Jakarta, CNN Indonesia -- Tuntutan pekerjaan seringkali membuat seseorang kekurangan jam tidur. Terlebih jika memiliki pekerjaan yang membutuhkan kesiagaan 24 jam, seperti pemadam kebakaran dan tenaga medis.
Ternyata, kekurangan jam tidur dapat memengaruhi kemampuan bekerja seseorang. Lebih buruk, seseorang dapat kehilangan pekerjaan jika kondisi tersebut tidak ditangani secara serius.
Berdasarkan studi yang dilakukan Divisi Sleep Medicine dari Universitas Harvard, mengurangi waktu tidur untuk bekerja dapat memperburuk suasana hati dan kemampuan fokus.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Studi tersebut juga dibenarkan oleh studi yang dilakukan oleh seorang psikolog bernama Herbert Freudenberger pada 1974.
Selain memperburuk suasana hati dan fokus, Freudenberger menemukan fakta bahwa kekurangan tidur dapat menyebabkan kehilangan motivasi dan tumbuhnya depresi.
Tidak hanya itu, kurang tidur juga membuat kreatifitas seseorang terhambat.
Pentingnya tidur juga dinyatakan oleh studi dari Universitas Rochester, yang menjelaskan kalau selama proses tidur, otak akan membuang protein beracun yang terbentuk selama terjaga.
Racun tersebut hanya bisa dihapus saat tidur. Itu berarti jika seseorang tidak memiliki jam tidur yang cukup, protein tersebut akan tertinggal dan terus menumpuk.
Setiap orang membutuhkan tujuh sampai delapan jam waktu tidur setiap harinya. Memaksa diri untuk tidak tidur, walau satu hari, dapat menimbulkan efek pada otak setara dengan membenturkan kepala ke tembok.
Penyakit kronis pun dapat timbul karena kurang tidur, seperti liver, diabetes, dan jantung. Hal tersebut disebabkan karena orang akan cenderung mengkonsumsi minuman berkafein dan manis untuk membuat tetap terjaga semalaman.
Agar tidak berubah lebih buruk, sebaiknya segera menghentikan kebiasaan mengurangi waktu tidur di malam hari.
(okt/ard)