Jakarta, CNN Indonesia -- Indonesia punya banyak jenis kopi. Dari Sabang hingga Merauke, terdapat kopi dengan aroma dan rasa yang istimewa, sehingga wajar jika Indonesia disebut sebagai surga kopi.
Salah satu daerah penghasil kopi adalah Tana Toraja, Sulawesi Selatan.
Keistimewaan kopi tersebut adalah aroma rempahnya yang kuat, serta kekentalan yang tepat. Namun, tempat terbaik mencicipi kopi toraja adalah di lokasi tanaman tersebut tumbuh.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal itu dibenarkan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
“Minum kopi di atas awan. Belum ada di dunia," kata Wapres Jusuf Kalla saat mengunjungi Desa Laloi di Tana Toraja, Sulawesi Selatan, yang dijuluki ‘negeri di atas awan.’
Pria yang akrab disapa JK itu mengatakan bahwa kopi Toraja bisa jadi daya tarik wisata, selain budaya dan keindahan alam.
“Di sini ada kopi yang terkenal nikmatnya. Jadi kenapa tidak kita jual, minum kopi di atas awan,” tuturnya.
Ditilik dari sejarahnya, kopi yang juga kerap disebut celebes kalosi ini punya kisah yang panjang. Kopi ini telah ditanam sejak jaman Belanda. Lokasi penanaman di daerah pegunungan yang juga dekat dengan tempat tumbuhnya rempah, membuat kopi Toraja memiliki citarasa yang unik.
Bandara Jadi SolusiWapres bersama Ibu Mufidah, Menteri Pariwisata Arief Yahya serta Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo, mengunjungi Desa Laloi untuk mendukung pengembangan destinasi wisata Tana Toraja.
"Dulu Bali, Tana Toraja dan Danau Toba sangat populer. Karena dulu wisatawan mau naik bus 10 jam datang ke Tana Toraja ini. Sekarang orang tidak mau lagi, maunya langsung terbang sampai di lokasi," kata JK.
 Kopi Toraja merupakan salah satu kopi terbaik di Indonesia. (Foto: shixugang/Pixabay) |
Oleh karena itu, ia mengatakan, satu-satunya cara mempercepat pengembangan wisata di Tana Toraja adalah membangun bandara.
Ia mengatakan pemerintah telah memutuskan untuk memperpanjang dan memperlebar landasan pacu bandara lama, Pong Tiku sembari mempersiapkan pembangunan bandara baru, Buntu Kuni. Saat ini, Bandara Pong Tiku baru bisa menerima pesawat ATR dan sejenisnya.
"Nanti bandara baru Buntu Kuni harus bisa didarati pesawat Boeing sehingga wisatawan bisa langsung dari ke Toraja dari Bali atau Manado,” katanya.
Di sisi lain, JK juga mengatakan masyarakat sekitar harus diedukasi sehingga melek wisata.
"Masyarakat juga harus dipersiapkan mentalnya untuk disiplin menjaga alam dan kebersihan serta keramahannya. Toraja harus banyak belajar pada orang Bali," tambahnya.
Menurut Menteri Pariwisata Arief Yahya, jumlah wisatawan mancanegara yang mengunjungi Sulawesi Selatan tahun lalu adalah 200 ribu orang. Sedangkan di wilayah Toraja, jumlah wisatawan yang berkunjung sekitar 30 ribu orang.
Arief berharap angka kunjungan turis ke Sulsel bisa meningkat menjadi 100 ribu orang di 2019. “Kita harap naiknya tiga kali lipat,” ujarnya, sembari mengatakan target utama turis mancanegara adalah Eropa dan China.
(antara/les)