Jakarta, CNN Indonesia -- Aktivis organisasi hak asasi binatang, People for the Ethical Treatment of Animals (PETA) menyambut positif kabar tutupnya perusahaan pertunjukan sirkus ternama dan legendaris AS, Ringling Bros. and Barnum & Bailey, yang sudah beroperasi 146 tahun.
Kenneth Feld, CEO Ringling Bros. and Barnum & Bailey, beberapa waktu lalu, menyampaikan pertunjukan Mei mendatang akan menjadi pertunjukan terakhir bagi Ringling.
Feld mengatakan penjualan tiket sirkus masih terus anjlok seiring menurunnya minat konsumen sejak musim semi lalu, terutama terkait pertunjukan yang menggunakan binatang sebagai atraksinya. Tidak hanya itu, perusahaan juga mesti berjuang di jalur hukum terkait dilibatkannya gajah dalam tiap pertunjukan sirkusnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kabar ini disambut sorak kegembiraan oleh aktivis bela binatang PETA. Lewat akun Twitternya, mereka menyampaikan usaha 36 tahun menyuarakan aksi peduli binatang akhirnya tercapai.
Dalam situsnya, PETA telah mendokumentasikan beragam hal negatif dibalik pertunjukan sirkus. Di antaranya rekaman akan hewan yang dibiarkan mati, dipukuli, dan banyak lagi ditunjukkan pada publik untuk semakin memperkuat alasan meniadakan sirkus.
Wayne Pacelle, CEO Humane Society, mengatakan bahwa ia turut menyambut positif keputusan perusahaan untuk menjauh dari kebiasaan yang didasari pada perlakuan tak manusiawi pada hewan.
Keputusan Ringling ini dikabarkan sekaligus menjadi 'alarm' bagi bisnis pertunjukan hewan di Amerika. Propaganda kelompok pembela hewan yang membuat masyarakat kian kritis dari waktu ke waktu menjadi ancaman serius bagi kebersinambungan bisnis ini.
Kabar tutupnya Ringling diyakini turut membuat sejumlah warga Amerika Serikat terbawa hanyut dalam perasaan sedih. Khususnya, bagi mereka yang dibesarkan di era bahwa pertunjukan sirkus ini adalah 'The Greatest Show on Earth,' yang fenomenal.
Ringling menjadi pertunjukan sirkus fenomenal di Wisconsin pada 1800-an oleh lima orang Ringling bersaudara. Pada tahun 1967, mereka menjual bisnis untuk Feld Entertainment. Sirkus yang mempekerjakan 250 sampai 300 orang ini telah melakukan tur di sekitar 115 kota setiap tahunnya. Hal ini telah menjadi bagian dari budaya Amerika.
Beberapa tahun yang lalu, setelah bergulat di jalur hukum, Ringling memenangkan sekitar US$25 juta dari sengketa hukum dengan kelompok pembela hak hewan yang menuntut mereka terkait perlindungan hewan. Meskipun demikian, perusahaan merugi setelah atraksi gajah 'dipensiunkan' sejak tahun lalu.
Berbagai upaya pun dilakukan, seperti memperkenalkan teknologi tinggi yang punya efek khusus seperti proyeksi video 3 dimensi (3D), di samping pertunjukan bersama hewan-hewan, termasuk, singa, harimau, kuda, kambing, babi dan kanguru, meski ada protes dari luar.
PETA menegaskan, 'masyarakat kini telah berubah, mata mereka telah terbuka.'
(rah)