Jakarta, CNN Indonesia -- Mehendi Hassan terpaksa harus berdiam diri di rumahnya di distrik Naogaon, Bangladesh. Bukan keinginannya untuk diam di rumah, seperti anak delapan tahun lainnya, dia juga ingin bermain bersama kawannya.
Namun sayang, dia tak bisa keluar dan bermain karena penampilannya menakuti anak-anak lain.
"Anak-anak lain membenci dia. Orang-orang ketakutan melihat kondisinya," kata Jahanara Begum, ibu Hassan, dikutip dari
Metro.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dia sudah dirumahkan sejak delapan tahun lalu, karena kemana pun dia pergi, penduduk desa selalu takut dan mengatakan hal buruk tentang dia. Itu membuatnya sedih, jadi saya memintanya untuk tetap di rumah."
Jahanara mengatakan, Hassan selalu menangis kesakitan. "Sangat menyedihkan melihat dia menderita."
Penampilan Hassan tidak sepeti anak delapan tahun pada umumnya. Kulit tubuhnya dilapisi oleh kulit bersisik yang menebal dan mengeras. Ini membuat dia merasa kesakitan saat kulit tubuhnya disentuh.
'Sisik' tubuhnya yang menebal dan mengeras ini terlihat seperti membantu. Tubuhhnya terutama bagian dada, tangan, dan kakinya mulai menghitam dan retak-retak seperti batu.
Kondisi membatu ini pertama kali mulai terdiagnosis saat dia berusia 12 hari. Kala itu, orang tuanya menemukan ruam kecil di tubuhnya.
Ruam tersebut nyatanya menyebar dan penderitaannya itu membingungkan para dokter yang didatanginya.
"Tak ada dokter yang bisa mendiagnosis penyakitnya," kata sang ayah, Abul Kalam Azad.
"Mereka bilang kalau dia menderita penyakit kulit langka, tapi tak ada satu pun yang bisa menyembuhkannya."
Sudah banyak pengobatan dan dokter yang didatangi. Orang tuanya sudah menghabiskan banyak uang. Kondisi keuangan yang menipis ini membuat orang tuanya memutuskan untuk tak lagi berobat.
"Saya berhenti membawanya ke dokter. Sudah empat tahun dia tak lagi menemui dokter."
"Dia menangis dan bertanya mengapa dia harus menderita seperti itu. Saya selalu bilang padanya bahwa Alla membuat dia berbeda dan dengan kehendakNya, dia juga bisa belajar dan hidup normal serta sehat."
(chs)