'Horny Beer' Buat Publik Swedia Geger

Puput Tripeni Juniman | CNN Indonesia
Rabu, 22 Feb 2017 18:51 WIB
Publik Swedia mendadak mencari bir yang dianggap dapat meningkatkan gairah, minuman alkohol itu dikenal dengan horny beer.
Ilustrasi: Publik Swedia mendadak mencari bir yang dianggap dapat meningkatkan gairah, minuman alkohol itu dikenal dengan horny beer. (Republica/Pixabay)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sebuah perusahaan bir asal Swedia baru-baru ini sukses menjual bir hanya dalam waktu semalam. Semua karena banyak orang mengira bir ini dapat meningkatkan gairah.

Melansir Travelers Today, perusahaan pembuat bir Ljusdals Bryggeri meluncurkan produk alkohol bernama Kåtöl. Nama tersebut bila diartikan dalam bahasa Inggris akan bermakna horny beer.

Ini karena kata 'Kat' dalam bahasa Inggris bermakna horny atau terangsang, sementara "öl" berarti bir. Sehingga bir tersebut menimbulkan pemahaman dapat meningkatkan gairah bercinta.
Namun CEO perusahaan tersebut, Per Löfgrenme, mengaku bahwa nama itu hanya kesalahpahaman saja. Dia mengatakan tidak pernah bermaksud untuk memberi nama horny beer atau apa pun yang berhubungan dengan gairah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Nama itu berasal dari 'tenda Sami' (kåta) atau tempat di mana Anda dapat minum bir, dalam bahasa Inggris disebut 'tenda bir Sami'," kata Löfgrenme.
[Gambas:Instagram]
Selain itu, Löfgrenme mengatakan bir tersebut juga hasil kolaborasi antara Ljusdalds Bryggeri dengan Joakim Nordborg dan Mattias Forsgren.

Nordborg dan Forsgren juga menjadi bagian kepemilikan Hotel Lappland, restoran terbesar di wilayah itu sekaligus tempat asal nama kåtan.
"Jika orang menemukan beberapa sambungan lain daripada yang kami maksudkan, dan salah satu yang digambarkan dan pada label, kami tidak bisa mengendalikan itu," katanya.

Media di Swedia menduga bahwa nama yang diberikan kepada bir itu menjadi penyebab bir tersebut sukses terjual.

Bahkan, orang-orang Swedia berharap agar bir itu bisa dijual kembali di akhir bulan ini.
Kåtöl disebut berhasil dalam memberikan nama bir karena ada banyak pabrik gagal dalam memasarkan minuman mereka melalui iklan atau teknik pemasaran yang menarik.

Misalnya pada tahun lalu, beberapa bir memiliki logo yang menunjukkan polisi menangani buaya serta label lain bergambar seorang wanita mengendarai perahu. Keduanya dianggap tidak sesuai. (end/sys)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER