Jakarta, CNN Indonesia -- World Bank optimis akan bangkitnya perekonomian Indonesia. Hal itu berdasarkan laporan triwulan III 2016 yang menyebutkan pariwisata menjadi sektor paling seksi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Pariwisata berpotensi membuka keran investasi swasta, menciptakan lapangan kerja, menambah ekspor, dan memandu investasi infrastruktur.
Merujuk pada World Travel and Tourism Council, World Bank menyebut setiap USD 1 juta yang dibelanjakan untuk sektor travel dan pariwisata, bisa mendukung 200 lapangan kerja dan USD 1,7 juta PDB bagi Indonesia .
Penilaian Bank Dunia itu sejalan dengan gagasan Menpar Arief Yahya yang mengatakan bahwa investasi di pariwisata itu multiplying effect-nya paling dahsyat.
"World Bank mempertegas angka itu, multiplying effect-nya mencapai 170 persen dari total investasinya. Jika menanamkan modal USD 100 juta maka akan men-drive pergerakan ekonomi menjadi senilai USD 170 juta. Kalau banyak pejabat sering menyebut multiplying effect itu, saya sebut persentase angkanya," jelas Arief Yahya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Arief Yahya, pariwisata adalah sektor pariwisata menyumbang beberapa 3 hal penting. Pertama, pariwisata menyumbangkan 10% PDB nasional, dengan nominal tertinggi di ASEAN. PDB pariwisata nasional tumbuh 4,8% dengan tren naik sampai 6,9%, jauh lebih tinggi daripada industri agrikultur, manufaktur otomotif dan pertambangan. Dana pariwisata USD 1 Juta juga menghasilkan PDB USD 1,7 Juta atau 170%, tertinggi dibanding industri lainnya.
Kedua, pertumbuhan penerimaan devisa pariwisata tertinggi, yaitu 13%, dibandingkan industri minyak gas bumi, batubara, dan minyak kelapa sawit yang pertumbuhannya negatif. Lalu biaya marketing yang diperlukan hanya 2% dari proyeksi devisa yang dihasilkan.
Ketiga pariwisata menyumbang 9,8 juta lapangan pekerjaan, atau sebesar 8,4% secara nasional dan menempati urutan ke-4 dari seluruh sektor industri. Dalam penciptaan lapangan kerja, sektor pariwisata tumbuh 30% dalam waktu 5 tahun. Pariwisata pencipta lapangan kerja termurah yaitu dengan USD 5.000/satu pekerjaaan, dibanding rata-rata industri lainnya sebesar USD 100.000/satu pekerjaan.
“Kalau (bersaing) agriculture, manufacturing dan IT, itu berat dan hampir tidak bisa fight dengan China yang sudah meraksasa,” kata Arief.
Oleh Karena itu tidak salah, Presiden Joko Widodo menempatkan pariwisata sebagai core economy bangsa ke depan. Kementerian dan lembaga wajib mendukung pariwisata untuk menuju target 20 juta wisman di 2019.
Sebelumnya dari laporan triwulan yang sama, World Bank menyebut tingkat kemiskinan Indonesia turun sebesar 0,4 persen menjadi 10,9% pada kuartal pertama tahun 2016. Kebijakan pemerintah yang berkontribusi termasuk upaya menstabilkan harga beras serta perluasan bantuan sosial.
Risiko-risiko fiskal domestik telah berkurang berkat penyesuaian anggaran 2017. Penerimaan yang lebih tinggi dari program Amnesti Pajak juga membantu mengurangi risiko fiskal.