Jakarta, CNN Indonesia -- Banyak wisatawan yang mengeluhkan kondisi toilet umum yang ada di kawasan wisata Tibet. Walau hal itu tak terlalu memengaruhi jumlah kunjungan wisatawan ke sana, namun pemerintahnya berusaha untuk membenahi toilet-toilet kotor di negaranya.
Kampanye “Revolusi Toilet” dimulai tahun ini, dengan investasi dalam jumlah besar di wilayah otonomi Tibet guna meningkatkan kondisi kesehatan dan kunjungan wisatawan.
Kampanye akan dilakukan dengan dana sebesar US$173 juta (sekitar Rp2,2 miliar), yang akan digunakan untuk pembangunan dan perbaikan 2.000 toilet pada tahun ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Toilet kering di berbagai kawasan ramai, terutama kawasan wisata, akan diganti dengan toilet siram. Tapi, toilet kering akan tetap ada di pedesaan, namun kondisinya akan diperbaiki.
Toilet yang dibangun akan disesuaikan dengan standar nasional, yaitu memiliki tembok, pintu, atap dan jendela, dan setidaknya seluas dua meter persegi.
Selain kondisinya, air yang mengalir di dalamnya juga harus bersih, dengan tangki penampungan di dalam tanah.
Direktur Departemen Pembangunan Perkotaan-Pedesaan dan Perumahan Tibet, Sonam Nyima, mengatakan kalau pembenahan toilet juga akan dibarengan dengan penanganan sampah.
“Pengolahan sampah harus sejalan dengan keperluan perlindungan lingkungan hidup dan menjamin tak ada kerusakan lingkungan hidup,” kata Sonam, seperti yang dikutip dari
Xinhua pada Kamis (12/1).
(ard)