Bandara Inggris Kemungkinan Tak Lagi Jual Minuman Alkohol

Endro Priherdityo | CNN Indonesia
Rabu, 09 Nov 2016 13:18 WIB
Menteri Penerbangan Inggris Tariq Ahmad ingin membatasi peredaran minuman alkohol di bandara karena terlalu banyak penumpang mabuk.
Ilustrasi minuman beralkohol. (tookapic/Pixabay)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bagi sebagian besar orang, pemeriksaan keamanan dan antrian yang panjang merupakan hal yang paling menyebalkan ketika berada di bandara. Namun, bagi Menteri Penerbangan Inggris, Tariq Ahmad, hal yang paling menyebalkan ialah penumpang yang mabuk dan membuat kekacauan.

Untuk mengatasi dua hal tersebut, Ahmad berencana untuk membatasi peredaran minuman berakohol di bandara dan penerbangan Inggris.

“Penumpang pesawat harus bertanggung jawab terhadap dirinya dan orang lain. Itu merupakan sikap yang harus kita ingat,” kata Ahmad, melalui keterangan resmi, seperti yang dikutip dari Condé Nast Traveler pada Senin (7/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Contohnya keluarga muda, tentu saja mereka ingin selalu merasa nyaman selama penerbangan dari titik A ke titik B,” lanjutnya.

Tak hanya keluarga muda yang sering merasa terganggu dengan ulah penumpang mabuk.

Dari ajang pameran pariwisata World Travel Market (WTM) London, sebuah survei menunjukkan kalau sekitar 1.000 orang merasa bosan harus berurusan dengan penumpang yang terlalu banyak minum minuman beralkohol.

Bahkan 73 persen di antara mereka menyarankan agar minuman beralkohol tidak ditawarkan dalam penerbangan pagi.

“Survei ini menunjukkan banyak orang yang khawatir dengan perselisihan yang harus terjadi selama penerbangan dan meminta salah satu pemicunya, yaitu menu minuman alkohol dibatasi peredarannya,” kata Direktur WTM London, Simon Press, seperti yang dikutip dari The Telegraph.

“Alkohol memang mudah di dapat dalam penerbangan, tidak jarang penumpang menjadi terlalu mabuk,” lanjutnya.

Tak diduga, banyak orang yang setuju dengan ide Ahmad. Saat ini, yang ia dan timnya akan lakukan ialah mengecek aturan penjualan minuman alkohol di bar, restoran dan toko duty-free di setiap bandara.

Selain survei WTM London, Ahmad juga mengaku telah mendengar banyak kasus mengenai kekacauan akibat penumpang pesawat yang mabuk.

Seperti laporan maskapai British Airways, yang melarang penumpang bernama Bridget Nhire untuk menggunakan layanan mereka seumur hidup, karena diketahui berkata kasar kepada penumpang dan kru pesawat saat mabuk dalam penerbangan dari London ke Dubai.

Ditambah lagi laporan Ryanair, yang menurunkan penumpangnya setelah diketahui berteriak histeris dalam penerbangan dari Ibiza ke Newcastle.

(ard)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER