Jakarta, CNN Indonesia -- Kecamatan Larantuka yang berada di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), pantas disebut sebagai rumah bagi penganut agama Katolik di Indonesia.
Sebutan tersebut muncul bukan tanpa alasan. Banyaknya tempat ibadah berupa gereja dan taman doa di Larantuka menjadi alasannya.
Salah satu lokasi peribadatan umat Katolik yang wajib dikunjungi saat berada di Larantuka adalah Taman Doa Mater Dolorosa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terletak di pesisir pantai dan berdampingan dengan pelabuhan, Taman Doa Mater Dolorosa menjadi salah satu ikon kota Larantuka.
Saat berkesempatan mengunjungi Larantuka pertengahan Desember, CNNIndonesia.com melihat indahnya pemandangan yang tersaji di Taman Doa Mater Dolorosa. Rumah-rumah doa dan patung besar Bunda Maria serta Yesus berdiri di sana. Hamparan rumput dan pohon-pohon kecil menghiasi sekitarnya.
Untuk mencapai Taman Doa Mater Dolorosa, pengunjung dapat menumpang angkutan umum dari pusat kota Larantuka. Angkutan tersebut akan berhenti di Pelabuhan Larantuka dan bertarif Rp5000 per penumpang.
Dari pelabuhan, wisatawan hanya perlu berjalan kaki sejauh 500 meter menuju Taman Doa Mater Dolorosa. Tak sulit mengenali tempatnya, karena berada di pesisir pantai yang berhadapan langsung dengan sebuah kapel.
Dikatakan warga setempat, wisatawan lokal dan mancanegara banyak berdatangan ke sana saat perayaan Paskah tiba.
"Orang yang datang bisa sampai ribuan, sampai tidak cukup (penginapan) menampung. Mereka datang dari luar banyak juga," ujar seorang warga bernama Anton saat diwawancara pada Kamis (15/12).
Mater Dolorosa memiliki arti bunda yang berdukacita. Di kawasan ini, memang terdapat sebuah patung besar Bunda Maria yang sedang memangku Yesus.
Patung tersebut berdiri di ujung deretan rumah doa. Terdapat sebelas rumah doa yang berdiri memanjang ke arah patung tersebut.
Di masing-masing rumah doa terdapat gambar yang menceritakan perjalanan hidup Yesus. Saat Paskah tiba, rumah-rumah doa itu biasa diisi dengan lilin dan bunga dari umat yang datang.
Berdasarkan situs resmi Pemerintah Provinsi NTT, Patung Bunda Maria dan Yesus di Taman Doa Mater Dolorosa telah ada sejak abad ke-16. Patung yang kerap disebut Tuan Ma itu dibawa oleh misionaris Portugis bernama Gaspardo Espirito Santo dan Agostinhode Madalena.
Deretan Rumah Doa yang berada di Taman Doa Mater Dolorosa. Terdapat 11 rumah dosa yang berdiri di sana. (CNN Indonesia/Lalu Rahadian) |
Taman Doa Mater Dolorosa dipenuhi pengunjung bila minggu perayaan Paskah tiba. Menurut cerita seorang warga, prosesi perayaan Paskah kerap dilakukan sejak Rabu pertengahan minggu Paskah hingga Senin di pekan selanjutnya.
"Di hari itu, (umat Katolik) berkumpul di Kapel Devotee dan berdoa untuk menenang pengkhianatan Yudas Iskarias yang menyebabkan penangkapan Yesus. Ini adalah saat di mana kota Larantuka menjadi kota berkabung," tulis situs resmi pariwisata Provinsi NTT.
Prosesi jalan salib yang menggambarkan kisah hidup Yesus hingga hari penyaliban dilakukan mulai dari gereja di Larantuka hingga Taman Doa Mater Dolorosa. Jalan salib berakhir tepat di hadapan Tuan Ma, dan di sana diperagakan proses penyaliban Yesus di tiang pancang.
Selain Paskah, pengunjung yang datang ke Taman Doa Mater Dolorosa terbilang minim. Namun, kawasan tersebut tetap dibuka dan tak ada batasan bagi siapapun untuk masuk ke sana.
Walau sepi pengunjung, kenyamanan Taman Doa Mater Dolorosa tetap terjaga karena ada petugas kebersihan yang bertugas. Pengunjung tak perlu mengeluarkan biaya untuk masuk ke objek wisata religius ini.
(ard/ard)