Baku, CNN Indonesia -- Baku terletak di pesisir Laut Kaspia. Bukan laut, sebenarnya, melainkan danau besar yang membatasi Azerbaijan dengan Rusia, Kazakstan, Turkmenistan dan Iran.
Beberapa menjuluki Baku sebagai kota kecil Paris. Jika melihat jalan besar yang membentang di pusat kota, wisatawan akan menyaksikan sisa-sisa peradaban Barat melalui kemegahan arsitektur bangunan yang masih utuh terjaga. Pertokoan ritel mewah seperti Armani, Gucci, Dior, Ferrari dan masih banyak yang lainnya pun berjejer rapi, menyatu dengan keglamoran bangunan yang berdiri.
Berjalan-jalan hingga malam hari di Baku juga terbilang aman. Di tengah pendaran lampu hias yang mewarnai sudut bangunan kota, keindahan Baku semakin jelas terasa. Tak heran jika hingga pukul dua pagi, wisatawan masih akan bertemu dengan banyak orang yang bepergian, termasuk keluarga yang membawa anak, terutama di pusat kota.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baru-baru ini, TripAdvisor mencatat Baku sebagai destinasi wisata pilihan nomor satu yang paling diminati di Asia. Perpaduan apik budaya Eropa dan Asia yang terekam dalam panorama dan situs-situs sejarah menjadi salah satu daya tarik utama kota ini.
Jika hanya memiliki waktu semalam untuk menikmati Baku, berikut ini ialah beberapa tempat yang wajib dikunjungi:
1. Old City Old City merupakan kawasan kota tua yang menjadi destinasi utama kota Baku. Kawasan ini menjadi bukti perabadan Zoroastrianisme, Sasania, Arab, Shirvani, Persia, Ottoman hingga Rusia. (CNN Indonesia/Ranny Virginia Utami) |
Old City adalah inti dari peradaban Baku. Bukti peradaban Zoroastrianisme, Sasania, Arab, Persia, Shirvani, Ottoman hingga Rusia.
Kontinuitas budaya tersebut terlihat dari gaya arsitektur bangunan yang ada, mulai dari dinding tembok, saluran air, pintu serta jendela. Beberapa peneliti berpendapat bahwa bangunan-bangunan ini berdiri sebelum abad ke-7, tetapi pendapat umum menyatakan bahwa Old City terbentuk sejak abad ke-12.
Berlokasi di pusat kota, akses menuju Old City dapat ditempuh dengan menggunakan transportasi umum, seperti bus dan metro (kereta bawah tanah). Namun, untuk bisa menggunakan transportasi umum di Baku, Anda harus memiliki kartu khusus, BakiKart. Kartu pembayaran elektronik ini bisa wisatawan peroleh di loket stasiun metro atau mesin BakiKart yang tersebar di beberapa tempat.
Kawasan Old City sendiri terbagi menjadi dua, yakni Inner City dan Outer City. Di Inner City, Anda bisa menyaksikan keelokan budaya abad pertengahan yang telah diakui UNESCO dengan mengunjungi Maiden Tower dan Shirvanshah Palace. Sementara di Outer City, ada sederet pertokoan, restoran serta taman.
2. Maiden Tower
 Maiden Tower merupakan salah satu bangunan kuno yang masih terjaga kelestariannya di Old City. Menara ini masuk ke dalam daftar warisan dunia UNESCO dan menjadi simbol Azerbaijan. (CNN Indonesia/Ranny Virginia Utami) |
Maiden Tower, atau dalam bahasa Azeri disebut Gis Galasi, menjadi salah satu destinasi wisata andalan Baku. Menara ini dibangun dari campuran batu karang dan batu kapur, dan memiliki ketebalan dinding mencapai lima meter.
Menara setinggi 29,5 meter dan berdiameter 16,5 meter ini terbagi ke dalam delapan tingkatan. Masing-masing tingkatan dihubungkan dengan susunan bebatuan yang mengelilingi pinggiran dalam bangunan dan menjulang ke atas selayaknya anak tangga.
Menara ini konon menyimpan banyak cerita yang terkait dengan nama Maiden. Menurut salah satu legenda, nama Maiden diambil dari kisah anak perempuan shah (raja) yang bunuh diri karena ingin dinikahi oleh sang ayah.
Kisah ini sendiri memiliki beragam versi dan tak satupun yang mempunyai bukti asli akan cerita tersebut. Namun menurut peneliti, fakta tentang ayah yang menikahi anak perempuannya tercatat sebagai bukti karakteristik pra-Islam untuk melanggengkan kerajaan.
Sementara di sisi lain, beberapa meyakini nama Maiden diambil berdasarkan fakta bahwa menara ini tak pernah diambil secara paksa sehingga diartikan sebagai ‘perawan’.
Jika wisatawan ingin melihat keseluruhan kota Baku, bisa menaiki Maiden Tower hingga lantai teratas. Biaya masuk ke menara ini hanya sebesar 8 manat atau sekitar Rp64 ribu.
3. Shirvanshah Palace Shirvanshah Palace menjadi bangunan bersejarah lain yang ada di Old City, Baku. Kompleks ini dibangun sebagai tempat tinggal kerajaan Islam Shirvani. (CNN Indonesia/Ranny Virginia Utami) |
Kompleks Shirvanshah Palace menjadi mutiara dari warisan arsitektur Azerbaijan. Bangunan istana, balai pertemuan, masjid, tempat pemandian hingga makam anggota kerajaan menjadi bukti peradaban Islam di kawasan semenanjung Absheron, Kaukasus dan tepi barat Laut Kaspia pada abad pertengahan.
Menurut sejarah, kompleks ini merupakan pusat kerajaan Islam Shirvani yang sebelumnya terletak di Shamakhi. Pada masa pemerintahan Ibrahim I, pusat kerajaan dipindah ke Baku akibat gempa bumi yang melanda.
Kerajaan Shirvani sendiri diketahui menganut ajaran sufi. Tak heran jika di dalam kompleks ini juga terdapat makam Seyid Yahya Bakuvi, seorang ilmuwan dan filsuf abad pertengahan yang dikenal sebagai pendakwah sufi.
Untuk bisa mengelilingi kompleks ini, wisatawan harus membeli tiket seharga 4 manat atau sekitar Rp32 ribu.
4. Ateshgah Kuil api Ateshgah diperuntukkan bagi penganut Zoroastrianisme yang menganggap elemen api sebagai representasi dari sifat Ahura Mazda (Tuhan) yang mencerahkan atau bijaksana. (Thinkstock/AnkeM) |
Sesuai namanya, Ateshgah yang berarti ‘rumah api’, kuil yang dibangun sekitar abad ke-17 ini menjaga api abadi yang menguar ke permukaan akibat gas alam yang terkandung di dalam tanah.
Berlokasi di desa Surakhany, semenanjung Absheron, atau sekitar 30 kilometer dari pusat Baku, Ateshgah merupakan kuil kuno di mana para penganut Zoroastrianisme di Azerbaijan berkumpul untuk beribadah.
Banyak yang mengira bahwa Zoroastrianisme merupakan agama bagi penyembah api. Namun, anggapan tersebut keliru karena fakta menunjukkan ajaran monoteis ini meyakini elemen-elemen alam seperti air, tanah dan yang lainnya adalah suci, dan elemen api dianggap sebagai representasi dari sifat Ahura Mazda (Tuhan) yang mencerahkan atau bijaksana.
Keberadaan Ateshgah sendiri menjadi bukti peradaban Zoroastrianisme. Pada 1998, situs ini dimasukkan ke dalam daftar warisan dunia UNESCO.
Tak jauh dari Ateshgah, terdapat daerah bernama Yanardag. Di sini, wisatawan bisa menyaksikan fenomena api abadi di bawah kaki bukit. Namun, sebaiknya tidak berdiri terlalu dekat dengan api tersebut, karena api yang sudah membara sejak zaman kuno ini bisa mencapai tinggi satu meter dan lebar hingga 10 meter.
5. Heydar Aliyev Center Heydar Aliyev Center adalah salah satu ikon kota Baku yang modern. Gedung ini dirancang oleh seorang arsitek keturunan Irak-Inggris, Zaha Hadid. (CNN Indonesia/Ranny Virginia Utami) |
Puas melihat panorama abad pertengahan, kini saatnya wisatawan menjelajahi kota Baku yang modern. Tempat pertama yang wajib dikunjungi adalah Kompleks Heydar Aliyev Center.
Termasuk ke dalam salah satu ikon kota Baku, kompleks ini memiliki luas sekitar 101,8 ribu meter persegi. Seorang arsitek ternama keturunan Irak-Inggris, Zaha Hadid, merancang arsitektur bangunan ini.
Tidak seperti bentuk bangunan pada umumnya yang memiliki sudut tajam, Hadid merancang bangunan ini dengan sentuhan ciri khasnya, yakni gelombang dan lekukan, yang disesuaikan dengan topografi Azerbaijan.
Nama gedung ini juga diambil dari nama pemimpin Azerbaijan di era Soviet yang sekaligus menjadi presiden pertama Republik Azerbaijan pasca-Soviet, Heydar Aliyev.
Selain museum, Heydar Aliyev Center juga memiliki auditorium berkapasitas seribu kursi dan sejumlah ruang pameran. Rancangan yang inovatif dan canggih dari bangunan ini membuat wisatawan merasa berada di era masa depan.
6. Baku Boulevard Masih di area Baku Boulevard terdapat kanal buatan yang mirip dengan sungai di Venice, Italia, yang juga menawarkan sebuah perjalanan singkat menggunakan perahu berkapasitas empat orang. (CNN Indonesia/Ranny Virginia Utami) |
Ingin bersantai sebentar sambil menikmati pemandangan di tepi Laut Kaspia, tak ada salahnya mencoba berjalan kaki di Baku Boulevard.
Taman kota ini kerap disandingkan dengan Copacabana di Rio de Janeiro, Brasil, atau Promenade des Anglais di Nice, Perancis.
Tak jauh dari taman kota ini juga terdapat kanal buatan yang mirip dengan sungai di Venice, Italia. Tak tanggung-tanggung, Little Venice di sini juga menawarkan wisatawan sebuah perjalanan singkat menggunakan perahu berkapasitas empat orang.
7. Flame Towers Flame Towers menjadi ikon kota Baku yang modern, selain gedung Heydar Aliyev Center. Tiga gedung pencakar langit ini merepresentasikan simbol Azerbaijan yang dijuluki 'Negeri Api'. (CNN Indonesia/Ranny Virginia Utami) |
Flame Towers adalah sebutan dari tiga gedung pencakar langit yang juga termasuk ke dalam simbol kota Baku. Memiliki ketinggian hingga 190 meter, Flame Towers menjadi gedung paling tinggi yang ada di kota ini.
Terinspirasi dari bentuk lidah api yang menjulur ke atas, gedung ini dirancang dengan mengaplikasikan gaya arsitektur modern. Bayang-bayang langit biru, awan putih serta lalu-lalang kesibukan transportasi di Baku tercermin ke dalam dinding lapis kaca gedung ini.
Tak hanya sebagai gedung perkantoran, beberapa lantai gedung ini juga dipergunakan untuk apartemen dan hotel.
Jika malam hari, Flame Towers akan terlihat lebih indah dengan animasi bergerak yang dibuat dari cahaya LED berkekuatan 10 ribu luminer. Animasi ini mempertunjukkan nyala api yang menjalar seakan tertiup angin hingga berganti menjadi bendera Azerbaijan yang berkibar.
Jika wisatawan tak bisa mampir ke gedung ini, masih dapat menyaksikan keindahannya bahkan dari titik terjauh di Baku.
Berjalan kaki sedikit ke seberang Flame Tower, wisatawan akan bertemu dengan Dagustu Park. Taman kota ini merupakan salah satu lokasi yang cocok untuk melihat pemandangan Baku dari ketinggian.
Taman kota ini ternyata juga menyimpan cerita pahit tentang kejadian di masa lalu.
Sederet makam, yang disebut “Martyrs’ Lane”, menghiasi pinggiran taman di sepanjang jalan menuju monumen api abadi. Makam-makam ini menjadi tempat peristirahatan terakhir ribuan warga Azerbaijan yang menjadi korban atas invasi Uni Soviet pada 1990.
(ran/ard)