Menyulap 'Warkop' Jadi Etalase Kopi Indonesia

Tiara Sutari | CNN Indonesia
Minggu, 05 Mar 2017 00:02 WIB
Badan Ekonomi Kreatif tengah gencar mengubah paradigma masyarakat terhadap kopi dari komoditas menjadi gaya hidup, salah satunya melalui warung kopi.
Warkop bisa menjadi cara untuk mengubah cara pandang masyarakat akan kopi, dari komoditas menjadi gaya hidup. (josealbafotos/Pixabay)
Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) saat ini sedang menggalakan penggunaan potensi sumber daya alam dengan cara meningkatkan penggunaan potensi sub sektor kuliner yaitu kopi.

Penggunaan potensi tersebut salah satunya dengan mengubah paradigma masyarakat terhadap kopi dari komoditas menjadi gaya hidup.

Wakil Kepala Bekraf Ricky Joseph Pesik mengatakan, perubahan paradigma ini penting dilakukan untuk memanfaatkan biji kopi sebagai salah satu sektor ekonomi kreatif. Sebab, kata dia, hal tersebut bisa berpengaruh terhadap kreativitas masyarakat Indonesia dalam mengolah atau memanfaatkan biji kopi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mindset-nya diubah. Bukan menduniakan kopi, tapi membuat masyarakat mencintai kopi kita, bukan kopi outlet asing. Buat kopi Indonesia sebagai gaya hidup masyarakatnya sediri," kata Ricky di kawasan Taman Suropati, Jakarta, Sabtu (4/3).

Dia juga menambahkan, kopi Indonesia tidak perlu lagi dibuat mendunia.

“Kopi Indonesia sudah mendunia sejak ratusan tahun lalu," tuturnya.

Di sisi lain, Ricky menyebut, perubahan paradigma itu bisa diawali dengan membangun warung-warung kopi seduh non-sachet dengan konsep yang lebih Indonesia. Misalnya kata dia, membangun kafe kopi dengan memanfaatkan kopi-kopi asli yang berasal dari seluruh Nusantara.

"Memang selama ini sudah banyak, tapi ini bisa diubah dengan cara pendekatan yang lebih nusantara, classy dan murah. Selama ini kenapa masyarakat lebih tetarik minum kopi merk asing dari pada minum di warung kopi, karena harga dan gengsi saja. Ini yang perlu diubah," kata dia.

Lebih lanjut, Ricky mengatakan usaha kreatif dibidang kopi ini bisa dengan menonjolkan sub sektor lain seperti kriya. Nantinya penjualan kopi bisa menggunakan alat seduh manual sehingga memiliki kesan unik tersendiri dibanding dengan mesin penyeduh kopi yang modern.

"Kita tonjolkan keunikan di warung kopinya, alat seduh yang masih manual tapi artistik, selain itu bisa juga memanfaatkan e-commerce untuk penjualan," kata dia.

Sementara itu, pakar kopi Daroe Handojo mengatakan peluang menjadi pengusaha kopi di Indonesia sendiri memang cukup besar. Tidak ada tantangan yang signifikan terkait bisnis kopi ini. Hanya tinggal membuat masyarakat beralih meminum kopi Indonesia alih-alih kongko di outlet kopi asing.

(les)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER