Jakarta, CNN Indonesia -- Obesitas dapat menyerang seseorang menjadi penderita penyakit ginjal kronis. Setidaknya, satu dari 10 orang menderita penyakit ginjal kronis setiap harinya di seluruh dunia mengalami obesitas.
Saat seseorang memiliki obesitas, maka ginjal harus bekerja lebih berat dan menyaring darah lebih banyak dari normalnya untuk memenuhi tuntutan metabolik yang meningkat sesuai berat badannya.
Akibatnya, kerusakan pada ginjal terjadi dan seseorang terkena resiko penyakit ginjal kronis dalam jangka waktu yang lama. Orang dengan obesitas berisiko 83 persen menderita penyakit ginjal kronis dibanding dengan pemilik berat badan normal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Instalasi Gizi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Triyani Kresnawan, mengatakan untuk mencegah terjadinya obesitas, seseorang harus memiliki susunan makan yang baik. Susunan makanan itu harus berupa sumber zat tenaga, sumber zat pembangun dan sumber zat pengatur.
Ketiga sumber itu penting karena zat tenaga berfungsi untuk melaksanakan kegiatan sehari-hari. Zat pembangun berfungsi untuk pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan, termasuk membentuk sel baru, mengganti sel rusak dan memelihara sistem kekebalan tubuh. Sedangkan zat pengatur berfungsi sebagai pengatur proses yang terjadi dalam tubuh.
“Upaya untuk menyeimbangkannya adalah dengan mengkonsumsi aneka pangan, biasakan hidup bersih, melakukan aktifitas fisik dan memantau berat badan secara teratur untuk menjaga berat badan normal,” ujarnya di Jakarta Pusat, Rabu (8/3).
Triyani mencontohkan makan siang yang dapat disantap oleh masyarakat seperti nasi yang dipadukan dengan daging dan sayuran (wortel dan buncis) serta tidak ketinggalan sebuah apel. Untuk minumnya sendiri, akan lebih baik jika hanya segelas air putih.
Meski demikian, Triyani mengatakan, untuk mendapatkan pola makan seimbang harus dilakukan sosialisasi dari dalam keluarga. Hal itu menjadi panutan yang nantinya diikuti anak-anak.
“Sosialisasi dalam keluarga harus dilakukan karena menyangkut pola hidup anak yang akan dibawa sampai dewasa,” tuturnya.
Berdasarkan data yang diperoleh, pada tahun 2007 terdapat 19,1 persen penduduk Indonesia berusia diatas 18 tahun yang mengalami obesitas. Jumlah itu meningkat di tahun 2013 menjadi 28,7 persen. Selain itu, 200 juta penduduk di dunia mengalami obesitas dan 220 juta diantaranya adalah anak sekolah.
Untuk mengetahui apakah seseorang memiliki berat badan normal adalah dengan menghitungnya ‘berat badan (kg) dibagi dengan tinggi badan (meter persegi)’ dari sana akan diketahui indeks masa tubuh. Hal itu merupakan hasil hitung dan menjadi indikator kadar berat tubuh seseorang.
Jika seseorang disebut kurus maka dia memiliki indeks masa tubuh sebesar 17-<18,5. Untuk berat badan normal nilainya 18,5-25,0. Orang gemuk memiliki indeks masa tubuh >25-27. Sedangkan orang obesitas memiliki nilai >27.
(sys)