Uang Jadi Alasan Utama Orang Malas ke Dokter Gigi

Lesthia Kertopati | CNN Indonesia
Senin, 12 Des 2016 05:40 WIB
Harga pemeriksaan gigi yang terbilang lebih mahal dibanding pemeriksaan kesehatan lain, menjadikan orang malas datang ke dokter gigi.
Biaya perawatan gigi yang mahal jadi alasan utama orang malas ke dokter gigi. (jarmoluk/Pixabay)
Jakarta, CNN Indonesia -- Banyak orang malas berkunjung ke dokter gigi. Takut, jadi alasan yang banyak diungkapkan. Tapi, sebuah studi yang dipublikasikan Health Affairs menyatakan hal berbeda.

Alasan sebenarnya orang malas ke dokter gigi adalah karena tagihan yang membengkak.

Mengutip Fox News, Health Affairs menyebut, harga pemeriksaan gigi yang terbilang lebih mahal dibanding pemeriksaan kesehatan lain, menjadikan orang malas datang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari hasil survei, alasan biaya ditemukan tiga kali lipat lebih banyak dibanding alasan takut.

Hasil studi itu menyebutkan 13 persen orang dewasa berpenghasilan menengah menghindari dokter gigi karena tidak ingin membayar mahal.

Sementara, sebanyak 25 persen orang dewasa dengan penghasilan rendah terpaksa memprioritaskan pemeriksaan kesehatan yang lain, yang sesuai dengan pendapatan mereka.

Uniknya, masalah biaya ini juga disebutkan oleh mereka yang berpenghasilan tinggi dan punya asuransi kesehatan pribadi.

“Untuk gigi, asuransi biasanya hanya menanggung biaya pemeriksaan dasar, tapi tidak biaya tambahan. Sementara, biaya tambahan itu sangat mahal,” ujar penulis studi Marko Vujicic.

“Semua hal lain di luar pemeriksaan dasar, seperti veneer, tambalan dan restorasi, ekstraksi gigi, pemasangan gigi palsu dan perawatan ortodontik, semua tidak ditanggung asuransi.”

Data tahun 2015 menyebut, warga Amerika Serikat membayar biaya perawatan gigi dari kantong sendiri sebesar 40 persen. Sementara, biaya kesehatan umum yang harus dibayar pribadi hanya 11 persen.

“Hal ini menunjukkan bahwa asuransi kesehatan belum memberikan manfaat yang maksimal bagi kesehatan warga,” papar Vujicic.

Dia menambahkan, studi yang ia lakukan bisa menjadi dasar perubahan sistem pembayaran asuransi kesehatan gigi, yang selama ini mengacu pada sistem ‘pembayaran per perawatan’. (les)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER