Bayi Laki-laki dengan Tiga Orang Tua Lahir di Ukraina

Endro Priherdityo | CNN Indonesia
Kamis, 19 Jan 2017 13:49 WIB
Sebuah klinik kehamilan di Ukraina sukses melakukan bayi tabung menggunakan sel dari tiga orang tua.
Ilustrasi: Sebuah klinik di Ukraina sukses melakukan bayi tabung dengan tiga orang tua. (Thinkstock/Wavebreakmedia Ltd)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sebuah klinik kehamilan di Ukraina menyampaikan mereka sukses menggunakan teknik baru dan membuat sepasang suami-istri mandul memiliki seorang anak laki-laki. Teknik tersebut menggunakan DNA dari tiga orang tua.

Melansir AFP, anak laki-laki yang dikandung itu menggunakan DNA dari ibu serta bapaknya namun juga menggunakan sebuah sel telur donasi.

Direktur klinik kesuburan Nadiya bernama Valeriy Zukin mengatakan teknik baru itu disebut pronuclear transfer.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini kali pertama menggunakan pronuclear transfer di dunia," kata Zukin.

Klinik tersebut mengatakan sang ibu yang berusia 34 tahun melahirkan bayi laki-laki sehat pada 5 Januari setelah mencoba hamil lebih dari 15 tahun dan menjalani serangkaian kegagalan bayi tabung.

Peluang hamil mulai muncul setelah telur wanita tersebut dibuahi oleh sperma sang suami, namun inti sel zigot atau sel telur yang telah dibuahi, dipindahkan ke sel telur donor yang sebelumnya dihilangkan inti selnya.

Hasilnya, telur kombinasi itu hampir seutuhnya terdiri dari materi genetik sang pasangan dengan tambahan sangat sedikit, sekitar 0,15 persen, dari materi DNA pendonor.

Zukin mengatakan ia berharap teknik pronuclear transfer dapat membantu wanita lainnya yang mengalami embrio gagal berkembang saat tahap sangat awal dari proses bayi tabung atau in vitro.

Anak laki-laki tersebut dianggap sebagai anak kedua dari bayi dengan tiga orang tua, setelah sebelumnya bayi pertama lahir di Meksiko pada 2016 dengan menggunakan teknik berbeda.

Zukin menyebut metode pronuclear transfer dapat digunakan untuk membantu wanita yang menderita kondisi langka bernama embryo arrest.

Dia memperkirakan setiap tahun dua juta wanita di dunia mencoba untuk memiliki bayi dengan cara in vitro dan sekitar satu persen dari mereka mengalami embryo arrest.

"Jadi saya pikir sekitar 10-20 ribu wanita per tahun dapat jadi kandidat potensial untuk menggunakan metode ini," kata Zukin.

Para ahli memperingatkan penggunaan berbagai metode untuk menangani masalah kesuburan. Mereka menekankan pengingatan itu ditujukan bagi mereka yang berisiko sangat tinggi mendapatkan penyakit genetik serius.

"Perhatian dan penilaian keselamatan sangat penting sebelum meluasnya penggunaan teknologi ini," kata Yacoub Khalaf, direktur the Assisted Conception Unit di Guy's and St Thomas Hospital di London.

(end)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER