Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah, bekerja sama dengan tokoh dan masyarakat Suku Dayak beragama Hindu Kaharingan menggelar ritual adat Ma`Mapas Lewu, Ma`arak Sahur, dan Palus Mangantung Sahur Lewu untuk menyambut Tahun Baru 2017.
"Rangkaian upacara ini sebagai upaya membersihkan diri dari segala bentuk perasaan yang mengotori hati dan pikiran menjelang tahun baru,” kata Ketua Majelis Dayak Agama Hindu Kaharingan Kota, Parada, di Kantor Wali Kota Palangka Raya, seperti yang dikutip dari
Antara pada Jumat (30/12).
Ritual adat setiap menjelang pergantian tahun ini digelar selama tiga hari yang dimulai pada Jumat (30/12) hingga Minggu (1/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Parada menerangkan, ritual Ma`mapas Lewu memiliki arti membersihkan wilayah dari pengaruh perbuatan buruk atau jahat baik yang dilakukan oleh manusia dan roh jahat.
Sedangkan ritual Ma`arak Sahur sebagai ungkapan syukur kepada Yang Maha Kuasa, Sahur Parapah, Antang Patahu dan leluhur yang telah memberikan perlindungan, kesehatan dan kekuatan.
Sementara ritual Mangantung Sahur Lewu sebagai permohonan kepada Yang Maha Kuasa, Sahur Parapah, Antang Patahu serta leluhur agar Kalimantan Tengah selalu dijaga dan dilindungi.
"Dilindungi di sini memiliki arti terhindar dari hal-hal yang buruk, baik yang dilakukan oleh manusia atau pun oleh roh-roh jahat," ujar Parada.
Wali Kota Palangka Raya, Riban Satia saat membuka acara itu secara resmi meminta agar berbagai upacara adat yang berada di ibu kota Provinsi Kalteng dapat terus dilestarikan agar tidak hilang tergerus kemajuan zaman.
"Harapan kita selain menjaga budaya tetap terjaga juga mampu menambah ketertarikan wisatawan yang ingin menyaksikan keragaman budaya, adat dan kearifan masyarakat Palangka Raya," kata Riban.
Dia pun meminta Disdikbud selaku unsur pemerintah yang bertanggung jawab untuk bidang budaya semakin mempromosikan berbagai agenda budaya sehingga dapat menarik kedatangan wisatawan lokal maupun domestik.
(ard/ard)