Orang Tua Guru Seks Paling Tepat Bagi Anak

Hizkia Darmayana | CNN Indonesia
Rabu, 08 Mar 2017 15:18 WIB
Orang tua bisa guru tepat untuk menerangkan pengetahuan tentang seksualitas pada anak-anak dengan cara yang sesuai dengan kebutuhan dan usia.
Orang tua adalah guru tepat untuk mengajarkan pendidikan seksual. (CNN Indonesia/Gautama Padmacinta)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bukan rahasia apabila pendidikan seks masih menjadi kontroversi di negeri ini. Seksualitas masih dianggap tabu untuk diperkenalkan sejak usia dini.

Lantas bagaimana pendidikan seks yang paling 'aman' bagi anak-anak?

Usep Solehudin, Sekretaris Yayasan Pelita Ilmu dan Ahli Kesehatan Masyarakat mengatakan orang tua adalah guru paling cocok dan aman bagi anak-anak untuk mendapatkan pendidikan seks.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Orang tua bisa menerangkan pengetahuan tentang seksualitas pada anak-anak dengan cara yang sesuai dengan kebutuhan dan usia anak. Misalnya, informasi tentang masturbasi dan daya tarik tubuh wanita diberikan pada anak-anaknya saat menginjak masa pubertas.

Selain itu, orang tua juga harus menjelaskan ancaman HIV/AIDS yang punya hubungan erat dengan perilaku seks bebas tidak aman. Pengetahuan ini penting agar anak-anak bisa terhindar dari cengkeraman virus berbahaya itu.

Orang tua juga harus terbuka dan jadi tempat nyaman bagi anak-anak berbagi cerita apa pun, termasuk seksualitas. Keterbukaan itu harus dimulai sejak anak-anak masih kecil atau belum memasuki masa puber.

"Hal itu akan membuat anak nyaman bicara dan bertanya pada orang tua tentang seks, tanpa takut dimarahi," kata Usep saat ditemui dalam sebuah acara diskusi di Jakarta, Selasa (7/3).

Lantas, bagaimana apabila anak cenderung tertutup dan sulit terbuka dengan orang tua?

Orang tua wajib merubah kondisi itu. Yang terpenting orang tua harus memiliki kemauan untuk memiliki hubungan dekat dengan anak. Banyak cara untuk mencairkan kebekuan hubungan dengan anak.

"Salah satu cara yang bisa diterapkan orang tua untuk akrab dengan anak adalah dengan tidak memarahi anak selama seminggu, atau sehari," ujar Usep.

Selain itu, lanjut Usep, kalau anak dimarahi guru, orang tua jangan ikut memarahi anak. Tapi justru harus membela anak. Disitulah sang anak merasa dekat dengan orang tua.

Usep mengatakan, peran orang tua dalam memberikan pendidikan seks pada anak sangat penting sebab bisa mencegah anak-anak jatuh pada hal negatif untuk mencari jawaban. Hal-hal negatif itu antara lain konten pornografi, narkoba, bahkan praktik seks bebas.

Saat anak terjebak dalam hal seperti itu, bahaya HIV/AIDS kian nyata. Karena anak tidak mengerti hubungannya antara seks bebas tak aman dengan HIV/AIDS.

Survei Kementerian Kesehatan pada 2011 mengungkapkan hanya 20 persen remaja Indonesia usia 15-24 yang memiliki pengetahuan memadai tentang hubungan HIV dan perilaku seksual.

"Keterbatasan pengetahuan akibat ketiadaan pendidikan seks bisa menjerumuskan generasi muda pada praktik seksual tak aman. Dari situlah, virus HIV/AIDS mengancam," ujar Pierre Frederick, Deputy GM Condoms Business PT. DKT International.

(sys)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER