Audisi Model, Paris Fashion Week Dibayangi Dugaan Rasisme

Elise Dwi Ratnasari | CNN Indonesia
Jumat, 03 Mar 2017 07:18 WIB
Paris Fashion Week dibayangi kisruh permasalahan seputar diskriminasi terhadap audisi model kulit hitam, serta perlakuan yang tak mengenakkan bagi para model.
Paris Fashion Week dibayangi kisruh permasalahan seputar diskriminasi terhadap audisi model kulit hitam, serta perlakuan yang tak mengenakkan bagi para model. (Foto: AFP PHOTO / bertrand GUAY)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pekan peragaan busana Paris Fashion Week, yang berlangsung 28 Februari - 8 Maret, dibayangi persoalan seputar audisi model.

Ada yang menduga agensi model untuk label yang kali ini memamerkan koleksinya mengenyampingkan model kulit hitam. Tidak hanya itu, semasa audisi, para model juga mendapat perlakuan tidak wajar dan manusiawi. Beberapa label yang diduga tersandung persoalan ini di antaranya Maison Margiela, Lanvin, dan Balenciaga.

James Scully, salah seorang pelaku fesyen senior di industri peragaan busana, lewat akun Instagramnya, pada Selasa menyulut persoalan ini pertama kali.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya kecewa ketika datang ke Paris dan mendapati persoalan ini," ungkapnya, seperti dilansir The Guardian, Rabu (1/3).

Scully menduga label Perancis, Lanvin melakukan diskriminasi terhadap model-model berkulit gelap. Dugaan ini pun mendapat dukungan dari beberapa model seperti Joan Smalls, Helena Christensen dan Carolyn Murphy.

"Saya dengar dari beberapa agen, bahwa mereka menerima mandat dari Lanvin untuk tidak memilih model kulit berwarna dalam peragaan mereka," tulisnya di Instagram.

Menanggapi hal ini, Lanvin menampik tuduhan Scully. Perwakilan Lanvin berkata pada The Guardian bahwa audisi yang dilakukan Lanvin dalam pertunjukkan terakhirnya berbeda. Ia berkata tuduhan Scully terhadap Lanvin tidaklah benar.

Perancang Bouchra Jarrar juga angkat bicara soal isu rasisme ini. Setelah ia memamerkan koleksi busana musim gugurnya, ia berkata ruang ganti miliknya berisi perempuan dari berbagai latar belakang ras.

"Apa yang mereka bicarakan? Ruang ganti kami penuh dengan gadis-gadis dari berbagai tempat. Malah faktanya, tidak ada satupun dari mereka yang berasal dari Perancis," ujarnya menegaskan.

Dugaan lainnya

Selain dugaan rasisme, Scully juga menduga ada perlakuan tidak layak yang diterima para model saat proses casting. Pada Selasa (1/3), ia mengunggah tulisan di akun instagramnya.

Balenciaga, salah satu label berpengaruh di Paris telah memecat agensi casting mereka karena para model diperlakukan tidak layak. Scully menuduh saat casting, 150 model dibuat menunggu berjam-jam di tangga yang gelap sementara direktur casting pergi makan siang.

"Biasanya, mereka menutup pintu, pergi makan siang dan mematikan lampu tangga, meninggalkan para gadis dengan hanya penerangan dari ponsel mereka masing-masing," tulisnya. "Tidak hanya perlakuan tak wajar terhadap para model, ini juga berbahaya dan meninggalkan trauma bagi beberapa gadis yang saya ajak bicara."

Terkait persoalan ini, rumah mode Balenciaga dikabarkan berhenti menggunakan agensi yang dituduh melakukan hal tak mengenakkan tersebut. Mereka juga menuliskan permohonan maaf dan meminta agensi model mengungkap kejadian sebenarnya sekaligus meminta para model untuk menceritakan situasi yang mereka alami. Balenciaga juga mengutuk insiden itu dan berkomitmen untuk bekerja dengan lebih memperhatikan para model.

Maida Gregori Boina, salah seorang direktur casting membantah tudingan Scully. Ia mengatakan tudingan yang diarahkan pada agensi 'tidak akurat'.

Selain Lanvin dan Balenciaga, Scully juga menyoroti rumah mode lain soal keterlibatan model dengan usia di bawah umur, yakni 15 tahun dalam pertunjukan. Namun ia tidak menyebutkan rumah mode ini secara spesifik. Ia menuliskan: "Suatu hal tak terbayangkan untuk saya bahwa orang tidak peduli dengan hidup dan perasaan gadis-gadis ini, khususnya perasaan mereka, terlalu banyak model berusia di bawah 18 tahun dan sudah jelas mereka tidak siap di sini."

Perjuangan model 

Model top Inggris, Edie Campbell mengatakan pada The Guardian bahwa deskripsi Scully soal perlakuan tidak layak yang diterima para model pertunjukkan Balenciaga bukanlah hal yang aneh.

"itu mungkin bukan contoh paling mengejutkan yang pernah saya dengar," kata Campbell.

Campbell berkata bahwa ia merasa beruntung berada pada agensi dengan manajemen yang baik. Tetapi ia juga mengakui ada juga hal-hal yang mengecewakan. Ia melihat para gadis berlari-lari di studio. Menurutnya seperti pasar ternak.

Industri mode, lanjut Campbell, adalah industri informal, sehingga batas-batas itu seakan tidak ada. Orang-orang dapat bertingkah laku dengan cara yang tidak akan pernah diterima di lingkungan kerja lain.

"Sistem di industri mode juga tertutup. Kalau Anda berani bicara, Anda akan menghadapi hal yang paling berat yakni tidak akan pernah bekerja lagi di sini. Dan itulah mengapa apa yang James Scully lakukan sangat luar biasa berani dan harus diapresiasi," tambahnya.

Model Rina Sawayama berkata dia pernah mengalami pengalaman rasisme yang mengejutkan saat pengambilan gambar dengan sebuah label besar. Tetapi ia mengakui bahwa segala sesuatu berubah dan arah pembicaraan pun berubah. Perlu waktu lama memang, tapi ia yakin media sosial bisa membuatnya lebih cepat. (rah)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER