Jakarta, CNN Indonesia -- Seperti semut yang mengerubungi gula, warung tenda Bang Ocit yang baru dibuka langsung dipenuhi barisan orang yang ingin menyantap sate taichan buatannya.
Dengan sigap, Bang Ocit dan para pekerjanya langsung mencatat semua pesanan dalam 'buku saktinya.' Bukan hanya mencatat pesanan pelanggan yang mengantre di lapaknya saja, tapi juga pesanan online dan juga pesanan para ojek online.
Pekerjanya pun langsung membakar berpuluh-puluh tusuk sate dalam satu wadah pembakar. Terlihat ada empat alat pembakar sate ukuran besar yang tersedia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sekali bakar bisa 100 tusuk," kata salah satu pekerjanya kepada CNNIndonesia.com.
Asap tebal pun mengepul dari empat alat pembakar sate. Beratus-ratus tusuk sate tak henti-hentinya mengalir ke wadah saji dan piring. Di meja saji, Bang Ocit dan dua pekerjanya berbagi tugas untuk meracik pesanan dalam piring ataupun pesanan yang dibawa pulang.
Mereka bekerja cepat tanpa henti untuk melayani pelanggan yang terus berdatangan. Mereka semua kelaparan.
"Kamu bikin 100, 70, 20, 30," kata Bang Ocit kepada pekerjanya.
Angka 100, 70, 20, 30, adalah 'kode rahasia' yang digunakan di Sate Taichan Bang Ocit untuk meminta pekerjanya menyiapkan sate dalam piring saji sesuai jumlah tusuk sate yang dipesan pelanggannya.
"Ade, 100," kata Bang Ocit setelah piring-piring sate siap diambil pelanggannya.
Pelanggan yang membuncah dan berada di sekeliling Bang ocit serta pengunjung yang tersebar di area trotoar Patal Senayan dan menunggu pesanannya sembari duduk memang membuat suara Bang Ocit 'tenggelam.' Belum lagi suara orang yang berteriak meminta pesanan mereka dicatat.
"Ade, 100," katanya lagi. Kali ini dia menggunakan pengeras suara agar si empunya pesanan sate bisa mengambil pesanan dan membayar.
Sesekali, Bang Ocit juga melontarkan berbagai gurauan untuk menghilangkan ketegangan di lapak satenya.
Sate yang dikenal selama ini memiliki warna cokelat manis yang menggoda. Warna kehitaman hasil karamelisasi bumbu kecap manis yang dioleskan ke atasnya dan dibakar.
Namun berbeda dengan taichan. Sate ini merupakan varian sate 'polos'. Meski namanya terdengar seperti nama makanan oriental, namun sate ini terbuat dari bahan halal, daging ayam.
Pada dasarnya, ini adalah jenis sate ayam biasa, namun berbeda cara pembuatannya.
Sebelum dibakar, potongan sate yang terbuat dari daging dan kulit ayam yang sudah ditusuk ini ini langsung dibakar. Sate-sate ayam ini dibakar tanpa dibumbui terlebih dulu, polos.
Sate-satenya dibakar selama 3-5 menit. Karena tak dioles dengan kecap, sate ini berwarna putih. Ada beberapa bagian yang menghitam karena terkena bara api langsung. Karena tak dibumbui, sate ini terasa tawar.
Untuk memberikan rasa, Bang Ocit memberi perasa tambahan untuk satenya. Setelah siap di piring saji, sate ini disiram dengan minyak goreng dan ditaburi dengan bubuk penyedap rasa. Bubuk penyedap rasa inilah yang diduga menjadi rahasia kenikmatan sate taichan yang memperkuat rasa gurih daging ayamnya.
Untuk menghilangkan rasa amis ayam, sate taichan dihidangkan dengan tambahan perasan jeruk limau. Selain menghilangkan aroma amis, jeruk limau juga memberikan sensasi segar saat menyantapnya.
Kombinasi bumbu tambahan ini dicampur jadi satu seperti cara tukang sate madura mencampur sate dengan bumbu kacangnya. Agar bumbu lebih merata, tak hanya satu bagian saja yang terasa asin, ada baiknya untuk mencampur kembali sate taichan dengan bumbu sebelum disantap.
Seporsi sate taichan ini disantap dengan tambahan sambal. Sambalnya pun bukan sambal sembarangan. Warna sambalnya terlihat seperti sambal kacang di nasi uduk. Hanya saja, tak ada sisipan rasa kacang di dalamnya.
Sambal sate taichan ini berwarna sedikit kemerahan, cair, dan sedikit berminyak. Minyak ini didapatkan dari hasil menggoreng sambalnya. Tentunya, minyak ini juga yang akan menambah rasa nikmat sate taichan. Rasanya pun tak terlalu pedas, melainkan sedikit cecapan rasa asam jeruk limau segar.
Sebelum disantap, sate taichan ini harus dicelupkan dulu ke dalam sambal. Karena sate taichannya sendiri tawar, rasa pedas dan asam adalah rasa yang paling mendominasi. Ada sedikit rasa asin dari penyedap rasa yang taburkan di atas satenya sesaat sebelum disajikan.
Jika masih terasa kurang asin, Anda bisa meminta bubuk penyedap rasa tambahan kepada Bang Ocit atau pekerja lainnya.
Pesan saja sepiring lontong jika mau terasa lebih kenyang.
Makanan yang sedang naik daun ini sudah tersedia di berbagai tempat. Hanya saja sampai saat ini, kawasan jalan Asia Afrika, Senayan masih menjadi pusat taichan di Jakarta.
Di Senayan sendiri, banyak berjajar penjual sate taichan. Selain sate taichan Bang Ocit, ada juga sate taichan Bang Amir.
Di depan Gelora Bung Karno, ada banyak penjaja sate taichan yang juga bisa jadi pilihan.
 Alat pembakar ini bisa memasak sate sampai 100 tusuk (Foto: CNN Indonesia/Christina Andhika Setyanti) |
Bukan satu-satunya sate putih di Indonesia Rasa sate taichan ini jauh berbeda dengan rasa sate madura ataupun sate padang yang kaya bumbu dan cita rasanya kuat. Namun sate ini bisa jadi pilihan saat Anda ingin menyantap sate yang rasanya lebih light dan tawar.
Hanya saja, makanan ini agak tak disarankan untuk orang yang sensitif dengan aroma amis ayam. Pasalnya, karena bumbu sate yang mendasar dan proses pembakaran yang tak terlalu lama, daging ayam masih terasa sedikit amis, khususnya di bagian kulit ayam.
Hanya saja jika dibilang unik, sate ini memang unik, baik dari bumbu maupun warnanya. Tapi yang harus diingat, sate taichan bukanlah satu-satunya sate tanpa bumbu kacang dan sate putih.
Masih ingat dengan sate lada garam? Jenis sate ayam ini sempat populer beberapa tahun lalu. Sate lada garam juga dibuat dari daging ayam yang ditusuk dan dibakar tanpa kecap. Namun, sate ini masih diberi tambahan garam sebelum dibakar. Saat akan disajikan, sate lada garam ini disantap dengan tambahan lada putih dan sambal.