Dispar DKI Jakarta Mengenalkan ITX ke Industri Pariwisata

adv | CNN Indonesia
Minggu, 20 Nov 2016 17:21 WIB
Sebanyak 150 industri yang bergerak di sektor pariwisata berkumpul di Balai Agungp
Jakarta, CNN Indonesia -- Sebanyak 150 industri yang bergerak di sektor pariwisata berkumpul di Balai Agung, Balai Kota Jakarta untuk mengikuti workshop digitalisasi industri pariwisata DKI Jakarta. Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk kampanye Go Digital yang diusung oleh Kementerian Pariwisata RI. Digelar Kamis (17/11), workshop ini menghadirkan Eldi Andi, Asisten Deputi Gubernur Bidang Pariwisata.

Dalam workshop, Eldi mengungkapkan bahwa sebanyak 63% wisatawan mencari destinasi wisata di DKI Jakarta melalui layanan online. "Dalam 10 tahun terakhir, era digital semakin terasa merasuk di semua sendi kehidupan masyarakat. Kalau tidak ikut berteknologi digital, kita akan semakin jauh tertinggal dengan negara lain," ujar Eldi.

Ia juga mengungkapkan bahwa ia begitu yakin sektor pariwisata berdampak signifikan ekonomi masyarakat. Ini dikarenakan Pemprov DKI terus memperkuat infrastruktur transportasi. melalui MRT, LRT, Trans Jakarta, normalisasi sungai, menyempurnakan pompa air, hingga memperindah waduk. Semua dilakukan agar membuat wisatawan lebih mudah, lebih nyaman, dan lebih aman.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Samsriyono Nugroho, Stafsus Menpar Bidang IT turut memaparkan konsep besar Go Digital yang digagas Menteri Pariwisata Arief Yahya. Ia menjelaskan soal dashboard M-17, digital intelijen Kemenpar yang sudah mampu membaca tren perbincangan netizen, sentimen para traveler, dan melihat pergerakan mereka secara digital. M-17 juga bisa mendeteksi minat mereka sejak searching melalui jejaring media sosial.

Arief Yahya pernah mengatakan bahwa digital sudah menjadi lifestyle. Digital sudah menjadi basic need, kebutuhan pokok, yang tidak mungkin orang bisa hidup tanpanya. "More digital, more personal, more digital, more global, more digital more professional," tukas Sam Nugroho.

Arief Yahya juga telah menyampaikan pernyataannya mengenai devisa di berbagai forum. Sektor pariwisata yang mampu menyumbang PDB, devisa, dan lapangan kerja paling mudah, murah dan cepat. "Soal PDB, pariwisata menyumbang 10% PDB nasional, dengan nominal tertinggi di ASEAN. Selama ini kita itu angkanya selalu buruk, di pariwisata ini kita menemukan angka terbaik di regional!" ucapnya

PDB pariwisata nasional tumbuh 4,8% dengan tren naik sampai 6,9%, jauh lebih tinggi daripada industri agrikultur, manufaktur otomotif, dan pertambangan. Lalu, devisa pariwisata USD 1 juta menghasilkan PDB USD 1,7 juta atau 170%. "Jadi kalau selama ini orang mengkategorikan industri itu menjadi migas dan non migas, maka kelak industri itu akan menjadi pariwisata dan non pariwisata," ujar Arief Yahya.

Tak hanya itu, pariwisata masih berada di posisi keempat penyumbang devisa nasional, yakni sebesar 9,3% dibandingkan industri lainnya. Namun, pertumbuhan devisa pariwisata merupakan yang tertinggi, yakni sebesar 13%. Industri minyak gas bumi, batubara, dan minyak kelapa sawit yang pertumbuhannya negatif. "Ini penting, biaya marketing yang diperlukan hanya 2% dari proyeksi devisa yang dihasilkan," tambahnya

Pariwisata juga menyumbang 9,8 juta lapangan pekerjaan, 8,4% nasional dan urutan keempat dari seluruh sektor industri. Dalam penciptaan lapangan kerja, sektor pariwisata tumbuh 30% dalam waktu 5 tahun. "Karena itu menggenjot pariwisata itu menyelesaikan banyak persoalan negara," kata Sam Nugroho menggaris bawahi pernyataan Arief Yahya.

Don Kardono, Stafsus Menpar Bidang Media juga mengsi forum ini. Ia mengupas social media marketing, menggunakan media sosial untuk mempromosikan potensi pariwisata dari nature, culture dan manmade. "Jakarta itu paling banyak punya event internasional, dari MICE, sport events, festival, showbiz, dan lainnya. Ke depan, website Dispar DKI harus sudah punya calender of event selama setahun penuh yang di-upload dan tidak bergeser tanggal, sehingga bisa dimasukkan dalam strategi promosi DOT, Destinasi Originasi dan Timeline," paparnya.

Selain itu, juga ada sesi Digital Market Place (DMP) yang dinamai ITX, Indonesia Travel X-change. Samsriyono menjelaskan bahwa di era digital, industri juga harus bisa bersaing mengikuti kemauan zaman. Online Travel atau biasa disebut OTA semakin gencar ke semua sektor, baik di transportasi, telekomunikasi termasuk di tourism. "Karena itulah Kemenpar membangun digital market place ini untuk men-support industri agar bisa bersaing di level global," jelasnya.

ITX Indonesia Travel Xchange merupakan platform yang mempertemukan supply dan demand, dan langsung bisa bertransaksi dari searching, booking sampai payment. Claudia Ingkiriwang, Ketua Probis ITX menjelaskan bahwa ITX itu bukanlah OTA, seperti Traveloka atau Agoda. ITX bukan pelaku bisnis pariwisata, bukan penjual tiket, ataupun pembuat paket wisata.

"Kami ini murni IT, bergerak di teknologi. Jadi jangan khawatir, kami netral. ITX ini hanya mesin untuk mempertautkan customers atau traveler yang hendak berwisata ke Indonesia dengan industrinya. Ada accomodation, airlines, dan attraction. Dari searching sampai payment di digital. Tidak lagi transfer, bayar via ATM, apalagi teller di bank. Juga tidak perlu komunikasi telepon karena bisa booking dan security pembayarannya aman," tukas Claudia.

Para pelaku industri nantinya mendapatkan template website, booking system sampai payment sistem secara gratis. Jika ingin membuat sendiri, biaya yang dikeluarkan bisa sampai Rp 400 juta. ITX menyediakan layanannya secara gratis, bahkan mulai dari asistensi sampa menampilkan paket-paket menarik melalui website yang bisa diakses di manapun.
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER