Jakarta, CNN Indonesia -- Agar tak mati gaya saat ada di pesawat atau moda transportasi lainnya, makan adalah salah satu solusinya. Beruntung kalau Anda membawa camilan, tapi lain soal kalau tak bawa makanan.
Yang jadi masalah, selain rasa makanannya yang biasa saja, harga makanan di pesawat dan kereta biasanya jauh lebih mahal. Namun tahukah Anda betapa tajamnya mark-up harganya?
Berdasarkan penelitian terbaru dari ICE Currency Exchange melakukan penelitian tentang menu makanan 'on board' di pesawat dan kereta dibandingkan dengan jenis makanan yang sama di supermarket.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengutip Lonely Planet, bukan hal yang baru bahwa beberapa jenis minuman, terutama alkohol, biasanya jauh lebih mahal.
Berdasar penelitian, harga rata-rata harga per botol yang di mark-up pun bervariasi. Biasanya untuk satu botol air dimark-up sampai 273 persen ddi pesawat, dan 247 persen di kereta.
Sekaleng bir harganya bisa 382 persen lebih tinggi di pesawat, dan 287 persen di kereta. Selain itu sebotol wine 187 ml dimark-up sampai 153 persen di pesawat dan 137 persen di kereta.
Sedangkan makanan ringan di kereta umumnya lebih murah dibanding di pesawat, tetapi kedua harganya akan membuat wisatawan membayar lebih mahal dibanding di toko.
Satu bungkus keripik di kereta mengalami peningkatan harga sampai 42 persen, sedangkan di pesawat bisa mencapai 126 persen. Cokelat batang biasanya dimark-up sampai 51 persen di kereta, sedangkan di pesawat bisa mencapai 123 persen.
Mark-up harga termurah adalah permen, di pesawat peningkatan harganya mencapai 114 persen, sedangkan di kereta 'hanya' 31 persen.
(chs)