Jakarta, CNN Indonesia -- Pemeriksaan organ reproduksi wanita, macam
pap smear, tak hanya bisa mendeteksi kanker serviks. Menurut para peneliti, metode tersebut ternyata juga bisa mencegah kelahiran bayi berpenyakit genetik.
Melansir
Live Science, para peneliti menemukan fakta bahwa pemindaian prenatal untuk mengetahui kelainan genetik dapat dilakukan dengan metode sederhana—macam pap smear—saat usia kehamilan dini memasuki lima pekan.
Metode pap smear biasa dilakukan dokter dengan cara mengambil sampel sel rahim atau vagina untuk diuji di laboratorium guna mengetahui kondisi sel organ reproduksi wanita.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan metode ini, perkembangan sel vagina dan rahim yang berpeluang terkena kanker serviks dapat segera terdeteksi dan diantisipasi.
Para peneliti melakukan uji pap smear prenatal terhadap 20 wanita sehat yang hamil lima sampai 19 pekan. Para peneliti menguji sel plasenta responden yang berisi materi DNA janin.
Kemudian dari pengujian tersebut para peneliti mengidentifikasi profil DNA janin yang dikandung para responden. Namun hasil yang ditemukan tidak menemukan ada janin yang berpotensi mengalami kelainan genetik.
Para peneliti mengklaim bahwa prosedur ini tidak menimbulkan efek samping, baik untuk ibu maupun janin.
Menurut para peneliti, metode pengecekan penyakit genetik pada janin selama ini baru dapat dilakukan terhadap wanita hamil dengan masa kandungan sembilan sampai 12 pekan.
Beberapa penyakit darah yang disebabkan oleh kelainan genetik, yaitu
thalassemia dan anemia sel sabit.
Thalassemia adalah penyakit genetik yang menyerang kala hemoglobin yang bertugas menangkap oksigen tidak berfungsi secara normal.
Sedangkan anemia bulan sabit adalah penyakit keturunan berupa sel darah merah yang harusnya berbentuk bulat menjadi bentuk sabit dan kaku. Sel darah merah berbentuk sabit ini dapat menyebabkan pasokan oksigen ke organ berkurang dan merusak sistem organ.
Meski thalassemia dan anemia bulan sabit bukan penyakit umum, para peneliti menganggap kedua penyakit tersebut masih menjadi beban utama kesehatan.
Para peneliti memandang penting deteksi dini kelainan genetik agar pengobatan sebelum kelahiran dapat dilakukan.
Misalnya, janin yang diketahui menderita hiperplasia adrenal kongenital atau kelainan bawaan pada kelenjar adrenal pembuat hormon, sehingga produksi hormon tertentu terganggu. Ini dapat diobati semasa masih dalam kandungan.
Namun para peneliti menilai perlu ada penelitian lebih lanjut untuk menentukan apakah pengobatan semasa dalam kandungan lebih baik daripada menjalani proses pengobatan belakangan, usai proses melahirkan.
(vga/vga)