Permohonan Terakhir Sebelum Meninggal di Pelukan Santa Claus

Christina Andhika Setyanti | CNN Indonesia
Rabu, 14 Des 2016 11:30 WIB
Setelah mengungkapkan keinginan terakhir dalam hidupnya, seorang anak yang sakit parah meninggal di pelukan Santa 'Eric Schmitt-Matzen' Claus.
ilustrasi: Tawa anak-anak menjadi sumber kekuatan bagi Santa Claus. (REUTERS/Christinne Muschi)
Jakarta, CNN Indonesia -- Dari berbagai sisi, Eric Schmitt-Matzen terlihat seperti Santa Claus. Tubuhnya besar, tinggi, dan gemuk. "Pangkuanku cukup untuk diduduki seorang anak," katanya sembari terkekeh, dikutip dari USA Today.

Bukan cuma itu, rambut putih tipis serta kumis dan janggut lebat yang juga putih membuat dia semakin mirip kakek paling ditunggu-tunggu saat Natal. Semuanya asli, termasuk janggut putihnya.

Janggutnya pun rajin dirawat dan di-bleach untuk menjaga warna putihnya. Kumis dan janggutnya sungguh menggagumkan, bahkan faktanya dia adalah pemenang pertama dari lomba "natural full beard, styled moustache” pada kontes nasional tahun 2016 yang disponsori oleh perusahaan produk rambut Just For Men.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia pun terlatih dengan baik sebagai seorang Santa Claus. Setiap tahunnya tak kurang dari 80 acara dilakoninya sebagai Santa Claus. Istrinya, Sharon pun melengkapi penampilan Eric dengan berperan menjadi Nyonya Claus.

Ponselnya dengan nada dering lagu Jingle Bells selalu menghitung mundur hari sampai Natal tiba. Suspender merah khas Santa Claus pun tak pernah ketinggalan dipakai sebagai item fesyennya sehari-hari.

'Ke-Santa Claus-annya' pun makin lengkap karena dia dilahirkan pada tanggal 6 Desember. Di tanggal itu pula Gereja merayakan Hari Santo Nicholas, sang Santa Claus asli.

Tampilan, gerak tubuh, dan sikapnya dianggap selalu membawa keriaan dan kesenangan, khususnya bagi semua orang. Namun semuanya berbeda saat dia berperan jadi Santa Claus beberapa minggu lalu di sebuah rumah sakit lokal.

"Saya menangis sepanjang perjalanan pulang ke rumah," ucapnya.

"Saya menangis sangat keras, saya punya waktu yang sangat berat bahkan sulit untuk melihat dengan baik saat menyetir."

Karena mengalami hari yang berat dan menangis tak henti, Eric yang kala itu punya janji dengan Sharon untuki mengunjungi cucunya di Nashville pun membatalkan janjinya.

"Saya bilang pada Sharon untuk pergi sendiri. Saya mengurung diri selama 3 hari. Saya butuh waktu 1-2 minggu untuk tidak memikirkan hal itu lagi setiap saat. Meskipun saya pikir itu sudah rusak dan tidak bisa memainkan perannya lagi."

Kesedihan mendalam Eric bukanlah tanpa alasan. Dia sedih karena ada seorang anak kecil yang menderita sakit parah meninggal di pangkuannya.

"Saya baru saja sampai di rumah saat itu," katanya sambil mengenang.

"Saat itu telepon berdering. Itu dari suster yang saya tahu bekerja di rumah sakit. Dia bilang bahwa ada anak lima tahun yang sakit parah dan ingin bertemu Santa Claus."

Dia pun bergegas berganti 'seragam', namun suster tersebut melarangnya.

"Dia bilang,'Tak ada waktu untuk itu, suspender Santamu sudah cukup. Datanglah sekarang juga.'."

Pria berusia 60 tahun dan seorang ahli mekanik serta presiden dari Packing Seals & Engineering di Jacksboro ini pun langsung datang ke rumah sakit dalam waktu 15 menit. Dia bertemu dengan ibu dan keluarga si anak.

"Dia membeli sebuah mainan dari sebuah acar televisi, PAW Patrol dan dia ingin saya memberikannya untuk anak itu," ucap dia.

"Saya menjelaskan situasi pada keluarganya dan berkata,'Jika kalian pikir akan kehilangannya, tolong keluarlah dari ruangan ini. Jika saya melihat kalian menangis, saya akan sedih dan tak bisa melakukan tugas."

Sesuai kesepakatan, dia pun masuk sendiri ke kamar. Keluarga yang melihat 'aksi' Eric dari kaca ruang ICU pun menangis tersedu-sedu.

Saat Eric masuk, dia melihat sosok tubuh yang lemah dan terkulai di tempat tidur. Si anak seperti bersiap untuk tidur. Santa 'Eric' Claus pun duduk di sisi tempat tidurnya dan mulai berbicara pada si anak.

"Katakan, apa benar yang saya dengar bahwa kamu akan melewatkan Natal? Tidak mungkin kamu bisa melewatkan Natal!Mengapa, karena kamu adalah peri nomor satu!"

Mendengar itu, kata Eric, si anak mempertanyakan kebenarannya. Dengan mantap Eric menjawabnya dan segera memberinya hadiah.

"Dia sangat lemah dan nyaris tak bisa membuka bungkus kado. Tapi ketika dia melihat isi di dalamnya, dia pun tersenyum lebar dan meletakkan kepalanya kembali ke kasur."

Kepada Eric, anak itu bercerita bahwa orang-orang mengatakan hidupnya tak akan lama lagi. Si anak pun mulai bertanya kepadanya kemana dia akan pergi setelah mati.

Eric sedikit bingung menjawab pertanyaan si anak. Alih-alih memberikan jawaban yang membingungkan, dia justru mengajukan permohonan kepada si anak.

"Ketika kamu sampai di sana, katakan bahwa kamu adalah peri nomor satu Santa, dan saya tahu kalau mereka akan membiarkanmu masuk," ucap Eric.

"Dia pun sedikit bangun dari tempat tidurnya dan memberi saya pelukan hangat. Dia juga mengajukan satu pertanyaan lagi pada saya,'Santa bisakah kamu menolong saya?"

Eric melingkarkan tangannya ke seluruh tubuh anak itu dan mengeratkan pelukannya. Sayang, sebelum bisa menjawabnya, anak itu meninggal di pelukannya. Dia membiarkan anak itu sesaat dalam pelukannya.

Melihat kejadian itu, semua keluarga yang melihat pun menyadari keadaan. Eric bercerita bahwa ibu si anak langsung berlari masuk sembari berteriak," Tidak, tidak, tidak sekarang!"

Eric pun melepaskan pelukannya dan memberikan anak itu kepada ibunya. Dia pun berlari meninggalkan ruangan secepatnya.

"Saya berlari ke tempat suster sambil menangis dan menunduk. Saya tahu dokter dan suster melihat hal ini setiap hari, tapi saya tidak tahu bagaimana mereka bisa mengatasi perasaan seperti ini."

Dalam keputusasaan, Eric bersiap untuk menggantung baju Santanya. "Saya tidak cocok untuk ini," ucapnya beralasan.

Tapi dia mengumpulkan semua kekuatannya untuk melakukan satu pertunjukkan terakhir.

"Ketika saya melihat semua anak tertawa, itu memberi saya kekuatan. Hal itu membuat saya sadar tentang peran yang harus saya mainkan. Untuk mereka, dan untuk saya."

(chs)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER