Gaya Centil Tas Berbalut Kain Etnik

Christina Andhika Setyanti & okt | CNN Indonesia
Jumat, 03 Feb 2017 16:45 WIB
Tidak hanya indah diaplikasikan dalam busana, kain tradisonal Indonesia nyatanya juga apik dirangkai menjadi aneka bentuk tas yang trendi.
Aneka kain tradisional bisa diubah menjadi beragam bentuk tas yang cantik (CNN Indonesia/Adhy Wicaksono).
Jakarta, CNN Indonesia -- Tidak hanya indah diaplikasikan dalam busana, kain tradisonal Indonesia nyatanya juga apik dirangkai menjadi aneka bentuk tas yang trendi.

Hal itu dibuktikan dalam pagelaran Pusaka Mutiara Maumere di Indonesia Fashion Week 2017. Seorang desainer tas asal Bekasi, Jawa Barat menunjukan hasil kreasi tangan dinginnya, dengan menyulap kain khas Maumere menjadi berbagai tas pria dan wanita.

Enam desainer Nita Seno Aji, Kunce, Irwansyah, Verlita Evelyn, Yoyo Prasetyo, dan Dana Duriatna, pagelaran itu sukses menampilkan pusaka masyarakat Maumere yang telah diubah menjadi busana kekinian.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam acara tersebut, para desainer tidak hanya menunjukan koleksi busana mereka. Sebagai kolaborasi, seluruh desainer juga menunjukan bakat dalam mendesain tas sesuai konsep masing-masing.

Puluhan tas aneka warna dan bentuk seperti clutch, selempang, sampai tote bag dipamerkan dengan elegan dalam peragaan yang berlangsung selama satu jam tersebut.

Jadi Diri Sendiri

Meskipun menampilkan pusaka dari Maumere, para desainer juga mengolaborasikan koleksi mereka dengan budaya lain.

Kunce misalnya, pria desainer berdarah Ambon tersebut menghadirkan konsep oriental dalam koleksi busana yang ia bawa. Memadukan aksen Jepang dan Cina, ia ingin agar kain tradisonal asal Indonesia memiliki bentuk baru, dan menunjukan pada masyarakat, kain tenun dapat dipadukan dengan busana yang trendi.

Di sisi lain Dana Duriatna dengan apik memadukan kain Maumere dengan budaya India. Tanpa menghilangkan keindahan kain, Dana mampu membuat Punjabi, baju tradisional pria India dengan aksen tradisional.

Kreativitas para desainer memang tidak dibatasi dalam pagelaran ini. Ervina Ahmad, desainer Warnatasku mengatakan, selama dua bulan bekerja sama dengan para desainer, dirinya memang menegaskan agar mereka menjadi diri sendiri.

"Tiap desainer punya keunikan sendiri. Saya bilang 'just be yourself' saja," ujar Ervina dalam konferensi pers semalam.

Ervina mengaku, dalam mengerjakan proyek ini ia hanya memberikan bahan baku dan menyerahkan sisanya pada desainer. Para desainer diberi kebebasan untuk membuat tas yang sesuai dengan koleksi busana mereka.

Hal itu dibenarkan oleh Yoyo yang menonjolkan teknik rustic dalam busananya. Ia mengatakan, selama proses pembuatan para desainer dituntut utnuk membuat sesuai dengan karakter masing-masing. Membawa 12 koleksi busana yang memakai efek usang namun edgy, busana yang ditampilkan tetap terlihat modern.  

"Kendalanya tidak begitu besar, karena disini kita diberi kebebasan untuk mengembangkan kreativitas dari bahan Maumere itu sendiri," ujar Yoyo.

Lebih lanjut Ervina mengatakan, ia mengharapkan hasil kreasi para desainer mampu masuk ke tiap lapisan masyarakat. Setiap warna dan keunikan yang diusung dinilai menjadi daya jual tersendiri yang dapat diterima khayalak luas.

Lantas apakah hal ini akan menghilangkan filosofi makna di tiap lembar kainnya?

Tidak Menghilangkan Makna Filosofi

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER