Kedai Kopi Amerika Serikat Menolak 'Muslim Ban' Trump

Endro Priherdityo | CNN Indonesia
Senin, 30 Jan 2017 15:01 WIB
Pemilik jaringan kedai kopi yang mendunia, Starbucks, merespon larangan imigran Presiden Donald Trump dengan merekrut lebih banyak orang pendatang.
Ilustrasi: Menanggapi larangan imigran Donald Trump, kedai kopi Amerika justru berencana rekrut orang asing lebih banyak. (REUTERS/Carlo Allegri)
Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan waralaba kedai kopi Starbucks berencana merekrut 10 ribu imigran di seluruh dunia selama lima tahun ke depan, sebagai respon larangan masuk Amerika Serikat dari Presiden Donald Trump.

Melansir AFP pada Senin (30/1), pernyataan tersebut disampaikan oleh kepala eksekutif Starbucks, Howard Schultz dalam sebuah surat kepada karyawannya yang diunggah di laman resmi perusahaan tersebut.

"Saya menulis kepada Anda hari ini dengan keprihatinan mendalam, dengan berat hati dan janji pasti," kata Schultz.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saat ini kami hidup dalam momen yang tidak pernah terduga sebelumnya, di saat semua menjadi saksi atas hati nurani negara ini, dan janji akan American Dream, yang mulai dipertanyakan," lanjutnya.
Schultz, yang merupakan pendukung Partai Demokrat, mengatakan perusahaannya telah menghubungi karyawannya yang terkena imbas pelarangan tersebut.

Presiden dari Partai Republik, Donald Trump, meneken peraturan yang melarang masuk seluruh pengungsi ke Amerika Serikat selama 120 hari.

Perintah tersebut juga menolak kedatangan seluruh pengungsi asal Suriah, memblokir kedatangan warga dari tujuh negara mayoritas Muslim selama 90 hari. Tujuh negara tersebut adalah Iran, Irak, Libya, Somalia, Sudan, Suriah, dan Yaman.

Schultz mengatakan karyawan imigran baru tersebut akan berasal dari pengungsi perang, penganiayaan dan diskriminasi dari 75 negara tempat beroperasinya kedai kopi itu.
"Dan kami akan memulai usaha ini di Amerika Serikat dengan fokus awal berupa individu yang melayani tentara Amerika Serikat sebagai penerjemah dan tenaga pendukung di beberapa negara tempat militer negara ini bertugas," tulis Schultz.

Dalam pernyataannya, dia juga membela Meksiko yang telah disebut Trump harus membayar pembiayaan dinding perbatasan Amerika Serikat-Meksiko. Trump juga menargetkan penambahan biaya 20 persen dari barang impor asal Meksiko.

"Membangun jembatan, bukan dinding, dengan Meksiko," kata Schultz.

"Kami bersiap membantu dan mendukung pelanggan Meksiko, rekan dan keluarga mereka yang terkena dampak negatif dari sanksi perdagangan serta pajak juga kepercayaan dari orang Amerika," lanjutnya.

Kedai kopi yang dipimpin Schultz memiliki lebih dari 600 kedai di Meksiko dan merekrut 7.000 pegawai. Meksiko pula yang selama ini membantu Schultz dalam memasok bahan-bahan.

Schultz diketahui dekat dengan Hillary Clinton, calon presiden dari Partai Demokrat. Schultz juga mendukung Clinton semasa dalam masa kampanye tahun lalu.

(ard)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER