Pentingnya Orang Tua Peduli Perawatan Gigi Anak Sejak Dini

Gloria Safira Taylor | CNN Indonesia
Selasa, 28 Feb 2017 17:47 WIB
Pencegahan penyakit gigi anak kerap luput dari perhatian orang tua. Spesialis Gigi Felicia Melati bagi tips agar kesehatan gigi anak terjaga sejak dini.
Foto: jarmoluk/Pixabay
Jakarta, CNN Indonesia -- Pencegahan penyakit pada gigi anak masih luput dari perhatian orang tua. Terkadang, orang tua datang ke dokter gigi bukan sebagai upaya pencegahan tetapi memang karena buah hatinya sedang sakit gigi, karies atau gigi berlubang.

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar 2013, terjadi peningkatan prevalesni karies pada penduduk Indonesia dibandingkan tahun 2007. Saat ini angka itu mencapai 53,2 persen dibanding sebelumnya, 43,4 persen.

Spesialis Gigi Felicia Melati mengatakan, dari pengalamannya sebagai dokter gigi, hampir di bawah 10 persen orang tua mau melakukan pencegahan terhadap penyakit gigi pada anaknya. Padahal, pencegahan menjadi salah satu kunci untuk menjaga gigi anak dengan baik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau dari pengalaman saya, orang tua yang datang untuk upaya pencegahan sakit gigi anak itu masih di bawah 10 persen. Sedangkan, untuk pengobatan justru banyak," ujarnya di Jakarta Pusat, Selasa (28/2).

Menurut Felicia, masalah utama kesehatan gigi adalah karies. Namun, orang tua masih berpikir jika gigi sulung yang bermasalah akan diganti dengan gigi permanen. Padahal kesehatan gigi akan berpengaruh pada kualitas hidup dan tumbuh kembang anak.

Sejak anak berumur satu tahun, orang tua diwajibkan untuk membawa anak ke dokter gigi. Hal tersebut supaya orang tua mendapatkan edukasi soal pencegahan karies pada gigi anak, mendapatkan penanganan gigi berlubang secepatnya dan membiarkan anak tidak asing dengan ruangan dokter gigi.

Felicia mengatakan, orang tua juga sudah dapat menyikat gigi anaknya meskipun masih berumur satu tahun. Ukuran sikat gigi harus disesuaikan dengan mulut anak dan menggunakan bulu sikat yang halus supaya tidak menyakiti gusi anak.

Mereka juga harus mendampingi anak menyikat gigi hingga umur 8 tahun karena berhubungan dengan kemampuan motorik halus anak. Kemampuan tersebut berhubungan dengan keterampilan fisik yang melibatkan otot kecil dan koordinasi mata-tangan.

"Tujuannya kan untuk mengedukasi orang tua, soal mencegah karies. Semakin besar lubang (gigi) maka penanganan semakin rumit," tuturnya.

Menurut Felicia, jika gigi berlubang maka perlu ditambal. Lubang gigi yang tidak dirawat akan bertambah besar dan mencapai ruangan terdalam gigi yang berisi jaringan saraf dan pembuluh darah (pulpa).

Selanjutnya, karena gigi tidak dapat langsung ditambal maka dibutuhkan perawatan saraf terlebih dahulu hingga sembuh. Dan hal itu biasanya terjadi karena ketidakpedulian pada karies gigi.

"Karies biasanya terjadi dari anak yang tidak bisa membersihkan gigi. Jika karies tidak dirawat maka akan semakin besar dan nantinya gigi itu habis," tuturnya.

Bagi sebagian anak, dokter gigi adalah sosok yang menakutkan. Felicia mengatakan, ketakutan anak pada dokter gigi biasa bermula dari cara didik orang tuanya.

Seringkali dia menemukan orang tua yang dengan sengaja mengatakan bahwa sakit gigi itu menyakitkan. Ruangan dokter gigi pun menjadi hal yang seram bagi mereka.

"Jangan takuti anak dengan dokter gigi. Seperti halnya, kalau anak bertanya apa sakit dicabut giginya, sebisa mungkin jangan ucapkan hal yang menakutkan," tuturnya. (sys)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER