika disambangi CNNIndonesia.com sebelum pagelaran
D'Jakarta—koleksi yang sama yang ditampilkan di NYFW—di arena JFW, Anniesa mengaku ia tidak menyangka akan jadi
viral di dunia maya usai tampil di NYFW. Termasuk segala rumor kontroversial yang mengiringinya.
"Pro dan kontra ada, dan seru sekali. Namun saya menganggap positif saja. Semua pasti bertanya-tanya mengapa pendatang baru bisa tembus NYFW. Namun kembali lagi ini keberuntungan dan kesempatan saya juga," kata Anniesa.
Ia menambahkan, "Namun pihak NYFW melihat saya konsisten, ini dari pengalaman saya tiga kali ikut New York Couture Fashion Week [NYCFW] dan keinginan mengambil pasar New York"
Selain mengikuti NYCFW, Anniessa juga menempatkan karyanya di sebuah butik bernama Indonesia Fashion Gallery (IFG). Melalui butik yang terletak di Wooster St, Soho, New York, itu, ia berusaha menarik pasar
fashionista di kota yang dijuluki Big Apple.
"Mereka bertanya kepada saya mengapa saya fokus sekali dengan New York. Saya jawab, karena negara lain di dunia berkiblat ke New York untuk urusan mode. Ketika NYFW digelar, semua negara berkumpul di situ. Itu juga bisa jadi ajang promosi saya juga secara tidak langsung."
Diakui Anniesa, memang tak mudah tampil di NYFW walau hanya satu jam. Ia mendapatkan porsi
prime time di the Dock Skylight Moynihan Station, pada 12 September 2016, pukul delapan malam waktu setempat.
"Banyak orang hanya melihat hasil, 'Wah, bisa tampil di New York.' Namun saya menjalani itu semua
by process. Saya juga melakukan
door-to-door mencari sponsor. Ibarat kata, saya berjuang mendapatkan sponsor biar bisa bawa nama Indonesia ke New York," katanya.
Beberapa tahap mulai dari seleksi, presentasi konsep, bahan, dan tema pergelaran sudah ia hadapi selama enam bulan sebelum NYFW dihelat. Namun sejatinya, upaya Anniesa sudah dimulai sejak beberapa tahun sebelumnya dengan mengikuti NYCFW.
Anniesa memang berniat mencari perhatian publik Big Apple. Menurut dia, sekali saja sudah bisa menarik perhatian maka akan menjadi peluang baik untuk tahap yang lebih baik. Anniesa juga menambah strateginya dengan analisa pasar yang disuka.
Menurut Anniesa, masyarakat New York suka busana
ready-to-wear. Maka dari itu ia memutuskan untuk mengaplikasikan tema
D'Jakarta ke dalam
38 busana ready-to-wear, dan 10 sisanya adalah
couture khas Anniesa yang berpayet dan berhiaskan pernak-pernik.
Strateginya terbilang sukses. Selain karena hijab dalam keseluruhan koleksi adalah hal yang langka muncul di NYFW, koleksi Anniesa terbilang 'pas' bagi masyarakat New York yang senang
mix and match.Hasilnya, berbagai pujian menghampiri Anniesa terutama dari wanita muslimah Barat yang menginginkan pilihan pakaian sesuai tuntutan agama namun tetap modis.
"Masyarakat di sana sangat menghargai karya saya. Mereka tidak pandang bulu, siapa namanya, desainer baru atau lama, label kelas atas atau bukan, berapa banyak
follower atau
influence-nya seperti apa. Mereka hanya melihat karya dan sangat profesional, adil, dan membuka kesempatan bagi desainer baru untuk mengembangkan label di New York," kata Anniesa.
"Kalau dari segi mode, saya juga dapat banyak inspirasi dari ratusan desainer yang muncul di NYFW. Secara teknis, mereka memiliki teknik yang sangat halus dan
cutting yang beragam, itu yang saya harus banyak belajar karena saya ini autodidak, masih belajar satu per satu," ia melanjutkan.
Pasca NYFW, Anniesa kebanjiran wawancara dengan media massa dan yang lebih penting, tawaran bisnis serta tampil di berbagai pekan mode di dunia. Sebagai contohnya, akhir November nanti, ia akan tampil di Mercedes-Benz Fashion Week Doha, Qatar.
Sudah tampil di NYFW ternyata tidak membuat Anniesa lupa menampilkan koleksinya di kampung halaman sendiri, Jakarta. Melalui JFW, ia menunjukkan koleksi yang sama dengan tampilan yang sedikit berbeda.
"JFW bagi saya itu momen menjalin silaturahmi ke desainer baru dan senior. Selain juga mengenalkan koleksi saya yang dibawa ke New York," kata Anniesa yang mendapat jadwal di hari pamungkas JFW, Jumat (28/10).
Ketika New York sudah dijajaki, akankah Anniesa Hasibuan melaju di tiga kota mode raksasa di dunia yaitu London, Paris dan Milan?
"Siapa yang tahu kesempatan atau keberuntungan masih ada di Anniesa Hasibuan atau tidak. Saya biarkan ini mengalir saja, jalani saja dan tidak terlalu ditargetkan harus menjajal semua kota mode. Saya melihat kemampuan saya sendiri juga," kata Anniesa.
"Ketika saya tampil di New York saat Idhul Adha dan saat ini di Jakarta Fashion Week ini bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda," kata Anniesa tentang hari istimewa pergelaran busananya.
"[Ini] jadi tambahan semangat buat saya," Anniessa menegaskan, "bahwa yang muda harus berani menunjukkan kreativitas mereka, entah bagus atau jelek yang penting berani."
(vga)