Belitung, CNN Indonesia --
Tanjung Kelayang di Belitong merupakan salah satu destinasi prioritas yang masuk ke dalam 10 Bali Baru. Oleh karena itu, Belitung semakin fokus untuk mengejar mimpi menjadi Geopark Internasional. Ditambah lagi dengan adanya sebuah stempel kekuatan baru yang dirasa dapat memperkuat value pariwisata di Negeri Laskar Pelangi itu. Tujuh warisan budaya tak benda juga sudah disematkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI pada 27 Oktober 2016 lalu.
Dengan begitu, tim Pokja Percepatan 10 Bali Baru Kementerian Pariwisata yang dipimpin Hiramsyah Syambudhi Thaib pun mulai melakukan banyak persiapan. Khusunya melakukan percepatan persiapan di Belitung sebagai Kawasan Wisata Geopark berskala internasional yang diakui oleh UNESCO.
“Pada 27 Oktober 2016 Kemendikbud memberikan Sertifikat Warisan Budaya Tak Benda kepada pemerintah Bangka Belitung. Penyerahan sertifikatnya diberikan langsung oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy, Kamis (27/10) malam, di Gedung Kesenian Jakarta,” ujar Hiramsyah yang pernah menjabat sebagai Ketua Asosiasi Kawasan Pariwisata Indonesia (AKPI) tahun 2001-2005 dan Anggota Dewan Pembina AKPI 2005-2010 itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagi Pokja Percepatan 10 Destinasi Prioritas, pemberian Sertifikat Warisan Budaya Tak Benda itu tentu saja sangat bermakna. Itu adalah pengakuan yang diyakini dapat mempercepat upaya membangun Kawasan Wisata Geopark berskala internasional di Belitong. UNESCO adalah lembaga PBB yang kompeten dalam memberikan sertifikat Geopark Dunia. Menurut Hiramsyah untuk mendukung terealisasinya pengakuan UNESCO terhadap Geopark Bangka Belitung setidaknya terpenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.
Persyaratan pertama adalah adanya keragaman geologi. Setelah itu keragaman hayati. Kemudian yang terakhir adalah keragaman budaya. “Sekarang modal Belitong makin kuat. Belitong dapat tujuh sertifikat warisan budaya tak benda. Dari mulai dari Te'lo Seroja, Besaoh Dalam Beume, Memarung-Panggung, Tari Gajah Menunggang, Sepen Penyok, Rudat Bangka Belitung, hingga Pakaian Pengantin Paksian, semua berhasil diraih Belitong,” ujar Larasati, PIC Destinasi Tanjung Kelayang Pokja Percepatan 10 Bali Baru Kementerian Pariwisata.
Larasati mengungkapkan bahwa modal kuat ini tidak akan dibiarkan begitu saja. Sejumlah rencana percepatan untuk mendorong Belitong menjadi Geopark International, langsung disusun. Hasilnya di minggu pertama November 2016, akan ada publikasi yang melibatkan televisi swasta nasional. Nantinya akan disorot 40 geosites di Pulau Belitong. Batuan bertekstur porfiritik, mineral kuarsa, ortoklas, plagioklas, biotit, dan hornblende, hingga batuan beku dengan kristal-kristal kasar yang banyak tersebar di Belitong. Semuanya dipastikan akan ikut disorot.
“Semuanya akan diliput tim RCTI awal November 2016,” kata Laras.
Di samping itu masih ada hal yang melegakan, UNESCO sudah memberikan respons positif. Pada tanggal 8-11 Desember 2016, asesor dari UNESCO Geopark, Prof. Komo dijadwalkan hadir ke Pulau Belitong. Kehadiran Prof. Komo ke Belitong tentu saja untuk melihat lokasi-lokasi yang dijadikan kawasan Geopark.
“Kami akan terus bersosialisasi dengan masyarakat, untuk menggolkan Geopark. Bila semuanya lancar, bulan Januari 2017 diharapkan Pulau Belitong sudah bisa diajukan ke KNIU dan Badan Geologi sebagai Geopark Nasional,” ujar Laras.
Menpar Arief Yahya mengatakan bahwa tahun 2016 ini Geopark Rinjani Lombok sudah diterima sebagai warisan dunia oleh UNESCO, tetapi baru akan diumumkan pertengahan tahun 2017. Satu tahun, satu Negara hanya boleh mengusulkan maksimal 2
sites taman bumi. Satu lagi yang sudah register ke UNESCO adalah Ciletuh, Sukabumi, Jawa Barat di 2016 ini.
Sementara di tahun depan, Menpar Arief Yahya sedang mempersiapkan Geopark Danau Toba dan Geopark Bromo Tengger Semeru. Sekarang dokumen pelengkapnya sedang disusun oleh tim Percepatan 10 Top Destinasi agar bisa mengejar
deadline 2017. “Persiapan akan dilakukan bersama-sama antara Kementerian dan Lembaga lain yang kompeten untuk urusan Geopark dan tentunya untuk menjadikan geopark yang diakui dunia internasional,” kata Arief Yahya.