Jakarta, CNN Indonesia -- Saat ingin menikmati berbagai santapan makanan khas Padang, rumah makan Padang favorit pasti jadi tujuan. Banyak orang yang memilih rumah makan Padang kecil yang sederhana.
Namun belakangan ini, rumah makan Padang mulai naik kelas. Aneka makanan khas Padang ini tak lagi cuma dijual di rumah makan kecil, tapi di mal.
Ivan Sini adalah salah satu pria Padang yang membuka restoran Padang high-end di mal. Namun, sedikit berkreasi, Ivan justru menghadirkan kreasi makanan Padang peranakan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Memori masa kecil yang begitu melekat tentang kenikmatan rasa makanan Padang di daerah pecinan membawa Ivan membuka restoran Padang peranakan, Cikang.
Rumah makan berkonsep kafe itu tak hanya menawarkan makanan Padang, tapi juga menjual cerita di balik makanan itu.
"Kami tidak jual makanan saja, tapi ada kisah di setiap makanan itu, kami punya budaya," kata Ivan beberapa waktu lalu.
Ivan bercerita saat ia masih kanak-kanak, sang ayah, Rizal Sini, kerap membawanya pulang kampung ke Padang setahun sekali.
Di muara Kota Padang, di daerah Pecinan yang terkenal dengan nama Pondok, Ivan mengahabiskan masa liburnya di Ranah Minang. Rutinitas tiap hari pada 70-an itu hampir selalu sama.
Rizal kerap membawa Ivan ke kedai kopi milik Lee Chi Kwang atau akrab dipanggil Ci Kang.
Di kedai ini, Rizal dan Ivan 'terpesona' dengan kopi khas Padang. Kopi ini jugalah yang menginspirasi Ivan menghadirkan kopi Padang sejenis di restorannya.
Warung Chi Kwang yang berada di tengah-tengah bangunan peninggalan kolonial Belanda dan berpadu dengan klenteng serta vihara, menjual beragam masakan khas Padang peranakan. Mulai dari jajanan tradisional 'teman' minum kopi hingga Sate Padang.
Konsep kedai Chi Kwang yang menjual jajanan pagi hingga makan malam diadaptasi oleh Ivan dan istrinya, Fenty Sini di Puri Indah Mall.
Chi Kwang Pindah HaluanChi Kwang bermetamorfosis dengan nuansa yang lebih modern di tengah toko-toko mewah di mal Jakarta. Untuk membangkitkan nostagia, Resto Cikang didesain dengan interior khas Padang peranakan.
Warna merah menjadi warna dominan di cafe ini. Mural gadih Minang (gadis Minang) yang berada di daerah Pondok lengkap dengan jam gadang menjadi gambar dinding di salah satu sudut cafe.
Di sisi lain, wallpaper diisi dengan ukiran garis-garis minimalis Tionghoa. Di dinding itu terpanjang foto-foto wilayah Padang dari masa dulu hingga kini berpadu dengan piring keramik khas budaya China. Lantunan lagu Minang dengan nada jazzy semakin melengkapi nostalgia cita rasa masakan Padang.
Di Puri Indah Mal ini tersedia 100 tempat duduk untuk pengunjung. Lokasi di mal di Jakarta Barat ini dipilih untuk menyasar kaum Tionghoa yang banyak bermukim di wilayah itu.
Pria yang berprofesi sebagai dokter kandungan itu mengaku menargetkan orang-orang dengan gaya hidup menengah yang biasa nongkrong di cafe dengan usia 20 tahun ke atas.
Penyajian di Cikang Resto ini berbeda dengan rumah makan padang lainnya. Jika restoran Padang biasanya menyajikan makanan ditumpuk-tumpuk, di Cikang, makanan dibuat berdasarkan pesanan, sehingga membuat pengunjung mesti menunggu lebih lama. Cikang mengadaptasi konsep ala carte.
Untuk memperkaya menu, Ivan tidak hanya mengambil menu yang tersedia di kedai Chi Kwang saja. Dia menambahkan beberapa menu dari wilayah-wilayah yang lain di Padang. Ivan mengaku mengklaim menyajikan menu terbaik di Padang di restorannya.
"Rasa antara satu daerah dengan daerah lainnya, itu beda banget loh. Saya pilih yang paling enak dan punya cerita. Jadi bisa coba semua yang di Padang di tempat ini," tutur Ivan.
Ivan membuat semua menu itu semirip mungkin dengan menu asli yang ada di Padang. Untuk itu, dia sengaja merekrut koki langsung dari Padang.
Ivan memberi tugas khusus kepada koki untuk membuat cita rasa yang sama dengan makanan yang berada di Padang. Chef itu meracik makanan sesuai permintaan Ivan dan Fenty.
Alhasil, beberapa bumbu dan bahan makanan di impor langsung dari Padang.
"Saya bilang sama ibu (Fenty, istri Ivan), kalau pakai bumbu yang di sini beda rasanya, harus beli dari padang," kata Irwandi, koki yang berasal dari salah satu restoran di Padang.
Fenty pun memutuskan blusukan mencari bumbu yang dimaksud. Dia mendapatkannya di Pasar Raya, pusat transaksi di Padang. Bumbu yang dikirim adalah bumbu sate, bumbu kambing, dedak rendang, kerupuk merah asli Padang.
Berasal dari daerah pecinan menu andalan di Cikang Resto adalah ayam bakar khas pecinan. Ayam bakar ini sedikit berbeda dengan ayam bakar padang lainnya.
Bila ayam bakar Padang kental dengan bumbu dan relatif kering, ayam bakar pecinan bercampur dengan bumbu oriental sehingga membuatnya sedikit berlumur saus.
Saus kental yang berwarna merah gelap ini juga dibumbui dengan aneka bahan pelengkap seperti irisan bawang bombai. Ayam bakar Padang peranakan ini terasa lebih lembap dan juicy dibanding ayam bakar Padang lainnya.
Meski sausnya berwarna merah gelap, namun saus ini pedasnya tidak menggigit. Hanya ada sedikit rasa pedas yang tercecap dalam tiap gigitan ayamnya.
Makanan ini serupa dengan salah satu ayam bakar yang dijual di daerah Pondok.
Selain ayam bakar, nasi goreng yang ditawarkan Cikang merupakan hasil adaptasi dari sebuah bofet nasi goreng patai atau petai di daerah Alang Laweh, Padang. Tak ayal menu makanan ini dinamakan Nasi Goreng Alang Laweh.
Mungkin Anda membayangkan semua rasa nasi goreng itu sama. Namun nasi goreng patai ini terasa berbeda. Tak ada jejak rasa kecap yang terasa dalam nasi gorengnya.
Nasi berderai (sebutan warga Padang untuk nasi berbulir terpisah bukan pulen) ini dimasak dengan aneka bumbu nasi goreng Padang. Rasanya makin nikmat tatkala irisan petai segar ditambahkan ke dalamnya. Rasa petainya meresap sampai ke dalam bulir nasinya.
Untuk menambah tekstur dalam nasi goreng, irisan selada dan kerupuk merah menjadi tambahanya yang renyah.
Rendang kering dan sajian vegetarian
Saat menyantap makanan Padang, tak lengkap rasanya kalau tak menyantap rendang. Rendang dari Azizi yang diambil dari asal tempat chef Irwandi bekerja di sebuah restoran kenamaan Padang di Jalan Azizi.
Rendang ini termasuk dalam jenis rendang kering dari daging sapi dengan irisan yang cukup tebal.
Jika ingin menyantap sajian fushion Padang dan China, Anda bisa mendapatkannya dari sajian sate padang. Sate padang yang disajikan dengan kuah kental ini bisa disantap bersama semangkuk irisan cakwe goreng.
Khusus vegetarian juga disediakan makanan campuran sayuran dari padang dengan bumbu kacang. Makanan ini memiliki nama Pical dan selada Uci. Khusus untuk selada uci ini merupakan menu racikan dari sang nenek.
Cemilan khas Minang juga disediakan seperi panukuik atau dikenal dengan pancake, es durian, lamang tapai yang terbuat dari beras ketan dan tape.