Kolaborasi Kemendesa PDDT dengan Homestay Desa Wisata

adv | CNN Indonesia
Rabu, 07 Des 2016 18:15 WIB
Berbagai pihak mendukung semangat Indonesia Incorporated yang dipegang teguh oleh Menteri Pariwisata, Arief Yahya.
Jakarta, CNN Indonesia -- Berbagai pihak mendukung semangat Indonesia Incorporated yang dipegang teguh oleh Menteri Pariwisata, Arief Yahya. Selasa kemarin (6/12) dan hari ini (7/12), Rakornas IV Pariwisata digelar Pariwisata di Hotel Sultan Jakarta.

Rapat ini dihadiri oleh pihak Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi yang akan berkolaborasi untuk Program Homestay Desa Wisata di tahun 2017. “Ini adalah kolaborasi yang pas. Desa dan pariwisata bersinergi membangun Desa Wisata,” ujar Sekjen Kemendes PDTT, Anwar Sanusi.

Jumlah desa yang berpotensi dibangun menjadi desa wisata tidaklah sedikit, yakni 787 desa. Kategori Desa Wisata Sungai jumlahnya mencapai 576. Desa Wisata Irigasi menembus angka 165. Lalu, Desa Wisata Danau jumlahnya mencapai 374. “Itu pemetaan yang sudah kami lakukan. Destinasi mana saja yang paling siap untuk diformat menjadi Desa Wisata masih dirundingkan bersama Kementerian Pariwisata,” ucapnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk desa yang paling siap saat ini adalah desa wisata yang terhubung dengan Bali, Kepulauan Riau, dan Jakarta.  Selain menjadi pintu masuk utama wisman ke Indonesia, ketiganya sudah siap dengan Atraksi, Akses, dan Amenitas berstandar dunia. Saat ini Bali menyumbang 40% wisatawan mancanegara ke Indonesia, Jakarta di angka 30%, dan Kepri menembus 20%.

Indonesia juga memiliki Desa Penglipuran, Bali yang sudah mendunia. Belum lama ini, salah satu desa di Pulau Dewata tersebut dinobatkan menjadi salah satu desa wisata terbaik di dunia. Namanya sejajar dengan Desa Giethoorn di Belanda serta Mawlynnong di India. Kehidupan masyarakat, pola komunikasi, tradisi dan budaya lokal, kebersihan, keamanan hingga homestay berstandar global. “Daya tariknya memang sudah sangat kuat, tapi ini masih harus didiskusikan lagi,” paparnya.

Untuk desa prioritas berikutnya diambil dari desa-desa yang berada di 10 Bali Baru atau 10 Top Destinasi. Dari Danau Toba Sumut, Tanjung Kelayang Belitung, Tanjung Lesung Banten, Kepulauan Seribu Jakarta, Borobudur Jateng, Bromo Tengger Semeru (BTS) Jatim, Mandalika Lombok NTB, Labuan Bajo Komodo NTT, Wakatobi Sultra dan Morotai Maltara, dipetakan untuk disulap menjadi desa wisata.

Namun bisa juga diambil dari 10 Top Destinasi Teraktif seperti Sumatera Barat, NTB, Nangroe Aceh Darussalam (NAD), Banyuwangi, Sulawesi Utara dan lainnya. “Ini sedang kami godok dan bila sudah dipetakan dan dipilih, akan langsung dibangun menjadi desa wisata berstandar global,” katanya. 

Jika disambungkan dengan rencana pembangunan 100.000 homestay, programnya bisa sejalan. Desain arsitektur rumah nusantara di homestay yang ada di destinasi wisata dinilai sangat pas untuk segera diimplementasikan ke dalam desa wisata. “Selain bisa dijadikan tempat penginapan, homestay juga jadi bagian dari atraksi desa wisata. Nuansa budayanya ada dan hal ini belum tentu belum tentu bisa ditemukan di tempat lain,” ucapnya.

Menurut Arief Yahya, kolaborasi Desa Wisata ini  bisa dengan cepat direalisasi karena target kunjungan wisman ke tanah air terus menanjak tajam. Jika berharap amenitas dari industri, tidak akan cukup waktu. Membangun hotel dan resort kelas dunia pun butuh waktu lama. Oleh karena itu secara paralel, program pemberdayaan desa menjadi desa wisata akan menghasilkan desa wisata yang cantik.
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER