Balita Rentan Terserang Radang Paru

Gloria Safira Taylor | CNN Indonesia
Senin, 13 Mar 2017 07:33 WIB
Banyak orang tua tidak menyadari bahayanya Pneumonia terhadap anak. Indonesia masuk dalam daftar 10 negara dengan angka kematian balita tertinggi
Bayi menganggukan kepala mungkin tanda awal gejala pneumonia. (Thinkstock/Wavebreakmedia Ltd)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pneumonia atau radang paru merupakan pembunuh utama untuk anak usia bawah lima tahun (balita). Meski demikian, masih banyak orang tua yang tidak menyadari bahayanya penyakit tersebut terhadap buah hati mereka.

Ketua UKK Respirologi Ikatan Dokter Anak Indonesia, dr Nastiti Kaswandani, SpAK mengatakan, angka kematian pada penderita pneumonia terbilang tinggi. Dari data UNICEF tahun 2015, 5,9 juta balita di dunia meninggal dan 13 persen diantaranya karena pneumonia (post-neonatal) dan 3 persen karena pneumonia (neonatal).

"Batuk memang gejala umum dan merupakan salah satu mekanisme pertahanan. Biasanya banyak pertanda awal peradangan di saluran pernapasan dan tidak semua batuk menjadi pneumonia,"ujarnya di Menteng, Jakarta Pusat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan data UNICEF tahun 2015, Indonesia masuk dalam daftar 10 negara dengan angka kematian balita tertinggi. Di Indonesia, setiap jam terdapat 2-3 balita meninggal karena pneumonia.

Penyebab pneumonia, Nastiti mengatakan, 30 persen akibat virus, 50 persen akibat bakteri pneumococcus dan 20 persen influenza tipe B.

Gejala yang dapat diperhatikan pada anak adalah anak gelisah, frekuensi napas yang lebih cepat dari biasanya, bibir tampak kebiruan dan batuk berkepanjangan.

"Kalau dewasa mungkin bernapas dalam satu menit 20 kali, kalau anak berbeda. Biasanya, umur nol sampai dua bulan batasannya 60 kali, dua bulan sampai satu tahun 50 kali dan satu tahun sampai lima tahun batasannya 40 kali," tuturnya.

Gejala berbeda juga terlihat pada bayi. Nastiti mengatakan, bayi biasanya akan mengangguk-anggukkan kepala dengan frekuensi yang lebih sering. Namun, orang tua justru kerapkali beranggapan bahwa anaknya sedang menari dengan menggoyangkan kepala.

"Orang tua kadang belum tahu kalau itu gejala juga, bayi mengangguk kepala itu berusaha untuk mencari oksigen, "tuturnya.

Jika anak sudah sesak napas, Nastiti mengatakan, orang tua harua segera membawa dan memeriksakanya ke rumah sakit.

Untuk mencegah balita terserang pneumonia adalah dengan memberikan imunisasi lengkap, pemberian profilaksis kotrimoksazol pada HIV, pemberian zinc pada kasus diare dan pencegahan HIV. (sys)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER